Part 3

12.2K 607 39
                                    

Bunga menggerutu sebal sambil mengerjakan PR fisika yang tidak sempat dibuatnya tadi malam. Ini semua gara-gara Nonton Drakor -Strong Women Do Bong Soon- yang membuatnya lupa waktu dan tertidur tanpa sempat belajar.

Disampingnya Lola sedari tadi menarik-narik bajunya  pelan.

Bunga risih, ia kemudian menoleh ke samping dan mendapati Lola tengah menatapnya memelas.

"Apasih? Jangan ganggu" kesal Bunga.

"Yah, bu ketua.. No 8" ucap Lola semakin memelas.

Bunga memutar bola matanya malas.

"B"

"Kalo nomer 15" suara Lola semakin memelas

Nah ini. Udah Di kasih jantung minta Lambung juga.

"A. Udah cukup" ketus Bunga.

Lola pun hanya nyengir, ia merasa senang membuat ibu Ketuanya itu kesal.

"WOI BU DONAT DATENG!!" teriak Bayu keras sambil berlari ke bangkunya. Ia memang sedari tadi berdiri di depan pintu, macem Mail.

Perkataan Bayu benar. Bu Dona masuk kedalam kelas dengan wajah datar dan tatapan menusuk tajam.
Ia berdiri di depan papan dan menatap garang semua murid kelas ini.

"Siapa tadi yang mengatakan saya Donat?!" ucap Bu Dona tajam.

Semua siswa di kelas diam, terlebih Bayu yang sudah berwajah tegang. Pasalnya Bu Dona termasuk ke dalam list Guru humor di SMA Angkasa dan ini pertama kalinya mereka melihat Bu Dona marah.

Lebih galak daripada lebah yang menggigit kelinci, kelincinya jadi gemuk kayak balon tapi, banyak bulunya.

"Fix, badannya emang kayak donat sih" bisik Lola ke telinga Bunga.

"Kamu bilang apa tadi?" ucap Bu Dona yang ternyata  mendengar samar ucapan Lola.

"Ha? Ohh.. Lola bilang Lola jadi kepingin makan donat bu" ucap Lola dengan wajah polos, padahal badannya udah keringetan!.

Bu Dona menghela napas.

"Jadi, siapa tadi yang mengatakan saya donat?!"

"Saturnus bu!" celutuk Bunga, semua murid di kelasnya menatap kaget, terlebih Saturnus.

Bunga juga tidak menyangka dirinya bakalan menuduh Saturnus padahal sudah jelas ia tau pelakunya Bayu.

"Saturnus?" Bu Dona menyeringai seram.

Saturnus melotot ke arah Bunga sedangkan Bunga hanya terdiam, sedikit menyesal karna menuduh cowok itu, bagaimana pun juga cowok itu pernah menyelamatkan pipinya.

"Sini nak.." ucap Bu Dona horor.

Saturnus mencoba menenangkan dirinya, ini pertama kalinya ia dalam keadaan seperti ini, terlebih lagi ia ketua Osis, jelas Bu Dona tau itu, imagenya harus tetap bagus di depan murid maupun guru.

Saturnus juga tidak berani mengelak atau membantah karna ia juga tidak tau pelaku sebenarnya, sedari tadi ia sibuk membaca novel dan menyumpal telinganya dengan earphone. Saking Khusyuknya ia tidak mendengar suara apapun.

Saturnus menghela napas pasrah, semua murid di kelas ini tidak ada yang membelanya.

Saturnus kemudian berjalan ke arah Bu Dona yang sudah duduk di mejanya.

Semua murid meneguk ludah, menunggu kelanjutan nasib ketua osis mereka.

Bu Dona mengeluarkan bungkusan dari dalam tasnya dan tersenyum ke arah Saturnus.

Ketua Osis VS Ketua KelasWhere stories live. Discover now