20

12.5K 621 8
                                    

Typo bertebaran

Nggak ada yang kangen HQ gtu?
Nggak, kangennya sama aku aja. HQ nulis cerita aja gih*Lauren
Abaikan.

##

Lauren terbangun dari tidurnya, merasakan sesuatu yang berat melingkar di pinggangnya. Lauren tersenyum, semua kebahagiaannya kembali lagi. Alex ada di sebelahnya saat bangun tidur, lauren menatap semua seluk beluk wajah Alex.

Pagi Lauren

Pagi meg

Apa lau sudah bisa berkomunikasi dengan Gery?

Bisa, tapi... gery tidak berubah, sepertinya Bulan ada sangkut pautnya dengan aku tak bisa berkomunikasi dengan Gery. Gery kata, ia tertidur saat di dekat Bulan.

Tertidur? Rencana apa yang sebenarnya di lakukan bulan?

Ntah lah

Sesuatu yang lembut menempel di bibir Lauren. "Kau melamunkan apa ha? Haruskah aku yang memulai morning kiss setiap hari?" Ucap alex

Lauren mencium bibir Alex sekilas "sekarang kita impas" alex tersenyum senang.

Lauren dan Alex keluar dari kamar mereka dan menuju ruang makan dan mendapati Bulan dengan senyum palsu nya.

'sebentar senyum itu akan berakhir LUNA'

Alex langsung menempati tempat duduknya di kepala meja. Tak lupa Lauren yang duduk di sebelah kirinya.

"Selamat makan" ucap Bulan dengan senyum palsunya. Dengan senyuman juga, Alex dan Lauren membalas ucapan Bulan. senyum sinis yang terukir di wajah cantik Bulan muncul saat suapan pertaman sang Alpha. Alex terjatuh dari tempat duduknya dengan mata yang mulai sayu dan nafas terpenggal-penggal.

dengan panik, Lauren langsung menuju Alex dan memanggil warrior. "PANGGIL DOKTER!!" Triak Lauren. Sebagian dari warrior pergi memanggil dokter dan sebagian lain membawa Alex menuju kamarnya.

Bulan yang duduk di seberang tempat duduk Lauren memasang wajah khawatir dan terkejut tapi palsu. dalam hatinya ia tertawa senang atas apa yang terjadi.

Dokter Putri keluar dari kamar sang Luna, Lauren langsung menghampiri Dokter Putri "bagaimana keadaan Alex?" serbu Lauren "Sepertinya Alpha keracunan Luna, dan saya sudah memberi faksin agar Alpha cepat sadar." balas Dokter Putri. "terimakasih" ucap Lauren. Dokter putri mengundurkan diri dan berjalan ke gerbang Pack dengan di Antar salah satu warrior. 

Lauren masuk kedalam kamarnya, mendapati Alex sedang duduk bersandar di kepala ranjang. "sayang, kau sudah bangun?" tanya Lauren dan langsung berjalan menuju Alex. "siapa kau?" tanya Alex, sontak Lauren terkejut dan menghentikan langkahnya. "A...Alex?" ucap Lauren ragu. 

"Apa kau punya sopan santun? aku Alpha dan dengan seenak hatinya Kau masuk kekamar ku? " Alex meninggikan suaranya satu Oktaf. bagai tak pernah mengenal Lauren Alex menatap Lauren. 

Sebutir cairan beniing keluar dari bola mata Lauren. Rasa sesak menghampirinya, tak percaya akan yang di katakan Alex bahwa dirinya tak mengenal sang Lunanya, tak mengenal mate nya. "A..Aku lauren, Lex. Aku mate mu, Aku lunamu" dengan gagap dan menahan rasa sesak di dadanya, Lauren mengingatkan Alex akan dirinya. 

Namun yang didapatinya hanya senyum mengejek dan perkataan yang membuat dirinya dan Magan sakit.

"kau bilang Mate? luna? Bahkan Aku tak tau siapa kau! dan kini kau mengaku bahwa kau adalah Mate dan Lunaku.are you kidding?!  Aku sendiri  belm menemukan Mateku. Dan ku minta, kau sekarang keluar dari Kamarku!!" Ucap alex.

Bulan masik kedalam Kamar Alex tanpa mengetuk pintu. Spontan Alex dan Lauren menoleh ke arah pintu. Mimik wajah Alex yang semula marah dan penuh dengan kekesalan, langsung berubah drastis saat menatap Bulan. 

"Alex, kenapa kau ? Aku sampai mendengar terikanmu di lantai atas" Ucap Bulan tanpa dosa. Alex tersenyum. tak tunggu lama, Bulan langsung berjalan menuju Alex dan berhenti di samping Lauren. "sudah ku bilang bukan. kebahagiaanmu sebentar lagi akan berhenti. dan Kini waktunya." bisik Bulan dan Kembali berjalan menuju ranjang di mana Alex duduk.

"Kenapa kau masih disini? KELUAR KAU!!" Bentak Alex sekali lagi. Air mata Lauren menetes, satu demi satu tetes mentes di pipinya dan lama kelamaan menjadi deras.

Cukup sudah Luka yang di dapatinya hari ini. pertama, sakit karna Matenya sakit. Kedua, Matenya tak mengenal dirinya. Ketiga, Ia di BENTAK MATENYA! 

'Lauren..  Bawa Aku keluar dari sini!' ucap megan, tanpa menjawab titah Megan pun, Lauren berlari keluar kamar. 


##

Lauren berhenti di taman pack, yang dimana hanya ada dirinya seorang. Di bawah pohon yang rindang, Lauren menyembunyikan Wajahnnya di antara kakinya. Menangis dengan isakan kecil. Bahunya bergetar, sesak di dadanya enggan untuk menghilang. 

Sebuah tangan mengusap Bahu Lauren, sontak lauren melihat siapa yang ada menyentuh bahunya tersebut. mendapati Riska menatapnya bingung. 

"Kau kenapa sayang?" Ucap riska. tanpa aba-aba, Lauren langsung memeluk Riska. Suara tangisan untuk kesekian kalinya keluar dari mulutnya, 

"Mom, hiks...hiks... alex.. Alex tak mengingatku. dia membentaku dan mengusirku mom.." adu Lauren. Tubuh Riska langsung menegang dan menatap mata Lauren yang terus saja mengeluarkan Air mata. 

"membentakmu? ini..ini ak mungkin" ucap Riska tak percaya. Riska langsung meleaskan pelukan Lauren dan meminta Lauren agar tak mengikutinya. Riska berlari menuju arah kamar Alex, rasa marah dan sesal memenuhi otaknya. Seakan tak percaya Apa yang di ucap Lauren.

Riska menghampiri Alex yang sedang duduk di balkon kamarnya. "Mom, ada apa? kenapa kau terlihat marah?" ucap alex. 

"Kenapa Lauren menangis?" tanya riska

"Lauren? siapa dia?" seakan tak percaya dengan ucapan anak pertamanya. Riska kembali melontarkan pertannyaan. 

"Lauren, Matemu, Luna pack Bluemoon pack."

"Luna? Mateku? dia bukan mate ku Mom. Kau tak mengenalnya. oh, apa jangan-jangan Mom sedang di pengaruhinya? Benar kata Bulan, Jalang itu telah mengasut keluargaku"

Plak

rasa perih menjalar di pipinya Alex. alex menatap Ibunya yang baru saja menamparnya. 

"Kau bilang Luna Pack ini Jalang? seharusnya gelar itu cocok untuk Bulanmu itu." Ucap Riska dengan penuh emosi. "IBU TAK BERHAK MENGATAKAN BULAN DENGAN SEBUTAN JALANG!!" Bentak Alexa. Riska membulatkan matanya. Anak nya yang selama di banggakannya, kini membentaknya. 

"dan Kau, bukan Putraku lagi" Ucap Riska dan melankahkan kakinya keluar dari kamar alex dengan perasaan menyesal dan sakit hati karna bentakan anaknya yang membela seorang yang telah meruasak keluarga.

 hingga langkah kaki Riska terhenti di depan sebuah ruangan karna mendengar sebuah tawa. "hahaha... Akhirnya aku bisa membalaskan dendamku tenang saja senaku, aku akan membalas dendam atas kematianmu" ucap seseorang dari ruang tersebut. 

"bulan?" lirish riska dan kembali berjalan menuju tenpat keberadaan Lauren...

Sorry updatenya lama, dan ceritanya di gantung... biar ceritanya di gantung, asalkan perasaanku tidak di gantung nasib jones selalu begitu*Alex

#plak

Abaikan, jangan lupa vote and Comment.... 

jangan panggil aku Thor, Call me HQ

HQ

My Alpha White WolfOnde histórias criam vida. Descubra agora