BAB 26

120 7 0
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi di penghujung mata pelajaran yang telah selesai. Seluruh murid SMA Nusa Jaya keluar dari kelas mereka masing-masing.

Ares berada di kelas, cepat-cepat mengatur buku dan pulpen lalu dimasukan ke dalam tas.

Ucup memerhatikan heran ke arah Ares yang terburu-buru mengisi buku dan pulpen ke dalam tas.

"Res, kenapa buru-buru?" tanya Ucup heran.

"Ada janji dengan seseorang." Ares tidak ingin Renata menunggu, maka Ares belum gerakan yang cepat seperti mempelaju durasi waktu.

Ucup menggelengkan kepala.

"Ares. Ares. Segitu senangnya lo bakal jalan dengan Renata. Kayak bocah banget wajah lo itu," punggung Ares sudah menghilang ketika Ucup bergumam.

Ares menunggu Renata sambil memati dan nyalakan ponselnya seperti orang bodoh saja.

Kelas Renata baru saja selesai mengakhiri pelajaran. Terlihat seorang guru juga baru keluar dari kelasnya.

Ares setengah mengintip ke jendela kelas. Di dalam kelas, Renata sementara memasukkan bukunya ke dalam tas. Ares sekilas tersenyum. Lalu mengalihkan kembali pandangannya ke arah lain.

Teman-teman sekelas Renata mulai keluar satu-persatu. Ada beberapa anak cewek, menatap Ares sambil berbisik. Ares menjadi heran. Apa ada yang salah dengannya?

"Maaf Kak, aku membuat Kakak menunggu." Renata yang menggandeng tas ransel memberikan senyum tipis.

"Tidak apa-apa." Ares menarik pelan pergelangan tangan Renata dan berlari kecil ke koridor kelas yang sedikit ramai oleh murid SMA Nusa Jaya.

Beberapa pasang mata terkejut melihat Ares dan Renata bergandengan tangan sembari berlari kecil di koridor.

Ares mengidupkan motor sport-nya. Renata mengamati saja apa yang dilakukan Ares.

"Nih pake helmnya." Ares memberikan helm warna merah pada Renata.

Renata mengangguk dan memakai helm yang diberikan Ares.

Ares dan Renata keluar meninggalkan halaman sekolah. Namun ditengah-tengah Ares akan keluar dari gerbang sekolah. Siswa SMA Nusa Jaya heboh. Ares merupakan salah satu cowok populer di kalangan anak-anak cewek. Banyak yang menyukai Ares.

Ares berdecih. Matanya memicing singkat. Sementara Renata yang duduk di belakang menundukkan kepala. Pasang mata ribuan murid menatap tak suka dan berbisik-bisik.

Ares tiba-tiba melajukan motor, Renata terkejut. Jantungnya hampir berhenti. "KAK ARES!!! PELAN-PELAN SAJA!" teriak Renata.

Ares segera menurunkan kelajuaan motor setelah mereka benar-benar tidak melihat bangunan sekolah Nusa Jaya beserta murid-murid yang cemburu akan pemandang Ares dan Renata dalam satu motor.

"Maaf," ujar Ares pelan.

"Tidak apa-apa Kak, yang penting jangan diulangi lagi."

Ares tersenyum singkat dibalik helmnya.

Beberapa menit kemudian motor Ares berhenti di depan toko bunga.

Renata turun lebih dulu, kemudian Ares turun dan melepaskan helm. Renata melepaskan helm dan menaruhnya di atas motor Ares.

"Ayo kita masuk," ajak Ares setelah selesai melepas helm.

Renata memandang toko bunga di depan dan membaca label nama toko: Fern Flower.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Место, где живут истории. Откройте их для себя