13

12.3K 700 3
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca. Karna satu vote dari kalian, sangat berarti bagi aku.

Alex dan lauren sedang duduk di bangku taman. Lauren sednag membaca buku sedangkan Alex, tidur di paha lauren. Dengan mata tertutup Alex menikmati sejuknya angin sepoi sepoi di taman pack dan dekat dengan jarak matenya.

"Lex, aku ingin ke rumah ayah" ucap Lauren memecahkan keheningan. Matanya tak lagi menatap buku. Matanya menatao mata biru air laut yang selalu mengahangat dan teduh.

"Kenapa? Kau tak senang di sini?" Tanya alex sedikit khwatir.
"Alex. Kenapa kau menatapku seakan akan aku akan meninggalkanmu. Kita akan bertemu ayahku Kemudian, kau bisa menandaiku dan kita menikah" ucap Lauren tanpa berfimir. Hingga kesadaran akan ucapannya datang.

Pipi lauren telah mereh seperti kepiting. Lauren menutup wajahnya dengan buku yang di bacanya tadi.

Sednagkan Alex tersenyum senang. Alex bangkit dari tidurnya, menatap lauren lekat lekat. "jangan tutup wajahmu. Aku suka saat kau blusshing. Kau tambah cantik" rayuan Alex membuat lauren tambah blusing.
"Ok, besok kita ke whitemoon pack, kemudian kita bertemu ayahmu esoknya. Dan lusa kita menikah. Karna lusa adalah bulan purnama biru." Ucap alex

Lauren menurunkan buku dari wajahnya, lauren memberikan senyumannya, membuat gery meloncat loncat di pikiran Alex.

###


Kini adalah penyambutan kedatangan luna di Whitemoon pack. Aya sangat sibuk bekerja di pack faurel. Siang malam tiada henti ia bekerja dengan sungguh.
Hingga ia lelah dan memutuskan untuk beristirahat. Saat berjalan menuju kamarnya, lauren meabrak sang luna. "maaf luna, saya tidak sengaja" ucapnya denga membungkuk.

"Tak apa, sepertinya kau maid maid baru" tanya felidya. "Ya luna, saya maid baru."

felidya menatap Aya dengan sendu. Matanya telah seperti panda, dan wajahnya yang cantik telah kusam. "Sepertinya kamu sangat lelah, kau bisa istirahat sekarang." Ucap felidya dengan senyumbya yang manis.

Aya melotot menatap felidya tak percaya. Sekarang ia tak yakin akan membunuh alpha maupun luna dari whitemoon pack. Luna mereka sangat baik dan cantik. Kenpa ayah tega membunuhnya?

Aya POV

"Sepertinya kamu sangat lelah,kau bisa istirahat sekarang" ucap luna kepadaku. Aku sungguh tak percaya. Bagaimana bisa amu membunuh seorang luna yang baik hati ini? Aku membalas senyumannya.

"Oh iya, namaku felidya. Jangan memanggilku luna saat kita berdua. Aku tak menerima penolakan" ucap luna kepadaku. Dia sungguh cangik dan baik. "Baik lu...fel" ucapku sedikit melaratnya karna felidya menatapku. "Nama kamu siapa?" "Aku Aya" jawabku sedikit gerogi.  felidya memberikan senyuman. Kemudaian, felidya mempersilahkanku untuk beristirahat.

Aku berjalan menuju kamarku dan berbaring, tak butuh waktu lama. Akhirnya alam mimpi menyambutku.

'Aya... aya' panggilan lembut memanggil namaku. Aku menatap tempat yang sedang tempati.

Hey.. ini bukan kamarku, hamparan rumput yang luas dan bunga kosmos kesukaanku bertaburan di padang rumput ini.

Aku mencari sumber suara yang memangglku. "Aya, berbaliklah" ucap suara itu. Aku langsung berbalik dan melihat seorang wanita dengan gaun putih menutup kakinya, dan mahkota berbentuk bulan sabit bertengger di kepalanya.

Amu langsung menunduk. Itu adalah moon goddnes. Dewi para werewolf. "angkatlah kepalamu aya. " ucapnya lagi, aku mengangkat kepalaku dan menatapnya.

"Apa aku sudah mati?" Tanyaku padanya. Aku sungguh gila, atau memang benar aku sudah mati? Amu bertemu moon goddnes di sini.

"tidak aya, aku hanya memanggilmu sebentar. jangan ragukan kebaikan orang di sekitarmu. Karna mereka akan menjadi keluargamu. Dan aku ingin mempertemukanmu kepada seseorang"  ucap moon goddnes kepadaku. Au melihatbwanita paru baya yang mirip dengan ku. Namun matanya berwarna hijau. Sedangkan aku berwarna abu abu.

"Kau tak ingan aku sayang? I'm your mom" ucapnya. Mom...? Mom. IBU??!

"IBU!!" Aku berhamburan ke pelukannya. Ini sunguh mompi yang sangat indah. Aku tak ingin bangun dari tidurku. "Mom, i miss you." Ucapku dalam pelukannya.

Air mataku tak henti hentinya keluar. Moon goddnes tersenyum melihat kebahagianku. "Aya" panggil moon goddnes. Aku langsung berbalik dan mendapati dirinya yang masih tersenyum.

"Semua kebahagian ini akan segera datang. Kau harus kembali aya. Apa kau tak mau bertemu dengan mate mu?" Aku mengangguk. Tentu aku ingin bertemu mateku. Tapi... wolfku? Aku tak bisa berubah. Apakah ia akan menerimaku? Fikirku.

"Pasti. Dia akan menerimamu apa adanya. Setelah kau mendapatkan mate, kau akan bisa berganti shif aya" ucap moon goddnes. Aku menatapnya, 'apa dia membaca fikiranku?' Tanyaku dalam hati. "Ya, aku membaca fikiranmu. Kau harus memilih antara dua. Kau harus memilih, dengarkan kata hatimu" lanjur moob godnes.

Kemudian cahaya silau datang kehadapanku. Dan aku hanya bisa memejamkan mata.

Author POV

Aya terbangun dari tidurnya. "Memilih? Hati nurani? melirik jam yang ada di atas nakas samping tempat tidurnya. Pukul 18.00. Satu jam lagi pelantikan luna di packnya akan di mulai. Aya bergegas mandi dan membantu maid yang lainya.

Saat berjalan di lorong pack, Aya bertemu dengan Felidya. "Aya, kau bisa membantuku?" Ucap felidya, "bantu apa?" "Sahabatku yang bernama Hanifa datang bersama Alpha Brondon. Bisakah kau panggil dia?" Aya menaikkan satu alisnya.

"Kenapa harus aku?"

"Karna kau adalah sahabatku. Aku melihat sesuatu di hatimu. Aku bisa membaca fikiranmu. Aku bisa merasakan apa yang kau rasakan" ucap felidya menatap mata milik aya.

'Apa dia juga tau kalau aku sebenarmya ingin membunuh Alpha faurel tapi aku tak bisa?' Batin aya.

"ya, aku juga tau itum tapi kau tak bisa melakukannya. Suatu hari nanti, kau akan menemukan mate mu dan kau bisa berganti shif dengan rain" ucap felidya dengan senyuman yang masih terpasang di wajahnya yang manis.

Aya membalas senyuam felidya, kemudian pergi mencari Luna Hanifa.

Gimana? Kalian pasti bungung, kenapa yang banyak di ceritakan si aya bukan ale atau lauren. Aku jga bingung.

So... silahkan tunggu lanjutan ceritanya..

My Alpha White WolfWhere stories live. Discover now