19

12.2K 574 8
                                    

Warning typo!
Vote and coment

Lauren terbangun dari tidurnya, memeriksa di sisi lain kasurnya. namun kosong. tak melihat di mana Alex.

Lauren berjalan menuju kamar mandi dan melakukan aktifitasnya. 10 menit, lauren keluar dari kamarnya dan masih belum menemukan Alex.

"Meg, alex di mana?
Ntah lah lau, mungkin di ruang kerjanya.
Oke, mari kita kesana.

Lauren berjalan ke ruang kerja alex. Namun, langkah kakinya terhenti. Mendengar suara tawa wanita dan pria yabg tak lain adalah Alex.

Lauren dengan berhati-hati, lauren membuka sedikit pintu ruang Alex, memperlihatkan alex yang tertawa lepas dengan Bulan.

Lama lauren berdiri di ambang pintu, namun si empu masih belum menoleh kearahnya. Tangan alex bergerak ke bahu Bulan dan bulan langsung menyandarkan kepalanya ke bahu alex. Mata Lauren memanas. Butiran butiran kristal menampung di matanya.

Lauren, kau jangan menangis. Jika kau menangis, ia akan merasa menang mindlink Megan.

Lauren menghapus air matanya dan langsung menghampiri Alex. "Lauren. Kau sudah bangun?" Tanya alex, namun masih belum melepaskan rangkulannya dari Bulan. Dengan sekuat tenaga, lauren menahan aur matanya agar tak menetes.

"Ya, hm.. mari kita sarapan. Para maid sudah menyiapkan sarapan" ucap lauren mebgalihkan pembicaraan.

Alex melepaskan rangkulan Bulan dan langsung menggandeng tangan Lauren. Ada sedikit rasa lega di hati lauren.

Bulan tersenyum sinis menatap Lauren. Namun masih bisa di lihat lauren. Alex meneluk pinggang Lauren pisessive. Kemudian mencium puncak kepala Lauren.

Saat sarapan, Alex dan Bulan tak lepas memberikan lontaran tawa. Lauren hanya menanggapi dengan senyum palsunya.

"Hmm.. luna lauren, apa kau serinh di bawa Alex ke danau? Di sana biasanya Alex sering nangis loh..." ucap Bulan dan kembali mengundang tawa Alex.

"Hahahaa.. kau masih ingat saja." bala Alex. Apa yang bisa di buat Lauren? Ia hanya bisa tersenyum terpaksa.

"Dan.. saat itu, alpha bodoh ini akan meminta ku memeuknya." Lanjut Bulan. Hati lauren kemvali memanas, walau senyumnya mengambang. Bamun hatinya terluka.
Sedangkan Alex? Alex masih tertawa.

" Bulan, sekarang ia takkan pernah menangis lagi. Karna ada aku di sini" balas Lauren. Alex menatap Lauren, kemudian memberikan senyuman.

Bulan mendengus kesal. Dan kemudian, mulutnya berkomat kamit mengucapkan mantra. Alex langsung merubah ekspresinya menjadi datar.

" kau pikir kau siapa? kau hanya oramg yang baru datang. Dan yang bisa mengembalikan senyumku adalah Bulan seorang" ucap Alex. Lauren terlonjak kaget, menatap Alex tak percaya.
Bulan tersenyum miring menatap Lauren. Mengisyaratkan  mampus, aku yang menang lauren yang tak percaya akan hal yang di lakukan Alex. Langsung menyudahi sarapannya dan berlari menuju kamar.

Alex melanjutkan tawanya kembali bersama Lauren.

Du kamar, Megan sudah mengaum tanda kesedihan. Hujan turung dengan lebat di luar istana dan gubtur menyambar nyambar di langit. Seakan tau sakit yang di rasa lauren.

Tak  lama, ia terlelap karna lelah menangis.

Lauren, lauren. Bangunlah. Intruksi suara meminta agar lauren terbangun.

Lauren melihat keseluruh penjuru. Ini bukan kamarnya, ini adalah taman bunga yang dulunpernah ia mampiri. . "Moon godness?" Ucap lauren saat melihat seorang wanita dengan vaun putih dan mahkota bulan di dahinya.

My Alpha White WolfWhere stories live. Discover now