kesiapan dan cinta

2.2K 107 0
                                    

Bila keegoisan di pertahankan, pastilah akan ada keretakan,
Ku memang terluka, namun bukan berarti ku menyerah dan
karnaNya lah aku bertahan

💛💛💛💛💛

Sebulan telah berlalu, terlihat Nadia menampakkan dirinya diruang operasi, kini ia kembali dengan rutinitasnya sebagai dokter, yang siap menyapa pasien-pasienya. Mendengar keberadaan Nadia, Alif langsung menuju ke rumah sakit tempat Nadia bekerja.

Braakkk  “suara pintu yang begitu keras karna Alif memaksa untuk membukanya.

“….”

“….”

“Assalamualaikum Mas”

Alif segera memeluk sang istri dengan erat, berjanji tidak akan melepaskannya lagi, tidak peduli dengan pandangan beberapa orang yang sedang melihatnya, ia hanyalah seorang suami yang merindukan istrinya.

“Mas, kamu belum jawab salam aku?” kata Nadia mencoba melepas pelukan Alif.

“….”

“Mas?”

“walaikumsalam, kamu udah berubah Nad?” kata Alif tanpa memalingkan arah pandanganya terhadap Nadia. Yang hanya dibalas dengan kerutan di kening Nadia yang membuat alisnya hampir menyatu.

“muka kamu nggak merah lagi, biasanya kalau aku pandangin lama, muka kamu akan merah”

“….”

“tapi ternyata aku salah, muka kamu masih merah” lanjut Alif sambil mencium kening Nadia lama.

Kabar mengejutkan terdengar dari Aisyah, begitu mendengar kabar keberadaan Nadia, Aisyah segera keluar rumah menghentikan taxsi dan membawanya kerumah sakit, saking senangnya mendengar kabar Nadia, ia bahkan lupa menggunakan alas kaki.

Begitu sampai di rumah sakit belum sempat ia menyapa Nadia, Aisyah sudah terkulai lemah dan pinsan.

“Astagfirullah, Mas” kata Nadia begitu melihat Aisyah, berada depan ruanganya.

Segera Alif mengangkat tubuh Aisyah menuju ruang perawatan, beberapa selang dan alat-alat lainya terpasang ditubuhnya. Sedangkan Alif menunggu diluar, dan Nadia berhasil masuk keruang tempat Aisyah diberi pertolongan.

“Mba Aisyah, bertahanlah” kata Nadia saat melihat mata Aisyah terbuka”.

”berjanjilah tidak akan meninggalkan Mas Alif” kata Aisyah pelan, namun masih terdengar oleh Nadia.

“…”

Setelah proses pertolongan pada Aisyah, begitu sadar ia langsung dipindahkan ke kamar peristrahatan pasien, tampak Alif yang sedang membacakan QS. Ar-Rahman untuk Aisyah, Nadia menahan tangisnya agar tak keluar didepan Aisyah, ia harus meyakinkan Aisyah bahwa ia akan menerima semuah ini, ia berjanji tidak akan meninggalkan Mas Alif sesuai permintaanya. Begitu sadar dari tidurnya Nadia akan mengatakan semuanya pada Aisyah, bahwa ia mampu untuk berbagi denganya, sebagaimana ia juga mampu untuk berbagi, semuanya akan ia lakukan untuk Aisyah, demi Aisyah karena inilah takdir yang diberikan Allah padanya.

“Nadia?”

“kamu udah bangun sayang?” kata Alif mendengar Aisyah bersuara, namun sedikit menggores hati Nadia tak kala Alif memanggil Aisyah dengan sebutan sayang.

“Astagfirullah, baru saja ia berniat untuk menerima Aisyah, kenapa begitu sulit ketika Alif mengatakan sayang” suara hati Nadia.

“Nadia” ulang Aisyah, yang membuat Nadia menghampirinya.

Alif melihat wajah Nadia dengan senyuman. Namun senyuman itu menyiratkan kesedihan, sekali lagi Alif membuatnya terluka.

“aku pengen bicara sama Nadia berdua Mas?”

“….”

“Ada apa Mba, apa Mba Aisyah butuh sesuatu?”

“…”

“Mba Aisyah dari tadi belum makan kan, bentar aku ambilin?”

“kamu itu istrinya Mas Alif, bukan pengasuhku Nad, jika ingin marah, aku siap dengan kemarahanmu, kau menyuruhku meninggalkan Mas Alif aku akan…” Kata Aisyah dengan suara sedikir bergetar.

“bagaimana bisa aku menyuruh Mba Aisyah meninggalkan Mas Alif, Mba Aisyah lebih dulu mengenal Mas Alif dari pada Aku, kalau Mba Aisyah aja bisa berbagi denganku, maka aku juga akan bisa berbagi denganmu Mba”. Jelas Nadia.

“aku memang lebih dulu mengenal mas Alif, tapi Mas Alif lebih dulu mengenalmu Nadia”.

“maksud Mba Aisyah?”

Pertanyan Nadia tak dijawab Aisyah karena beberapa keluarga tiba-tiba datang dan masuk, bahkan Abi dan Ummi juga datang begitu pula Mama dan juga kak Anaya iparnya beserta suaminya juga datang jauh-jauh dari Medan.

“Assalamualikum”

“Abi,,Ummi,,?” kata Nadia menghampiri kedua orang tuanya, yang jarang sekali ia temui.

“masa Abi sama Ummi doang yang dipeluk” kata Mama sedikit cemberut yang dibuat-buat.

“iya deh Mama”

“bagaimana keadaan kamu sayang” kata Ummi pada Aisyah.

“Alhamdulillah Mi”.

“Mas Alif kemana dek?” kata Anaya
Nadia melirik Aisyah sebelum Aisyah mengatakan kalau Mas Alif keluar sebentar cari makanan, mana mungkin ia menceritakan kalau mereka menyuruh Mas Alif keluar karna mereka ingin membicarakan satu hal, yang mereka ketahui sekarang adalah bahwa mereka bertiga kini hidup dengan bahagia saling melengkapi tanpa rasa beban sedikitpun. Dan untung saja Alif datang dengan membawa beberapa makanan, dan kelihatan kaget begitu melihat beberapa keluarganya telah berkumpul diruangan Aisyah.

“Ass..sala..mu..alikum”

“walaikumsalam” jawab keluarga itu bersamaan, membuat Nadia tersenyum dan Alif melihat senyuman Nadia yang singkat itu, kali ini senyuman yang benar-benar tulus yang diberikan Nadia.

“maaf, permisi. Dokter Nadia, perlengkapan operasinya telah siap, limabelas menit lagi dokter Zahra akan menyusul” kata seorang suster yang tiba-tiba masuk.

“kalau begitu Nadia permisi sebentar” kata Nadia pamit pada keluarga besarnya itu. Tak lupa meminta izin suaminya sambil mencium punggung tangan Alif, dan pandangan Alif tertuju pada Aisyah, berbeda dengan Nadia, Aisyah malah terlihat acuh dan asyik ngobrol dengan kak Anaya.

Sudah seminggu Aisyah dirawat dirumah sakit, dan belum diperbolehkan untuk pulang, dan Aisyah sangat senang, ini pertama kalinya ia betah tinggal dirumah sakit. Nadia baru saja menyelesaikan operasinya, segera mengganti pakaiannya lalu segera kembali keruangan Aisyah, kini ia terlihat begitu senang setiap kali ingin mengunjungi Aisyah, menurutnya ujian cinta yang diberikan Allah padanya hanya mampu ia terima, dan mengikuti skenario Allah yang telah diatur untuknya.

Sejauh apapun engkau menghindar, sesunyi apapun engkau tak bersuara, seribu alasan yang akan kau berikan jika hal itu sudah ditetapkan oleh Allah, maka tetaplah akan terjadi. Tetap Istiqomah dan memohon ampunannya.

katakanlah: bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya”.
(QS. Fushilat: 6)

sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “janganlah kamu merasa takut dan merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
(QS. Fushilat: 30)

Alhamdulillah up lagi 😊😊😊

Jangan bosan yaaa dengan Nadia... Alif... Aisyah... 😅😅😅


InsyaAllah kita belajar agama sama-sama... 😘😘😘

Wanita Yang Di Rindukan Surga (SELESAI)Where stories live. Discover now