Aisyah

2.4K 109 5
                                    

Karna terkadang aku berharap diamku adalah pahala
Dan kesabaranku bukanlah
keputus asahan

💛💛💛💛💛

Sudah hampir seminggu perang dingin dalam rumah tangga Alif dan Nadia berlangsung, tak ada yang memulai pembicaraan kecuali hanya hal yang penting saja, Alif bahkan selalu pulang tepat waktu agar Nadia tak berfikiran yang aneh-aneh.

Setidaknya begitulah gambaran film yang pernah ia nonton yang sama dengan kasus rumah tangganya sekarang. Ia takut akan menjadi sasaran amukan istrinya. Kalau di film sang wanita akan marah-marah ketika suaminya pulang larut dan di tuduh mapir ke istri satunya, namun Nadia berbeda dia bahkan sesekali menanyai kabar Aisyah, dan sesekali menitip salam bila Alif mengunjunginya.

Tak jarang pun Alif mulai mencoba membicarakan Aisyah pada Nadia.

Nadia pun kini tau alasan Alif menikahinya yaitu karna paksaan Aisyah untuk menikah dikarenakan Aisyah mengalami kanker serviks.

Sungguh, semoga Aisyah merupakan wanita yang dirindukan syurga, dalam kondisi kesehatanya yang memburuk ia hanya memikirkan suaminya, kelangsungan hidup suaminya, wanita yang rela membagi cinta hanya untuk membuat suaminya senang, segalanya hanya untuk suaminya dan juga karena Allah, ia melakukannya. batin Nadia ketika mendengar cerita Alif. Namun, satu hal Nadia belum mengetahui siapa sosok wanita pemberani yang selama ini Alif cerita.

"Aisyah" kata Nadia mendengar nama itu membuatnya langsung berfikir pada Aisyah sahabat yang belum lama ini ia kenal.

"iya, namanya Aisyah"

"kan banyak yang namanya Aisyah" batin Nadia, entah mengapa begitu namanya disebut pikirannya langsung pada Aisyah sahabatnya.

"aku boleh ketemu sama dia nggak Mas?" kata Nadia dengan wajah yang sulit diartikan.

"....."

Dirumah sakit Nadia sengaja mempersingkat jadwal konsultasinya pada pasien, karna hari ini ia akan bertemu dengan Aisyah, entah ia harus senang ataupun sedih, terlebih statusnya terhadap Alif adalah yang kedua.

Sungguh ia sangat mencintai suaminya, salah satu alasanya untuk tetap mempertahankan rumah tangganya, selain ia tau bahwa Allah sangat membenci perceraian. Ia tidak ingin menjadi wanita yang dibenci Allah karna melakukan hal yang dibenci-Nya juga, selain rumah tangganya itu masih bisa ia pertahankan kenapa harus di akhiri, ia juga tidak ingin menjadi wanita yang ingkar janji, ia ingat betul ketika ijab qabul yang diucapkan Alif, ia berjanji akan menjadikan Alif imam terakhirnya di dunia.

Dikantor Alif sibuk mondar-mandir diruangannya, sesekali mengacak pucuk kepalanya yang tak gatal, sahabatnya Gibran yang juga teman kerjasamanya dalam perusahaan hanya mengeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu.

"duduk dululah Lif, pikirkan apa yang seharusnya kamu lakuin, jangan hanya tinggal bolak balik, bolak balik, ntar nggak balik-balik gimana?"

"garing lu" jawab Alif datar.

"lagian punya istri dua-duanya udah solehah, apa lagi yang buat ente pusing?"

"gue pusing kapan lu nikahnya?" jawab Alif tanpa menanggapi pertanyaan Gibran.

"eeitzss, kenapa malah bahas kapan gue nikah? Lu selesaiin aja dulu masalah lu, baru ntar gue nikah"

"seriusan bro? emang udah ada calonya? Siapa? Tinggal dimana?"

"satu-satu dong kalau nanya, lu kayak Mami aja kebelet mantu."

"Astagfirullah, Mami elu tuh".

"heheh" kata Gibran sambil menunjukkan tanda V di tanganya.

Wanita Yang Di Rindukan Surga (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang