BAB 4

283 15 0
                                    

Di luar kafe masih hujan. Indra mempercepat lari lalu ia masuk ke dalam kafe. Ia mengucak rambut dan merapikannya secepatnya. Tak lama ia mendengar suara tidak asing memanggil namanya. "Indra!"

Indra mendongkak saat mendengar suara tak asing itu. Indra melihat teman-temannya sudah lengkap di sana. Indra melangkah perlahan mendekati tempat teman-teman ia menunggu.

"Ndra, lo kehujan parah."

"Hujan di luar kafe agak deras soalnya, Ucup," Indra membalas perkataan Ucup seraya duduk di salah satu kursi kosong.

"Ndra, mau pesan apa?"

"Teh hanget, Anji."

Anji memanggil pelayan kafe dan memesan minuman Indra katakan.

Indra menatap Ares. "Gue dengar lo semua akan tandin lomba basket dengan sekolah swasta peringkat sepuluh besar dalam beberapa bidang olahraga di Surabaya."

"Benar. Dan gue harap kali ini sekolah kita bisa menang lawan SMA 1 Jawara."

SMA Nusa Jaya memang pernah kalah melawan SMA 1 Jawara. Namun semua itu tidak menggoyahkan semangat tim basket SMA Nusa Jaya. Ares dan tim tidak akan mengulang kembali kekalahan untuk kedua kalinya, cukup satu kali mereka kalah tapi tidak untuk kedua kalinya.

"Semoga kalian menang."

Indra tersenyum menatap Ares lalu ia menoleh ke jendela tepat sebelah pintu masuk kafe. Ia tiba-tiba memikirkan gadis kehujan bersama ia. Gadis itu hadir kembali dalam hidup ia dan ia merasakan ada sesuatu terjadi pada gadis itu. Mereka sudah dua kali bertemu, namun tetap saja interaksi mereka seperti ada tembok dalam membatasi setiap kata-kata akan mereka berdua katakan.

Dua menit kemudian pelayan kafe datang dan membawakan minuman yang dipesan Indra.

"Makasih." Indra berkata kepada pelayan kafe. Setelah tersenyum, pelayan kafe itu mundur pergi.

***

Hari minggu, siang hari di kafe Gio. Renata bersama kelompoknya, melanjutkan pekerjaan kelompok mereka yang belum terselesaikan sepenuhnya.

Meja nomor 15, salah satu meja selalu ditempati para cowok yang ribut. Hampir semua orang dapat mendengarkan suara mereka.

Renata menatap Bianca sedang mengetik tugas lanjutan kemarin. Walaupun Renata kesal sama cowok ketus kemarin, entah karena penasaran ia tiba-tiba ingin sekali mengetahui tentang cowok kemarin kehujanan bersama ia.

Renata menyenggol lengan Bianca sambil mengaduk jus alpukat. Bianca menoleh merespon senggolan Renata.

"Apa?"

"Bee, Kak Indra memang ketus orangnya, ya?" Renata masih mengaduk jus alpukat dan memasang wajah bodoh.

Karina mendengar kembali nama Indra diucapkan Renata, otomatis menghentikan jemari sibuk mengetik tadi dan menatap Renata. Ekspresi wajah Karina sedikit kaget namun Karina tidak lama menormalkan ekspresi itu.

Gio memakan roti cokelat tersedak tiba-tiba ketika mendengar Renata mempertanyakan tentang Indra.

Renata, Bianca dan Karina mengernyit menatap Gio tersedak tiba-tiba.

"Gi, rs lumayan jauh loh." Renata memberikan gelas berisi air mineral kepada Gio.

Gio menerima gelas berisi air diberikan Renata.

"Lo kenal sama Kak Indra?" Gio bertanya kepada Renata setelah meminum air.

Renata menggelengkan kepala.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon