Part 19

9.3K 467 14
                                    

"Lola... "

Lola hanya memandang datar Bunga yang nampak khawatir saat ini. Perlahan gadis itu membalikkan badan dan pergi begitu saja dari hadapan Bunga dan Andre.

Andre berjalan menuju temoat Bunga saat ini, ia lansung berjongkok begitu saja di hadapan Bunga, saat tangannya akan meletakkan kapas di atas lutut Bunga, gadis itu berseru kencang.

"STOP!"

Andre tetap melanjutkan gerakannya, Bunga segera menaikkan kakinya ke atas, ia sedikit meringis kesakitan.

"Kaki lo berdarah" sahut Andre.

"Gue bilang stop ya stop"

"BUNGA!"

"KAK ANDRE!" Sentak Bunga tak kalah keras.

"Kakak bukan siapa-siapa gue! kita hanya sebatas kakak dan adik kelas, gak lebih!"

"Kakak gak punya hak buat nyentuh gue! Oke?"

Bunga segera berdiri, ia berlalu meninggalkan Andre yang termenung mendengar ucapannya.

📝

Bunga mengacak-acak rambitnya frustasi. Mulutnya tak henti berpidato nama-nama hewan yang ada di ragunan, sungguh pikiran Bunga sangat kacau.

Sedari pagi, entah kenapa ia merasa sangat risau, Bunga tidak tau alasannya, dan masalah Lola membuatnya menjadi semakin risau dan khawatir.

Apa yang akan dipikirkan Lola?! Bunga jelas tau, gadis itu tergila-gila pada Andre, Lola selalu berkata ia menyukai Andre pada pandangan pertama dan memastikan Andre adalah jodohnya kelak, memang lebay, tapi begitulah Lola.

Apakah persahabat mereka akan berakhir seperti persahabatannya dengan Dina? Bunga frustasi memikirkan hal itu. Ia sangat takut jika Lola mengira ia merebut Andre walaupun yah, Lola tidak mempunyai hubungan khusus dengan cowok itu.

Bunga menghela napas, ia melirik jam yang tergantung di atas dinding sudah menunjukkan pukul 7 malam. Bunga segera mengambil tas dan menyampirkannya di bahu. Malam ini ia harus menengok Lili.

📝

"Kakak!!"

Bunga tersenyum melihat Lili yang tengah berlari ke arahnya dan memeluk tubuhnya. Pintu ruangan segera Bunga tutup, ia menggandeng Lili menuju sofa yang saat ini diduduki oleh Darrel.

"Eh Bung.. Kusan nasi!"

"Tai"

"Tai?dimana kak?" tanya Lili dengan mata membulat.

"Itu di dalam perut Darrel"

"Hah?" Lili mengangkat alisnya, ia segera memegang perut Darrel membuat cowok itu terkekeh, "Ayo dong keluarin tainya"

"Gausah! Tainya kak warna hijau, ke abu-abuan! "

"Daebak" dengan mata berbinar, Lili menatap Darrel, "Kakak makan apa terus warnanya bisa kaya gitu?"

"Makam hati! Abang sudah terlalu lama jomblo dek.. "

"Dasar baperan" sahut Bunga.

"Lili juga sering kok makan hati, tapi Lili gak suka hati sapi, lebih enak ayam"

Bunga tersenyum manis lalu ekspresinya berubah, ia menatap tajam Darrel, "Gak usah racunin otak Lili, apalagi pake sianida. Lo mau masuk penjara kaya jessica?"

Ketua Osis VS Ketua KelasWhere stories live. Discover now