Lima Belas

1.5K 141 6
                                    

"Aaaaaa"

"Oek.. Oek.. Oek".

JooHyun bernafas lega. Memperhatikan dari jendela. Bayi itu lahir ke dunia. Dengan selamat dan lengkap. Namun, Tuhan berkata lain ketika sang ibu tiba-tiba mengalami pendarahan dan membuat dokter yang ada disana bingung. Ibu itu berjuang sendirian. Tanpa ada suami disampingnya. Menyakitkan bukan?

Ya, itulah yang JooHyun takutkan. Setiap hari ia selalu mendengar rintihan suara kesakitan dari bangsal itu. Melahirkan itu sakit sekali dan dapat mengancam segalanya.

"Oh tidak.. Sang ibu kehilangan banyak darah!!! Ambil semua kantung persediaan darah sekarang juga!!!!". Dokter itu terlihat panik ketika sang ibu mulai kehilangan pandangan.

"Dokter.. Darahnya AB rhesus negatif.. Dan persediaan habis!! Bagaimana??". Salah satu perawat yang tadi ditugaskan mengambil kantung darah terlihat panik.

JooHyun menyadari sesuatu. Ia lah sang pemilik golongan darah itu. Ya. Ia bergolongan darah AB rhesus negatif.

Tanpa pikir panjang, dirinya masuk memberanikan diri.

"JooHyun uisa? Apa yang kau lakukan?".

"Ambil darahku. Aku punya golongan darah yang sama dengan ibu itu. Cepat sebelum nyawanya melayang!!!".

Sang perawat langsung menyiapkan ranjang untuk JooHyun berbaring. Kemudian membaringkan tubuh JooHyun disana, dan mulailah transfusi darah. Bagi JooHyun, nyawa sang ibu adalah yang paling penting.
.
.
.

"Bagaimana keadaanya? Apa ia membaik??".

JooHyun yang masih berbaring lemah setelah transfusi darah masih sempat bertanya.

"Ia membaik. Syukurlah.. Kau bisa istirahat dulu uisa".

"Ne. Kami akan mengosongkan jadwalmu.. Tenang saja". Ternyata dokter yang menangani ibu itu adalah Kang uisa.

"Ne. Baiklah.. Aku akan istirahat. Aku akan tenang setelah kondisi ibu itu baik-baik saja".

"Tenang saja. Mungkin satu atau dua jam lagi ia akan bangun".

Setelah itu, dokter dan para perawat pun pergi. Menyisakan JooHyun dan ibu itu. JooHyun sudah mencoba untuk menutup matanya. Ya, inilah ketakutannya jika saja ia melahirkan. Ia takut sekali merasakannya. Karena JooHyun tahu, melahirkan tidak semudah yang dibayangkan.
Dan akhirnya, ia pun menutup mata.
.
.
.

"Aissh.. Kenapa Joo tidak mengangkat telfonku sama sekali!!". KyuHyun merasa kesal ketika ia sangat merindukan sang istri, namun rasa rindu itu tak kunjung terbalaskan.

Dan langkah selanjutnya, ia menelfon Sunny. Gadis yang satu itu pasti tahu keberadaan JooHyun.

"Yeobosaeyo KyuHyun Oppa"

"Sunny ah.. Dimana JooHyun??".

"Hmm.. Entahlah.. Aku juga tidak tahu oppa.. Tapi hari ini ia mengosongkan jadwal setelah mendapatkan satu pasien.. Entahlah. Nanti aku akan mencarinya".

"Baiklah kalau begitu. Jika kau sudah menemukannya, harap hubungi aku segera".

"Ne oppa. Aku tutup ne? Aku sedang terburu-buru".

"Ya silahkan saja".

Hati KyuHyun masih sangat gusar. Kenapa gadisnya itu mengosongkan jadwal? Apa ia sedang pergi? Tapi JooHyunnya itu akan meminta izinnya terlebih dahulu jika memang iya.

"Ya Tuhan.. Joo kau kemana?".

Ia mulai kesal sendiri. Dan itu cukup menghancurkan moodnya di hari ini. Semua menjadi pelampiasan. Kantornya menjadi tempat amukannya. Entahlah, ia mulai berfikiran buruk mengenai JooHyun.

RETURN [END]Where stories live. Discover now