Chapter7

6.2K 422 15
                                    

Disclaimer: Masashi .K.
Pairing: Sasuke .U. & Sakura .H.
Gendre: Romance,Friendship,Family,Angst,Hurt.
Rated: T semi M
Warning! Banyak adegan tidak bermoral,Typo everywhere,OOC,OC.
.
.
.
N/T: Segala adegan kekerasan atau ketidaksopanan didalam cerita ini...MOHON JANGAN DITIRU!!!
DONT LIKE, DONT READ.
.
.
.
.
.
Ayunan yang sedang diduduki seorang gadis berkupluk merah yang rambutnya tergerai manis itu berayun pelan, surai merah muda itupun ikut bergerak seiring ayunan digerakan. Sebatang rokok terselip disela jari telunjuk dan jari tengah, sedangkan sang empunya pun belum menghisap rokok itu sama sekali.

Sakura mengambil gadgetnya dari saku jaket dan mengetik sebuah nomor yang -sialnya- sudah dihafal diluar kepala, dengan enggan ia menelpon seseorang yang tinggal jauh disana.

'Hallo. Kukira kau sudah-'

"Kataan pada Yamato, jangan ganggu teman-temanku. Kalau kau punya urusan denganku, silahkan berurusan denganku. Jangan pada orang-orang disekelilingku." sela Sakura datar.

Terdengar suara tawa sinis disebrang sana, 'Kalau begitu, cepat enyah dari dunia ini. Kalau tidak, aku akan membuat hidup teman-temanmu ikut terancam.'

Sakura terdiam beberapa saat, "Aku akan mati jika sudah saatnya nanti. Kalau kau mau mati duluan, silahkan. Aku akan jadi orang pertama yang tertawa didepan jasadmu." dengan itu, Sakura mematikan sambungan ponselnya.

Ia berdecih pelan sebelum menghisap rokoknya kuat-kuat, "UHUK!" asap keabu-abuan keluar secara kasar dari mulut Sakura karena gadis itu yang terbatuk kencang.

Saat ingin menghisap lagi, ada yang merebut rokoknya dan membuangnya kebawah lalu di injak. Sakura tak perlu menongak untuk melihat siapa yang datang, hidungnya masih bisa mencium wangi maskulin yang pekat dari pemuda emo didepannya.

Sasuke berlutut satu kaki didepan Sakura dan menatap wajah gadis itu yang menunduk dalam, "Kau bersikap seperti ini pada teman-temanmu, karena kau tak ingin yang lain ikut terlibat dalam masalahmu kan?"

Sakura balik menatap datar Sasuke, "Pergilah. Aku ingin sendiri." usir Sakura dingin.

Sasuke menahan sebelah rantai ayunan Sakura dengan satu tangannya, "Jangan menyembunyikan apapun. Jangan bersembunyi dimanapun. Kau tidak bisa menjalaninya sendiri."

"Hanya orang bodoh yang ingin terluka karena ikut campur masalah orang lain."

"Akulah orang bodoh itu." Sasuke menaikan tubuhnya masih dengan sebelah lututnya menopang, tangan bebasnya menyingkirkan rambut Sakura dan diselipkannya ditelinga gadis itu.

Bagai waktu berhenti, Sakura bisa merasakan hembusan napfas hangat dipipi kanannya, gadis itu hanya terdiam saat Sasuke mencium pipinya dengan lembut. Emerald itu bersembunyi dibalik kelopak matanya, dan satu tetes air mata meluncur begitu saja melewati pipi ranum Sakura.

"Menangislah..." bisikan Sasuke cukup menenangkan ditelinga Sakura, mengundang beberapa tetes air mata kembali muncul tanpa isakan berarti, Sakura menangis dalam diam dengan Sasuke yang kini merengkuh dirinya sempurna.

.

.

.

"Itu dia!" pekik Karin yang menghampiri Sakura dan Sasuke yang berjalan beriringan dilorong asrama.

Ino dan Hinata pun ikut mengerubungi Sakura yang hanya diam saja, sedangkan Temari berdiri tegak didepan pintu kamar mereka.

"Maafkan kami." Ino memeluk Sakura erat, "Kami salah. Maaf Sakura."

Sakura dapat melihat Hinata yang masih menangis dengan isakan pelan disamping Karin, "Hey." panggil Sakura pada Hinata, "Cengeng sekali." sindir Sakura pada Hinata yang kini menghentikan isakannya.

🚫PARADOX🚫[discontinue]Where stories live. Discover now