Part 23

9.4K 543 45
                                    

"Gue turut berduka ya, Bunga"

Bunga tersenyum. Sejak pagi, kata-kata itulah yang selalu ditangkap telinganya. Entah itu dari teman kelas ataupun teman lainnya.

Bunga menolehkan kepalanya ke arah Adiba yang khusuk dengan buku dihadapannya. Cewek itu pun mendongak, ia tersenyum kecil ke arah Bunga. Ah, memang, ia sudah sepakat dengan Bunga untuk pura-pura tidak saling menyapa jika di sekolah.

Bunga melirikkan matanya ke arah Saturnus. Jujur, Bunga masih penasaran dengan ucapan Adiba sebelumnya, yang persis sekali dengan ucapan Saturnus. Apa cowok itu mendatangi Adiba, dan menyuruhnya berbaikan dengan dirinya? Ah, itu sama sekali tidak mungkin.

"Woi!"

Bunga menoleh, Darrel lagi.

"Kenapa?" tanya Bunga sembari berdiri dari bangkunya.

"Ikut gue"

Bunga pun mengangguk, ia segera mengikuti Darrel keluar kelas, di ikuti satu tatapan tajam Saturnus di belakangnya.

📝

Bunga melongo tak percaya menatap Darrel yang tengah merengek di hadapannya. Sikap Darrel sangat berbanding terbalik dengan yang biasanya.

"Bantuin!!!"

"Makanya cerita apa yang mesti gue bantuin?" ucap Bunga sabar.

"Gue marahan sama Lili"

"Hah?"

Darrel mengangguk dengan bibir maju 5 centi. "Lo sendiri yang marah gue dan suruh gue jangan sekalipun temuin Lili dengan Saturnus atau Andre, walupun gue penasaran kenapa gak boleh sih. Nah, waktu itu dia kekeuh mau ikut ke rumah lo, ngibur lo, waktu tante Melati ninggal" bibir Darrel semakin mengerucut, "Pasti dua cowok itu ada disana, iyakan? Ah feeling gue selalu benar"

"Kok tau sih?"

"Iyalah, Darrel gitu loh" ucap Darrel bangga. "Gue juga udah tau, lo selama beberapa hari nginep di rumah dua bersaudara itu"

Dahi Bunga semakin mengkerut. "Lo tau mereka berdua bersaudara?"

Darrel mengangguk, "Gue gak sengaja waktu itu lagi lewat di depan rumah Andre or Saturnus, waktu pertama kali lo mau pindah kesana. Gue kaget waktu lihat lo ada disana, mana bawa koper segala. Yaudah, gue dengerin deh percakapan kalian dari awal sampai akhir"

"Kalau tau kemana nggak bilang dari dulu?" sungut Bunga kesal.

"Lo sih, kayanya ngerahasiain dari yang lain. Yaudah gue pura-pura nggak tahu" balas Darrel menyengir.

Bunga mendecak, ia menyelipkan rambutnya kebelakang telinga, "Trus masalah Lili?"

"Ya, dia marah gara-gara gue nggak izinin buat ke rumah lo. Mana dia nggak mau ketemu gue lagi,"

Bunga menggelengkan kepalanya melihat Darrel yang nampak frustasi. Ia heran dengan pemikiran cowok di hadapannya ini, "Jadi, lo galau gini gara-gara gadis kecil?"

Darrel menyengir lebar.

"Ya ampun Rel,"

"Gue bukan rel kereta api"

Ketua Osis VS Ketua KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang