BAB 23

119 9 0
                                    

Bel istirahat berbunyi. Surga kesenangan para siswa SMA Nusa Jaya.

Renata tersenyum merekah.

Melihat Renata tersenyum, Indra menggelengkan kepala dan tanpa ssadaria mengucak puncak rambut kepala Renata.

"Rambut aku berantakkan nih."

"Gak perlu dirapiin. Masih cantik," balas Indra dengan senyum lembut.

Renata membalas dengan tersenyum dan dia terlihat perasaaan senang ketika Indra mengatakan cantik.

"Cantik orang utan," kata Renata sembari merapikan rambut yang diacak oleh Indra.

"Udah dibilang masih cantik gak denger." Indra menggelengkan kepala.

Renata selesai merapikan rambutnya lalu bergumam. "Oke cantik."

"Oke cantik, ke kantin yuk ... Nasi goreng Bu Iyam keburu dihabisin anak-anak sekolah." Indra sudah di penghujung pintu, menoleh ke arah Renata

Angguk Renata cepat.

Indra berjalan lebih dulu dan Renata mengikuti langkah Indra.

Sudut bibir Renata tiba-tiba menyunggingkan senyum kecil.

***

Ucup sudah berusaha menahan Ares. Menahan ide konyol yang akan Ares lakukan.

"Gue peduli lagi dengan ide konyol Ares. Terserah! Terserah! Apapun dia dilakukan gue gak mau tahu. Dasar Ares bucin!" gumam Ucup peduli amat.

Ares telah melangkah setengah menuju kelas Renata. Tapi tiba-tiba ketika ia ingin masuk, ia menjadi bingung akan apa harus ia ucapkan kepada Renata nanti.

Kesal, Ares mendesis suara, menahan lidahnya di antara langit-langit dalam mulut. "Bodoh banget sih otak lo, Res. Kebanyakan isi bakso Mba Iyam. Ucup! Gue butuh kalimat bijak lo!"

"Kak Ares?"

Tiba-tiba dari depan suara seseorang memanggil Ares. Pelan, Ares mendongak dan ia melihat seorang cewek berdiri di sana. Ia tidak mengenal cewek itu. Tapi ia ingat cewek ini pernah bersama Renata ketika di lapangan basket.

Cewek itu menatap bingung ke arah Ares.

"Kak Ares, kenapa di sini?"

Ares mengerjapkan mata dua kali antara bingung dan kehilangan kata-kata. Tapi Ares berusaha untuk harus berbicara. Tenanga, Ares berdeham sejenak dan bertanya dengan tatapan agak lembut.

"Renata ada di kelas?"

"Tidak ada."

"Kenapa dia tidak ada di kelas? Tidak masuk sekolah?"

"Tadi pagi ada di kelas. Terakhir lihat saat selesai ujian fisika. Terus dia bilang ke aku kalau dia mau ke ruang guru. Habis itu dia tidak terlihat lagi."

"Begitu. Aku ke kantin saja," gumam Ares.

"Tunggu Kak, boleh kita pergi bersama?"

"Terserah."

"Sebentar Kak, teman aku satu lagi ingin ke kantin. Dia sahabat Renata juga."

Ares mengangguk menyetujuinya.

Selang tiga menit cewek tadi datang dengan teman yang dikatakannya tadi.

"Tunggu. Kamu cowok di uks waktu itu? Yang menolong Rena, bukan?"

Ares menatap wajah cewek yang satu lagi. Ia pernah melihat wajah itu. Sedikit lama Ares berdiam dengan wajah berkerut, tak lama kemudian Ares mengangkat kening. "Oh iya, itu gue. Kita belum kenalan. Nama lo siapa?"

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Where stories live. Discover now