Tetanggaku dan Pria Berupil-nya

83 1 0
                                    

Devi menyeberangi jalan sambil menenteng piring.
"Mang, aku mau nasi gorengnya dong."

"ANAK KUTU, KUTU KAKI, KAKI KURAP!!!"
Gadis berambut panjang yang sedang berdiri di samping penjual nasi goreng, terkejut dengan kedatangan Devi.

"Elo, Dev! Ngagetin aja!"
Devi hanya nyengir, menunjukkan gigi kelincinya. 

"Yaelah, gue kan mau ikutan beli nasi goreng. Gak boleh?"

Monica, yang biasa dipanggil Momon, memajukan bibirnya sejauh dua senti menjadikan Devi tak mampu menahan tawa.

"Pedas, Mbak?" Tanya si Mamang pada Devi, mencoba tetap berkonsentrasi menggoreng nasi.

"Iya dong."
Devi melirik bangga pada tetangganya yang latahan dan tidak suka makanan pedas.

"Awas mencret, Dev, kepedesan!" Goda si Momon, masih dengan memonyongkan bibir.

Devi baru saja hendak menggelitik Momon saat pandangan matanya menemukan benda aneh menempel di leher gadis itu.

"Anjrit! Itu upil elo, Mon? Jorok banget ih!"

Momon spontan mengikuti arah telunjuk Devi, meraba lehernya dan langsung berteriak,
"UPIL ASIN! KUTUKUPRET! RIDWAAAANNN!!!!"

Seorang lelaki tergopoh-gopoh dari teras rumah Momon. Dia memiringkan kepalanya, berpikir selama tiga detik untuk menyadari apa benda mungil lembek yang diacungkan pacarnya itu.

Mamang nasi goreng mengerutkan kening dan memilih untuk mempercepat aktivitasnya agar lekas bisa menjauh dari pelanggan teranehnya hari ini.

Ridwan hanya membulatkan bibirnya, mengangguk-angguk dan berkata, "kirain ada apa," dengan santainya.

Devi memandang dua sejoli itu bergantian dan ikut membelalakkan matanya saat Ridwan mulai memasukkan salah satu kelingkingnya ke lubang hidung sebelah kiri.

"Anjrit!"
"UPIIL!"
Seru kedua gadis itu bersamaan.

Koleksi Cerita Mini Where stories live. Discover now