BAB 20

126 8 0
                                    

Hari minggu pagi yang cocok berhibernasi.

Renata tidak menyangkah Karina akan tidur lagi. Padahal sebelum mereka salat subuh, mereka mandi lebih dulu. Airnya sangat dingin sampai Renata merasa tidak ingin tidur lagi. Tapi lain cerita lagi dengan Karina, gadis itu tidur kembali dengan wajah bagaikan bayi baru terlelap setelah puas diberikan susu formula.

Renata merenggangkan kedua tangannya ke atas. Kemudian dia berjalan ke arah jendela. Kamar ini membutuhkan siklurasi udara.

Jendela terbuka lebar. Angin sejuk masuk perlahan ke dalam kamar.

Suara pada ponsel tiba-tiba berbunyi.

Renata mengambil ponsel yang berdering, terletak di atas meja sebelah dengannya. Nomor tidak dikenal mengirimkan pesan padanya.

+08457699xxxx
Informasi:
Kelompok belajar olimpiade berlaku mulai sekarang. Untuk tempat di rumah Reza. Jam setengah tiga kita sudah di rumah Reza.

Thanks.

Renata mengerjap. Berakhir sudah rencana hibernasi diputuskan belum lama.

Renata berjalan ke tempat Karina yang sedang tidur. Perlahan-lahan Renata membangunkan Karina, "Na ... Karina ... bangun," ucap Renata. "Karina bangun ... kelompok yang dipilih masuk olimpiade, pukul setengah tiga sore nanti di suruh berkumpul."

"Apa? Gak denger," jawab Karina setengah sadar.

"Aku dapat info, kelompok olimpiade sains di suruh berkumpul pukul setengah tiga sore."

"Sudah pukul berapa sekarang?"

Renata melirik jam dinding di kamar. "Pukul setengah sembilan lebih tujuh menit."

"Masih lama Renata. Aku bobok lagi deh." Karina mengambil guling lalu memeluknya kembali.

"Na, bangun dong. Jangan malas, kebo banget sih jadi cewek!" sungut Renata kesal.

"Biarin," celetuk Karina dengan santai.

"KARINA!!! BANGUN!!!!" suara Renata langsung naik satu oktaf.

Karina jadi kesal. Matanya sekarang sudah tidak merasa ngantuk lagi kan.

"Iya, iya. bangun nih. Dasar gak setia kawan," sungut Karina cemberut.

"Nah sekarang kamu mandi, biar nggak malas."

"Iya, iya, bawel!"

Karina pergi ke kamar mandi. Melaksanakan perintah Renata.

***

Sambil menunggu Karina sedang berdandan. Renata memesan Go Car.

Tidak lama kemudian Karina sudah selesai dan tidak lebih dari empat detik Go Car yang di pesan Renata pun tiba.

Di tempat tidak jauh, Renata melihat beberapa sendal dan sepatu di depan teras rumah Reza.

Renata dan Karina tidak perlu mengetuk pintu rumah Reza. Karena pintunya sudah terbuka, ya, mungkin sejak tadi.

Renata mengucapkan salam ketika berada di depan pintu.

Suara dari dalam menyahut. "Waalaikum salam ..."

"Temannya Den Reza?" tanya seorang wanita berbaya, sepertinya pekerja di rumah Reza.

"I-Iya," jawab Renata dengan tersenyum.

"Masuk aja Non, Den Reza dengan yang lainnya sudah di dalam. Mari Bibi anterin."

"Iya, Bi. Makasih sebelumnya Bi," balas Renata masih dengan senyum tulus yang terlukis diwajah.

Renata dan Karina mengekori langkah Bibi itu.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang