PROLOG

1.2K 34 3
                                    

Malam hari.

Renata mengatur barang-barang seperlunya saja ke dalam koper. Besok pagi adalah hari ditunggu Renata. Terpilih sebagai salah satu siswa dalam rangka pertukaran pelajar antarprovinsi ke tanah Jawa sangat membuat Renata antusias.

SMA BINALAR telah masuk sebagai sekolah untuk mengirimkan murid yang telah lulus seleksi untuk belajar selama enam bulan di SMA Nusa Jaya, sekolah yang berkumpulnya para ilmuan astronomi; ilmuan sastra; fisika; arkeolog dan; lainnya.

"Rena? Sudah selesai beres-beresnya?" panggil Anita yang sedikit berteriak.

"Iya, sudah selesai, Ma."

"Kalo begitu ayo makan malam dulu,"

Renata melangkah keluar dari kamar tidurnya dan menuju ruangan makan.

Melihat sup ayam wortel dimasak sang Ibu, Renata tidak bisa tahan tidak mengambil sup di meja. Ia mulai menuangkan ke piring terdapat nasinya.

"Hhmm," gumam Renata lalu membinarkan mata. Ia merasa makanan kesukaan dari masakan sang Ibu tiada dua di dunia ini.

Kedua orang tua Renata menggelengkan kepala melihat Renata dan bagaimana ia makan seperti tidak makan dalam waktu setahun.

"Rena, nanti kalo di sana jangan lupa makan!"

Suara dari Sang Ayah terdengar tegas lantas Renata menjawab sopan, "Iya, Papa."

Entah bagaimana makan malam Renata bersama kedua orang tuanya selesai cepat.

Renata masuk ke kamar tidur dan membaca dongeng Si Kancil dan Buaya, ia selalu suka membaca dongeng sebelum pergi tidur.

"Rena, bangun, sudah subuh. Salat dulu. Setelah itu mandi." Renata mengenyit ketika merasakan usapan dari tangan lembut sang Ibu di rambut kepala. "Rena, ayo, bangun. Waktunya salat subuh nanti terlewat lagi jika kamu tidur terus."

"Iya, Mama."

Kedua mata Renata masih berat mengadaptasi pandangan ke sekitar dalam kamar tidur. Ia mengerjap beberapa kali, barulah kemudian pandangan di depan lalu sekitarnya telah membaik. Beranjak dari tempat tidur, ia segera menuju ke kamar mandi, lalu mengambil air wudhu.

Setelah salat subuh, Renata mandi lalu sarapan. Di meja makan keluarga, Renata melihat sang Ibu menyiapkan roti dengan oleh cokelat sebagai penambah selera makan.

"Rena, semua barang bawaanmu sudah lengkapkan?" Sang Ibu bertanya kemudian menaruh roti yang selesai dioles ke piring Renata.

Renata mengangguk.

"Iya. Ma, Papa di mana? Nggak sarapan?"

Setelah satu kunyahan dan berhasil masuk ke dalam tenggorakan, Renata barulah bertanya kepada Sang Ibu.

"Papa sudah sarapan dari tadi. Sekarang sedang memanaskan mobil. Kan, mau antar kamu ke bandara."

Renata mengangguk-angguk.

"Kalau sudah selesai, ambil kopermu. Mama beresin piring kotor ini dulu. Habis itu Mama akan nyusul ke luar."

"Iya."

Renata mengambil koper, yang ia letakan di ruang tamu. Berjalan menuju halaman depan lalu tempat mobil terparkir ia melihat sang Ayah menyalakan mobil.

"Sini, Papa yang angkat saja. Mama tidak ikut?"

"Mama lagi bersihin piring kotor. Nggak lama lagi selesai."

Setelah menjawab pertanyaan ditujukan dari sang Ayah, Renata masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi jok belakang.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Where stories live. Discover now