Rindu itu Memang Berat

2.4K 121 0
                                    

Karna akupun masih mencari..
Mencari kebenaran yang tersembunyi
Ingin rasa menyerah
Namun jiwa memaksa bertahan

💛💛💛💛💛

Semenjak pertemuan mereka di café, buru-buru Aisyah menyuruh Alif menyusul Nadia, namun baru selangkah, Aisyah langsung pinsan, dengan sigap Alif langsung membawa Aisyah kerumah sakit.

Sementara itu Nadia sedang membereskan sebagian bajunya untuk pergi entah kemana, sebagain jadwalnya dirumah sakit ia cancel, bahkan ia mengajukan surat cuti sementara, awalnya pihak rumah sakit keberatan dengan permintaan Nadia, namun karena Nadia merupakan salah satu pihak yang berpengaruh di rumah sakit itu, membuat hal itu mudah baginya.

"aku harus kerumah Mama" kata Nadia membulatkan tekadnya untuk kerumah mertuanya itu.

Nadia mengingat jelas, ketika ia menanyakan foto pernikahan Aisyah, dan Aisyah hanya menjawab foto pernikahan itu ada dirumah Mamanya. Tentu saja itu ada dirumah Mama mertuanya, karena Aisyah pernah cerita kalau orang tua kandungnya telah lama meninggal, lalu dimana lagi foto itu tersimpan selain dirumah mertuanya yang tak lain mertua Nadia juga.

Alif membaca surat yang ditulis istrinya, sekali lagi Allah membuatnya berada pada pilihan yang sulit, tidak mungkin ia mencari Nadia sedangkan kondisi Aisyah di rumah sakit sangatlah lemah, fakta bahwa fonis dokter terhadap Aisyah, kini Alif deng...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alif membaca surat yang ditulis istrinya, sekali lagi Allah membuatnya berada pada pilihan yang sulit, tidak mungkin ia mencari Nadia sedangkan kondisi Aisyah di rumah sakit sangatlah lemah, fakta bahwa fonis dokter terhadap Aisyah, kini Alif dengar ketika dokter meminta persetujuanya untuk memasang beberapa peralatan medis ketubuh Aisyah, agar Aisyah sekiranya tetap bisa bertahan. Allah telah menyimpan begitu banyak rahasia di kehidupan Alif, dan entah kejutan apalagi yang akan diberikan Allah untuk menguji keimanannya.

"Allah tidak membebani seseorang melainkan apa yang terdaya olehnya, ia mendapat pahala kebajikan yang diusahakanya dan ia juga menanggung dosa kejahatan yang dilakukanya..." (QS. Al-Baqarah : 286)

"adakah kamu patut menyangka bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cobaan) seperti yang telah berlaku kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kamu? Mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan harta benda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (dengan ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya :"bilakah (datangnya) pertolongan Allah?" ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada agama Allah)".
(QS. Al-Baqarah : 214)

"patutkah manusia menyangka bahwa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: "kami beriman", sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cobaan)". (QS. Al-Ankabut : 2)

"Assalamualikum Ma?" kata Nadia begitu tiba dirumah mertuanya di Bandung, yang membuat Mama sedikit terkejut dengan kedatangan Nadia yang menurutnya sangat tiba-tiba.

"Nadia udah tau semuanya Ma" kata Nadia melanjutkan.

Mama hanya mampu memeluk menantunya itu dengan wajah sedih, ia telah membuat gadis sebaik Nadia menerima perjodohan itu, ia sangat menyesal memaksa sang suami untuk menikahkan Alif dengan Nadia, kalau bukan karna Aisyah yang selalu mendesaknya untuk menikahkan Alif dengan wanita lain, ia tidak akan melakukannya, terlebih setelah Aisyah mengatakan masalah penyakitnya ditambah ia tidak akan pernah bisa memberinya cucu. Kini Nadia adalah korban dari kelalaianya. Lalai karna lupa ternyata dia juga adalah seorang wanita.

"Nadia, ayo masuk dulu" kata Mama membawa Nadia duduk di ruang tamu.

"mama ambilin minum dulu ya?"

"nggak usah Ma, Nadia cuman mampir sebentar kok"

"loh memengnya kamu mau kemana?" Tanya Mama heran.

"mau kerumah temen, Nadia cuman pengen dengar cerita dari Mama, jadi benar Mas Alif dan Mba Aisyah sudah menikah jauh sebelum Mas Alif nikahin Nadia?"

"Iya,, Mama minta maaf, mama yang sudah memaksa mereka melakukan permintaan Mama agar Alif menikah lagi, biar Mama bisa punya cucu, Mama kesepian kalau tinggal dirumah ini, ditambah Anaya ikut suaminya ke Medan, apalagi sekarang Papa kamu.." kalimat Mama terhenti begitu mengingat kenanganya bersama keluarganya dulu, di sela isakan tangisnya, aku hanya mampu memeluk Mama dalam diam, Papa telah tiada. Ia meninggal sebulan setelah pernikahanku dengan Mas Alif. Dan hal itu pula yang membuat Mas Alif memutuskan gelar dokternya dan beralih posisi melanjutkan perusahaan keluaraganya.

"Alif tau kalau kamu kesini?" Tanya Mama

"Mas Alif nggak tau, tapi Nadia udah izin untuk pergi, Nadia akan nginap disini untuk beberapa hari, tapi Nadia mohon sama Mama jangan kasi tahu ke Mas Alif, kalau Nadia di rumah Mama?, besok saja Nadia kerumah temen".

Sudah dua minggu Alif tak mendengar suara Nadia, kalau biasanya tiap bangun ia akan selalu menggoda Nadia hingga ia berangkat ke kantor, karna wajah Nadia yang selalu me-merah merupakan candu tersendiri bagi Alif, tapi kini wanita itu tak pernah memberikan kabar, bahkan Abi sama Ummi tidak mengetahui keberadaan Nadia. Bukan tidak mengetahui hanya saja tak ingin memberitahu Alif keberadaanya sesuai dengan permintaan Nadia. Ia juga mencari Nadia melalui teman-temannya termasuk Zahra, namun nihil tak ada kabar apapun tentang Nadia.

"kamu udah dapat kabar mengenai Nadia Mas?" kata Aisyah yang mencoba bangun dari tempat tidur".

"biar ku bantu"

"kamu belum jawab pertanyaan aku Mas?"

"...."

"belum ya?, aku akan bantu cari Nadia Mas" kata Aisyah yang hendak pergi dan mengerakkan tubuhnya dengan paksa.

"bagaimana kamu mau mencari Nadia, kamu sendiri aja nggak bisa gerak" kata Alif dengan sedikit nada yang tinggi.

"..."

"maafkan aku, Mas nggak bermaksud..."

"aku ngerti kok Mas, pasti berat kan? Nadia akan kembali Mas, aku janji" kata Aisyah lirih dan Alif hanya mampu memeluk sang istri dan dengan sebuah ciuman dikeningnya.

Dikantor Alif tidak begitu fokus dengan penyampaian yang diberikan di ruang rapat, sekarang ia hanya duduk dikursi kebesaranya itu dengan memandangi foto Nadia yang sedang duduk di bangku halaman rumah sakit, dan Alif mengabadikan momen itu sebelum ia menghampirinya, kalau saja Nadia mengetahui hal itu mungkin ia akan marah. Meski Nadia sangat menyukai foto, tapi ketika fotonya diambil tanpa sepengetahuanya, maka ia akan marah. Ia pasti akan terlihat jelek karna tidak mempersiapkan diri sebelum di foto, begitulah yang dikatakan Nadia saat Alif mencoba mengambil gambar Nadia yang sedang kewalahan memasak di dapur.

Bagi Alif saat itu adalah momen yang sangat lucu, bagaimana Nadia kerepotan menyiapkan makan malam padahal hanya membuat nasi goreng, yang mebutuhkan waktu hampir tiga jam dan membuat Alif menunggu hingga pukul sebelas.

Sangat berbeda ketika ia memegang pisau dapur dengan pisau bedah di ruang operasi, bagaimana ia bisa ahlih dalam membedah tubuh manusia sedangakan memotong bawang saja ia sampai kewalahan, ledek Alif waktu itu.

Sekarang Alif hanya mampu mengingat kenangan manis itu bersama Nadia. Sederhana tapi mampu membuat Alif merindukanya.

Plokkk... Plokkk... Plokkk....👏👏👏

Alhamdulillah up lagi..

Jangan bosan yaaa dengan Nadia... Alif... Aisyah... 😅😅😅


InsyaAllah kita belajar agama sama-sama... 😘😘😘

Wanita Yang Di Rindukan Surga (SELESAI)Where stories live. Discover now