Chapter13

5.3K 377 13
                                    

Disclaimer: Masashi .K.
Pairing: Sasuke .U. & Sakura .H.
Gendre: Romance,Friendship,Family,Angst,Hurt.
Rated: T semi M
Warning! Banyak adegan tidak bermoral,Typo everywhere,OOC,OC.
.
.
.
N/T: Segala adegan kekerasan atau ketidaksopanan didalam cerita ini...MOHON JANGAN DITIRU!!!
DONT LIKE, DONT READ.
.
.
.
.
.
"Hinata! Hinata buka matamu!" Naruto masih mencoba membuat kesadaran Hinata ada walau Hinata mati-matian menahan rasa sakit teramat sangat pada punggung dan kepalanya.

Ranjang Hinata masih didorong menuju UGD dengan Naruto, Karin, Temari, dan dua suster yang ikut mengiringi Hinata. Sedangkan Ino, Sai, Suigetsu, Shikamaru, Sakura, dan Sasuke berjalan cepat seperti berlari dibelakang mereka.

Hinata dimasukan ke UGD dan salah satu suster menyuruh mereka menunggu diluar, Naruto menggeram dan menjambak rambut kuningnya frustasi karena bagaimanapun Hinata terjatuh tepat didepan matanya.

Ino, Temari, dan Karin saling berpandangan lalu menatap cemas Sakura yang terdiam menatap pintu UGD. Sasuke mencoba memanggil Sakura namun gadis itu hanya diam saja, sampai Sakura hendak melayangkan kepalan tangannya kearah dinding sebagai perwakilan emosinya.

TAP!

Sasuke menangkap kepalan tangan Sakura, "Jangan sakiti dirimu sendiri." akhirnya Sasuke menarik Sakura kearah halaman belakang rumah sakit yang sepi, "Kau boleh meluapkan kekesalmu padaku. Kau boleh memakiku, memukulku, bahkan membunuhku. Apapun itu. Asal jangan sakiti dirimu."

Napas Sakura tampak menderu akibat emosinya, ia menatap Sasuke lekat dan ia mulai merasakan sesuatu. Sebuah perasaan yang masih sulit ia pikirkan, yang jelas Sakura sadar bahwa disaat Sakura emosi dan membutuhkan pendamping, Sasuke selalu ada untuknya.

Sasuke menutup kedua matanya saat Sakura berjalan cepat kearahnya, ia tau kalau kekuatan Sakura akan tiga kali lipat lebih kuat dari perempuan biasa disaat gadis itu sedang marah. Sasuke merasakan sendiri pukulan telak Sakura saat kejadian Ino dulu.

Greb!

Tapi bukannya pukulan justru pelukan yang Sasuke dapatkan, tubuh Sasuke limbung kebelakang karena Sakura yang menubruknya.

Bruk!

Sasuke meringis kecil saat punggungnya menabrak pohon dibelakangnya, "Ada apa?" tanyanya pelan pada Sakura yang menyembunyikan wajahnya dilekuk leher Sasuke, "Apa kau terantuk pohon?" tanya Sasuke lagi, ia takut kepala Sakura terantuk pohon saat Sasuke limbung tadi.

Sakura hanya menggeleng dan mengeratkan lingkar kedua lengan mungilnya disekitar leher Sasuke, gadis itu mencengkram kemeja Sasuke erat dengan rahangnya yang masih mengeras.

Sasuke sadar, bahwa gadis ini meluapkan emosinya dengan memeluk dirinya erat. Ini bagus, jadi Sakura tidak menyakiti dirinya sendiri dan ia bisa belajar pengendalian emosi.

"Sabar. Kau harus sabar." Sasuke membalas pelukan Sakura dan mengelus punggung gadis itu, "Setidaknya tak ada nyawa yang melayang. Mereka hanya memancingmu saja."

Sakura makin mengeratkan pelukannya dan terdengar geraman samar, "Lalu aku harus apa...?" bisiknya, "Pada kejadian Ino dan Temari, pelakunya terlihat sehingga aku bisa membalasnya. Tapi sekarang..."

Sasuke ikut mengeratkan pelukannya, "Dengar. Kau tentu tidak mau kalah kan?" pertanyaan Sasuke dibalas anggukan Sakura, "Jangan termakan emosi. Dengan keadaan kau yang kalut, mereka akan merasa menang karena bisa memancing amarahmu."

Sakura mengendurkan pelukannya dan melepaskannya perlahan, emerald gadis itu menatap sepasang onyx Sasuke dalam.

"Apa aku harus mati?" pertanyaan Sakura membuat Sasuke menggeleng cepat, "Uchiha, ayahku hanya ingin aku mati. Jika aku mati-"

🚫PARADOX🚫[discontinue]Where stories live. Discover now