Chapter10

6.1K 395 12
                                    

Disclaimer: Masashi .K.
Pairing: Sasuke .U. & Sakura .H.
Gendre: Romance,Friendship,Family,Angst,Hurt.
Rated: T semi M
Warning! Banyak adegan tidak bermoral,Typo everywhere,OOC,OC.
.
.
.
N/T: Segala adegan kekerasan atau ketidaksopanan didalam cerita ini...MOHON JANGAN DITIRU!!!
DONT LIKE, DONT READ.
.
.
.
.
.
Suara langkah kaki menggema dilorong rumah sakit yang sepi, jam menunjukan pukul satu dini hari, setelah mengirim tiga orang pria kekantor polisi dan memberi beberapa pernyataan, akhirnya tiga pria itu ditahan. Anehnya tiga pria yang mencelakai Temari sama sekali tidak membuka suara mengenai ada atau tidaknya orang yang menyuruh mereka, tapi salah satu pria itu bilang bahwa mereka memiliki dendam pribadi dengan keluarga Sabaku.

Entah benar atau tidak tapi Sai langsung menghubungi Ino mengenai kabar Temari, Sai dan Naruto menunggu ketiga gadis itu turun dari asrama dan langsung melesat kerumah sakit dengan mobil Sai. Sai meminta izin untuk memakai kursi roda untuk Ino, alhasil yang berlari saat ini adalah Karin dan Hinata sedangkan Sai dan Naruto berjalan cepat walau terkadang Ino selalu memaksa mendorong kursi roda itu sendiri agar lebih cepat tapi usahanya ditahan Sai.

"Bagaimana kabar Temari?" tanya Hinata cepat saat mendapati Shikamaru dan Suigetsu ada didepan ruang UGD.

Suigetsu mengendikan bahu tanda tidak tau, sedangkan Shikamaru hanya berjongkok disamping pintu UGD dengan kepala tertunduk.

Karin menatap sekelilingnya dan ia tidak dapat menemukan orang yang 'harus' diperhatikan setelah Temari disini, "Dimana Sakura?"

Suigetsu tampak membalas tatapan Karin cukup lama sebelum menghela napasnya, "Biar kuantar."

Karin dan Ino serta Sai mengikuti Suigetsu sedangkan Hinata dan Naruto tetap didepan ruang UGD untuk tau kondisi Temari yang sudah satu jam belum keluar juga, Ino mengerutkan alisnya saat Suigetsu berjalan kelorong yang dikhususkan untuk kebutuhan khusus, ia tau karena ia pernah melewatinya saat ia masuk kerumah sakit seminggu lebih empat hari lalu.

"Ruang isolasi..." gumam Karin bingung, dan benar saja, disana ada Sasuke yang berdiri diluar sebuah ruangan yang memiliki jendela ruangan cukup lebar.

"Apa-apaan ini?!" seru Ino saat ia melihat Sakura yang terbaring dengan kedua tangan diikat dengan ikatan khusus ditiap pinggir ranjang, "Kau pikir Sakura gila?!"

"Ino, sabar." gumam Sai menenangkan Ino yang hendak berdiri tapi ditahan olehnya.

Sasuke diam menatap kedua kawan dekat Sakura, ia lalu melirik seorang suster yang baru saja menyuntikan obat penenang untuk Sakura, suster itu keluar sambil membawa nampan besi dan pamit pergi.

Bug!

"Hey, jawab!" sentak Karin setelah mendorong Sasuke kasar kedinding.

Sasuke memegangi bahunya yang berdenyut sakit sambil menahan desisan sakitnya, Suigetsu menarik Karin menjauh karena ia tau bahwa Sasuke juga baru saja diobati setelah tulang bahunya sedikit bergeser akibat hantaman keras Sakura dan pukulan Sakura tempo hari saat kejadian Ino.

"Sakura mengamuk." ucapan Sasuke membuat Karin dan Ino terdiam, "Dia sama sekali tidak mau berhenti untuk menyakiti dirinya sendiri."

Sasuke mengangkat tangan kirinya yang dibalut perban, "Dia mencakarku saat dia sadar. Aku sempat membuatnya pingsan dan membawanya kemari untuk diobati pada luka-luka ringannya akibat melawan tiga pria tadi, tapi setelah sadar dia justru berontak ingin keluar dan terus menerus memukuli dan menjengguti rambutnya sendiri."

Ino mengusap wajahnya perlahan sambil menahan air matanya, sedangkan Karin bersandar pada dinding sambil menatap Sakura sendu.

"Dokter bilang, Sakura memiliki sedikit masalah pada emosional dan mentalnya." Sasuke menatap Sakura lagi dan onyx nya tampak meredup, "Bisa dikatakan, itu adalah Anxiety Disorder." dan tatapan sendu Sasuke hanya disadari Suigetsu dan Sai yang sudah mengenal Sasuke cukup lama.

🚫PARADOX🚫[discontinue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang