Suatu Malam di Taman

292 7 7
                                    

"Ma!"

Wanda hanya bisa tertawa geli melihat kelakuan anak perempuannya yang berusia tujuh tahun, menunjuk ke arah taman bermain sambil menarik-narik tangannya.

"Iya. Lala mau main dulu gak papa. Tapi jangan lama-lama, ya."

Siang itu suasana tidak begitu ramai, hanya ada seorang anak lelaki dan perempuan sebaya Lala. Wanda duduk di bangku mengamati anaknya bermain dengan dua teman barunya kira-kira satu jam lamanya.

*

"Ma... anting Lala mana, ya?" Wanda menoleh anaknya yang memegang telinganya sebelah kiri dan hendak menitikkan air mata. Keningnya berkerut saat berusaha mengingat-ingat jatuh di mana antingnya Lala dan ke mana saja mereka seharian ini. Wanda mengitari isi rumah, mencari anting Lala namun hasilnya nihil.

"Waduh, kalo di rumah ini gak ada, jangan-jangan di taman tadi, ya, Nak?"

Wanda melirik jam dinding yang menunjukkan angka delapan. Masih belum terlalu malam menurutnya. "Yuk, kita cari. Tapi sebentar saja, ya."

*

Malam itu taman hanya disinari oleh satu lampu. Untungnya Wanda membawa senter. Lala menyusuri tempatnya bermain sementara Wanda mencari di jalanan sekitar.

"Ari, kamu masih di sini?" Lala dikejutkan kehadiran anak laki-laki yang siang tadi bermain dengannya. Sosok yang berdiri di atas perosotan itu tidak menjawab, hanya menatap Lala tanpa berkedip.

"Adikmu yang tadi mana?"

Masih tanpa suara, Ari menunjuk ke arah ayunan di sisi kanan mereka. Spontan Lala menoleh dan berteriak.

Ada wujud anak perempuan berambut panjang duduk di ayunan, berpakaian putih dengan lubang berdarah di perutnya. Dia terkikik saat mendengar jeritan Lala.

"Kenapa, Nak?" Wanda terkejut mendapati anaknya berlari ke arahnya dan memeluk dengan erat. Wanda memandangi sekitar, tak ditemukan seorangpun di sana. Samar-samar tercium aroma wangi kamboja menusuk hidung.

"Kita pulang saja, ya!"

Sejurus kemudian keduanya kompak berteriak karena baru hendak melangkahkan kaki, mereka berdua dikejutkan bayangan dua makhluk setinggi Lala yang keseluruhan tubuhnya tertutup kain putih, terikat di bagian leher dan di atas kepala, tiga meter di hadapan.

Koleksi Cerita Mini Where stories live. Discover now