Office Undercover

84 2 2
                                    

Aku melirik jam yang melingkar di pergelangan tanganku. Sebentar lagi waktunya pulang. Kurogoh tas hendak meraih sepotong croissant yang kubeli tadi pagi sekalian ketika mengantar berkas ke rekanan. Aku sudah hendak mengeluarkan roti itu dari dalam plastiknya saat pandanganku tertuju pada benda kecil berbungkus merah yang menyembul dari dalam tasku. Jantungku bertalu cepat, kuedarkan pandangan ke sekililing berharap tak ada yang melihat dan lekas-lekas kututup kembali tasku dengan rapat. Siapa juga yang ke kantor bawa barang ginian? Kulanjutkan menggigit croissant-ku.

"Angel."
"Iya, Pak!" Spontan aku berdiri saat Pak Erwin, atasanku memasuki ruangan. "Ke ruanganku, sekarang."

Rasa dingin merayap dari ujung jemari kaki di balik highheels-ku hingga ke seluruh tubuh. Aku mengangguk, menenteng tasku dan mengikuti instruksinya. Berkali kucoba menarik napas panjang untuk meredakan dentuman di dada.

Pak Erwin langsung mengunci ruangannya saat kami sudah berada di dalam.

"Angel, saya kangen!" Ujarnya setengah berbisik.
Spontan kutepis tangannya yang hendak merangkulku. "Bener sudah aman, nih?" Tanyaku melirik cemas ke arah pintu.
"Iya, tenang saja. Semua karyawan sudah pulang. Tinggal Andi, si OB, lagi merokok sama satpam di depan."

Baru kuhendak membuka mulut, Pak Erwin sudah membungkam dengan lumatan bibirnya. Aku memilih mengikuti tuntunannya. Kali ini aku sudah siap.

Saat dia merebahkanku di atas meja kantor dengan kancing yang telah terbuka, aku teringat akan bungkusan merah yang tadi kubawa.

"Tunggu, Pak." Kuraih tas dengan segera dan mengacungkan benda yang sudah kupersiapkan untuknya. Pak Erwin tersenyum dan mengambil kondom itu dari tanganku.

Koleksi Cerita Mini Where stories live. Discover now