16

13.2K 653 12
                                    

Warning! Typo bertebjaran.

Author POV
"Hai. Apa kabar,Sia?" Ucap pria tersebut. "Sena?" Lirih Lauren. Dengan muka datar dan dingin, Lauren menatap Sena. "Aya, ayo pergi" ucap lauren dan langsung menarik Aya. Aya masih bingung dengan apa yang membuat keadaan lunanya menjadi marah dan ingin pergi dari hadapan pria tersebut.

Lauren masih memikirkan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Saat ini,Aya yang sedang menyetir mobil dengan kecepatan sedang. Lunanya menunduk ke bawah menatap kosong kakinya.

"Lau, sudahlah, jangan di pikirkan lagi. Sebentar lagi lita akan sampai, jika Alpha melihat mu seperti ini. Apa yang akan di lakukannya nanti" ucap Aya, membuat lauren langsung mengangkat kepalanya.

Saat ini mereka ada di hutan Pack, jika ia masih seperti ini. Apa yang akan di tanyakan Alex nanti. Lauren mengembangkan senyuman menatap Aya.

Sesampai di depan pack, Aya dan Lauren, langsung di gasang oleh dua pria. Alex dan Luthdi telah menunggu mereka di depan gerbang dengan tangan di depan dada dan muka datar mereka.

"Kalian dari mana?" Tanya Alex, aura yang ada di sekitar merwka tiba tiba menjadi dingin. "Hmm.. anu. Sebaiknya kita jangan di sini" ucap Lauren dan di angguki oleh Aya. Kemudian Alex dan Luthfi membawa mereka ke kamar masing masing.

"Oke, kamu dari mana?" Tanya Alex sesampai di kamar. "Aku dari mall, aku bosan di pack. Kau selalu bekerja dan aku? Hanya bisa diam di pack. Karna ada Aya, jadi alu mengajaknya." Ucap lauren dengan menundukan kepala. Tak berani menatap mata Alex yang menurutnya akan memancarkan kemarahan.

'Hei lex, kau jangan membuat mate kita ketakutan' mindlink gery.
'Dia telah membuatku khawatir dan pergi tanpa izinku.'
'Tapi dia benar, kau selalu meninfgalkannya di pack'

Dengan pemberitahuan Gery, Alex pun sadar. "Oke, aku maafkan kau. Aku ada kabar baik" ucao Alex. "Apa?" "Besok kita menikah" "besok!?" "Iya sayangku. Sebaiknya kita tidur" alex langsung mengangkat tubuh lauren dan menidurkannya.

##

Lauren berdiri di depan cermin. Menatap pantulan dirinya yang berbalut gaun pengantin berwarna putih, berlengan panjang dan menjuntai kebelakang. Bak putri salju yang cantik. Kecantikanya bertambah bekali kali lipat.

"Kau sangat cantik lau" ucap Megan.

"Thanks meg"
"Kita akan menjadi miliknya seutuhnya"
"Ya, kau benar"

Cklek

Lauren menoleh ke arah pintu yang baru saja terbuka. "Kakak ipar.." triak gadis itu. Faurel datang bersama felidya, felidya langsung memeluk lauren. Faurel ikut memeluk saudara kembarnya tersebut. "Yang dulu nangus, sekarang udah mau jadi punya orang nih" ucap Faurel, dan mendapat pukulan kecil dari lauren.

Lauren memeluk kakaknya dengan erat, tanpa sadar, beningan air mata jatuh dari kedua matanya. "Seandainya ada ibu dan ayah. Mereka pasti akan senang melihatku menikah. Aku rindu mereka" ucap Lauren. "Kau tak boleh menagis, sebentar lagi, kau akan ke altar menemui pengantinmu"

Lauren melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya yang berlinang. "Rel, sudah waktunya" ucap Felidya menghentikan aktifitas kakak beradik tersebut. "Baik, aku akan menjadi pendampingmu. Jadi, hari ini akan menjadi hari pertama dan terakhir, hari pertama kebahagiaanmu dengan keluarga baru. Ayo" kata faurel.

Lauren bergandengan dengan faurel, hingga di altar. Semua mata memandang le arah pengantin wanita. Di lihatnya Alex memakai tuxedo putih yang serasi dengan gaunya. Senyum mengambang tak bisa di hentikan dari bibirnya. "Kau jaga kembaranku" ucap faurel, dan membuat keduanya terkekeh kecil.

My Alpha White WolfWhere stories live. Discover now