Buah Kesabaran

2.5K 105 2
                                    

"Jadikan sabar sebagai tiang untuk berpegang, karna kesabaran tak pernah berhianat, selalu ada balasan yang indah bagi siapa saja yang bersabar dan ikhlas dengan ketetapan Allah"

💛💛💛💛💛

Pagi sekali Nadia menyiapakan sarapan untuk Alif, sehabis sholat subuh, ia langsung mengerjakan semua pekerjaan rumah, tak ada pembantu. Bukan, hanya saja minggu ini Mba Lin sedang pulang kampung, karena saudaranya menikah.

Setelah menyiapkan semuanya Nadia melihat Alif masih bertahan ditempat tidur padahal tadi ia sudah membangunkanya, tapi ternyata tidur lagi.

“Mas bangun, kamu nggak ke…, YA Allah Mas, badan kamu panas banget” kata Nadia kwatir pada suaminya.

“aku gpp, cuman sedikit kecapean aja” kata Alif lemah, mengingat memang kemarin-kemarin ia harus bolak balik Jakarta-Surabaya untuk mengurus beberapa urusan kantor.

“gpp gimana, bentar aku buatin bubur biar kamu bisa makan obat lalu istirahat” jelas Nadia.

“nggak usah” kata Alif buru-buru, mengingat istrinya ini tidak pandai dalam hal masak-memasak.

“tenang aja Mas, aku udah pintar kok masak bubur” kata Nadia meyakinkan.

Nadia sedang memotong beberapa sayuran yang ingin dimasukkanya kedalam panci, sambil mendengar instruksi dari Mama melalui handphone nya. Ia meminta ibu mertuanya itu membantunya membuat bubur, bukanya tidak ingin meminta pertolongan Umminya, hanya saja Abi dan Umminya sedang menjalankan ibadah umroh, ia tidak inggin menggangu ibadah orang tuanya itu hanya karena sebuah bubur.

“Jangan masukkan apapun sebelum buburnya mateng” terdengar suara disebrang sana.

“aku udah selesai motong sayurannya Ma?” teriak Nadia yang membuat Alif menghampirinya.

“Mas, kamu ngapain kesini” Kata Nadia yang hanya dapat balasan pelukan dari Alif.

“Mas, aku lagi buat bubur buat kamu, kalau kamu kayak gini mana bisa aku buat buburnya” oceh Nadia.

“uwekkkk,,, uwekkkk,,,” suara Alif yang ingin muntah.

“halo Ma, udah dulu ya, Mas Alif muntah nih, Assalamualaikum” kata Nadia pada Mama sebelum memutuskan telphonenya.

“kita kedokter aja ya Mas, takutnya kamu salah makan atau apalah itu” kata Nadia yang hampir menangis, melihat kondisi suaminya.

“nggak usah, kan ada kamu dokternya” kata Alif sambil menarik tangan Nadia untuk mengikutinya duduk di sofa ruang keluarga, dan Alif langsung merebahkan kepalanya diatas paha Nadia.

“Mas kamu belum sarapan”

“nanti aja”

Sudah tiga hari Alif masih demam, bahkan demamnya naik ketika menjelang sore hari, Nadia takut kalau suaminya itu terkena tipes, tapi Alif memaksa untuk tetap dirumah saja. Alif juga makin manja pada Nadia, yang sedikit memberatkan Nadia seperti menyiapkan makan malam, dan juga mencuci piring Alif selalu menempel padanya.

“Mas, aku nggak bisa ngapa-ngapain kalau kamu kayak gini terus” kata Nadia rishi.

“uwueekkkk,” Alif muntah lagi, hampir saja ia muntah di tubuh istrinya itu, untungnya ia segera berlari menuju kamar mandi.

“pokoknya kita kerumah sakit Mas, aku siapin baju ganti buat kamu” kata Nadia yang sedikit berteriak karena Alif berada di dalam kamar mandi.

Tak butuh waktu lama Nadia dan Alif sekarang berada diruang pemeriksaan Dokter Rifal, salah satu kenalan Nadia.

Wanita Yang Di Rindukan Surga (SELESAI)Where stories live. Discover now