BAB 29

77 6 0
                                    

Semua peserta osn fisika masuk satu persatu di ruangan dikhususkan osn bidang fisika.

Renata duduk di bangku baris keempat. Terlihat di sebelahnya seorang gadis berkacamata tersenyum hangat padanya.

"Hai ...." sapa Renata lembut pada gadis itu. "Boleh kenalan?"

"Boleh, saya Savia."

"Renata," Renata kemudian tersenyum kecil.

"Apa kamu dari SMA Nusa Jaya?" Savia tersenyum kecil setelah melihat logo jaster sekolah di seragam Renata.

Renata mengangguk. "Iya."

"Woi ... lo cewek yang pake ikat rambut ada bentuk pita atau apalah itu, geser dikit! Kepala lo ganggu pemandangan di depan." suara serak berat dari seorang cowok di belakang menyela diantar interaksi Renata dan Savia.

Renata menoleh. "Kamu ngomong sama aku?"

"Menurut lo gue ngomongnya sama siapa? Sama dinding?"

"Ya maaf." Renata menggeser.

"Kamu sabar ya, selama di osn fisika ini," kata Savia dengan pelan.

"Kenapa?"

"Cowok di belakang kamu itu monster fisika."

"Monster fisika?"

Savia mengangguk. "Namanya Aldo. Saingan peserta osn. Aldo selalu mendapatkan juara di setiap osn fisika. Bahkan Indra satu sekolah dengan kamu dikalahkan Aldo disetiap kegiatan osn fisika."

Sekilas mata Renata mengerling ke arah Aldo yang sedang menguyah permen karet.

Dari arah pintu masuk sepasang mata menatap ke arah pintu masuk.

Renata dan Savia terikut menatapi pandangan itu. Terlihat Indra masuk ke dalam ruangan yang sama dengan Renata masuki.

"Sekarang suasana semakin menegangkan," celetuk Savia tiba-tiba.

"Sepertinya." Renata ikut berkomentar lalu tersenyum sumringah.

***

Di malam hari dengan berbagai bintang malam di sebelah utara, bulan menerang. Mata yang menengadah ke atas, menerawang tanpa jelas, tanpa tahu apa yang sebenarnya diinginkannya.

Gazebo itu, seolah menjadi tempat yang tepat memandangi pemandangan malam.

Pandangan dan mata Indra menengadah ke arah langit yang bertaburan bintang-bintang kecil.

Masih ada beberapa peserta osn sibuk dengan berbagai aktivitas sendiri-sendiri. Sore tadi, seharusnya Indra menghadiri pertemuan perdana dengan Pak Juan, mentor mereka yang merupakan alumni SMA Nusa Jaya dan mungkin teman-temannya akan marah karena Indra tidak ikut hadir dalam pertemuan perdana tersebut.

Untuk hari ini saja, Indra tidak hadir dalam pertemuan perdana tersebut.

Pagi tadi Indra menyempatkan diri hadir dipertemuan osn fisika. Indra tidak ingin melupakan tanggal kepergian Ibunya. Tanggal 13 November merupakan tanggal kepergian seorang perempuan yang sangat Indra cintai dalam hidupnya. Perempuan yang mengasihi Indra dengan cinta yang belum Indra balas.

Sudut bibir Indra bergetar. Pelopak mata Indra terasa menghangat. Setidaknya, Ayahnya masih mengingat Ibunya. Di makam tadi, Indra melihat ada seikat bunga tulip di atas makam Ibunya. Indra tahu itu pasti Ayahnya. Mungkin wanita-wanita yang kadang di bawa sang Ayah ke rumah hanya sebagai pelarian.

"Boleh aku duduk di sini?"

Suara yang tidak asing membuat Indra menoleh.

"Silahkan," jawab Indra.

AFFAIR LIEFDE | Tchs #1Where stories live. Discover now