BAB 2

6.4K 745 5
                                    

Aku dan Hyesun membeli coffee terlebih dahulu setelah turun dari bus. Kantor kami untungnya satu daerah jadi kami bisa berangkat bersama.

"kau lembur lagi hari ini?" tanya Hyesun menebak. ketika kami berjalan keluar dari coffee shop.

"sepertinya iya, mereka pasti tidak akan senang melihatku pulang lebih cepat sun"

"semangatlah Ji, mungkin Jungkook akan menolongmu" ucap Hyesun menghiburku. Jungkook? Oh pria itu tidak mungkin menolongku, melihat diriku yang tersiksa karena pekerjaan dirinya malah berkata.

"apa kau mau pindah jabatan?"

Aku tersenyum getir mengingat hal itu. Mana ada seseorang rela turun jabatan seperti itu. Terlalu bergemelut dengan alam bawah sadarku. Aku tak sadar bahwa ternyata kami sudah tiba didepan kantorku.

"baiklah, sampai jumpa Ji" ucap Hyesun melambaikan tangannya. Kantornya berada di sebrang utara dari kantorku. Aku pun melambaikan tangan juga.

Aku memandangi gedung yang menjulang tinggi. Ku tarik nafasku sebelum memijakkan kaki kedalam sana.

Aku melihat lift yang hendak tertutup. Dari pada menunggu lama dan akhirnya menaiki tangga diriku berlari menghampiri lift.

"tunggu-tunggu!" aku sontak berteriak dan pintu lift terbuka kembali. Aku menyelipkan tubuh kecilku.

Keadaan lift cukup sempit. Tetapi setidaknya masih ada ruang untuk bergerak. Di lantai tiga orang ada yang turun dan naik. Bukannya menjadi lapang. Malah semakin sempit. Diriku malah terdorong ke belakang. Hampir saja diriku menabrak dinding lift jika seseorang tidak menahan lenganku.

"terima kasih" gumamku pelan, tetapi aku yakin orang tersebut dapat mendengarnya.

Hidungku tiba-tiba mencium aroma orang yang kini di hadapanku. Jarak kami cukup dekat bahkan sangat. Pipiku malah terasa memanas. Aroma maskulin seorang pria yang tidak asing. Aku menjadi ingat seseorang.

Jungkook

Ku angkat kepalaku. Ternyata benar. Jungkook. Jungkook hanya menatap lurus kedepan. Melihat wajahnya membuat jantungku berdegup kencang. Pria itu mengeratkan tangannya pada lenganku.

Setelah lantai 7 menjadi sepi. Tinggal empat orang lagi dan diriku juga Jungkook. Jungkook akhirnya melepaskan genggaman tangannya. Kami berdiri berdampingan dibelakang lift.

Hingga di lantai 9 kami menjadi berdua. Aku menggigit bibirku. Menahan dugup jantungku yang berpacu kuat. Itulah yang membuat perasaanku semakin tumbuh, terkadang Jungkook memang romantis. Romantis? Ya bagiku itu sudah cukup membuat jantungku berdebar. Akan tetapi sikapnya yang kurang perhatian pada ku membuat ku kesal.

Pria itu bahkan bungkam tak membicarakan perihal malam. Hingga akhirnya pintu lift terbuka. Ku biarkan dirinya berjalan keluar duluan. Aku menatap dirinya yang menyapa para pegawai yang sudah datang. Wajahnya berubah ceria.

Tak ingin berlama-lama di depan lift aku berjalan dan menuju mejaku. Ku renggangkan seluruh sendiku memulai pekerjaan yang akan membuat hariku panjang.

12.00 KST

Para pegawai keluar untuk mengisi perut kosong mereka. Aku baru saja usai mengerjakan proposal yang harus ku revisi. Ku senderkan tubuhku yang rasanya ingin hancur.

Drt drt drt

Ku lihat layar ponselku yang menampilkan nama Hyesun disana.

"hallo?"

"kau sudah selesai?"

"sudah, kenapa?"

"ayo, makan siang bersama"

Changes [Jeon Jungkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang