6. Larangan

14.4K 1.4K 68
                                    

Abang O²N-ku

Arlen anak manusia

Anas tukang Siomay

Cindy Candy Permen

Dino The white devil

Jaka masih hidup

Lisa Marlisa

Mama 

Nano bukan nano-nano nougat

Papa

Revan Jaya AC

Revin Jaya AC

Riska

Ronald bukan sih?

Satpam Erick

❤Mas Zeril😍😙

Aku masih setia memandangi nama-nama kontak dilayar ponselku dengan bingung.

Tadi Mas Misterius membawaku ke Taman belakang sekolah dan langsung menyerahkan ponselku. Dan dia menyuruhku untuk melihat nama-nama kontak yang ada diponselku. Apakah ada yang salah?

"Ma--Axel, memangnya kontak aku kenapa sih?" ucapku seraya menatapnya bingung.

Dia mendengus lalu menyenderkan punggungnya dikursi taman.
Sedangkan aku?
Berdiri dihadapannya dengan kaki kesemutan. Hiks, jahat...

Masa' sedari tadi aku gak disuruh duduk sama sekali, pas aku mau duduk, eh malah ditatep tajem setajem silet!
Ingat, ini silet temannya pisau, bukan bagian tubuh sering ditabok itu. Udah tepos, ditabok lagi!

"Kenapa banyak kontak laki-laki diponsel kamu?" tanyanya seraya melipat kedua tangannya didada. Hobi banget posisi kayak gitu Mas!

"Terus kenapa juga kontak si Zeril kamu kasih emoticon alay kayak gitu?!" lanjutnya dengan tatapan menyelidik. Wadaw, sebenarnya ini Taman sekolah atau penjara sih? Diriku merasa seperti tahanan yang sedang diinterogasi😑

Mataku memandang kesegala arah karena bingung harus menjawab apa. Nggak mungkin kan kalau aku jawab Mas Zeril adalah gebetanku, bisa mati aku nanti!

Alis tebal Mas Misterius terangkat sebelah saat aku tak kunjung menjawab pertanyaannya. Dia berdecih sebelum berkata "Atau jangan-jangan selama ini kamu punya banyak temen laki-laki? IYA!"

Aku hampir melompat kaget saat mendengar bentakan Mas Misterius di akhir perkataannya. Selamet, selamet! Untung jantung ini kagak copot.

"Memangnya kenapa? Bukannya berteman itu hak setiap orang? Laki atau perempuan itu sama, mas!" Entah darimana aku dapat keberanian untuk menjawab ucapan Mas Misterius. Bahkan dengan luar biasanya aku bisa menampilkan wajah angkuhku didepannya.

Mata Mas Misterius menggelap seiring dengan rahangnya yang kian mengeras. Aku bisa melihat kilatan marah dan kecewa di manik matanya.

Tiba-tiba ia menarik pinggangku mendekat. Dan reflek kedua tanganku menahan dadanya untuk memberi jarak.

"Aku gak suka kamu berinteraksi dengan lelaki manapun!" ucapnya dengan menekankan disetiap kata.

Mataku membulat. Dan emosiku pun mulai terpancing layaknya seekor ikan gurame enak dibakar.

Dengan sekuat tenaga aku mendorong dada Mas Misterius hingga aku terdorong ke belakang. Sedangkan dia?
Tetap kokoh ditempatnya.

"Gue bukan boneka yang bisa lo suruh seenaknya! Inget Mas, lo itu bukan siapa-siapa gue, jadi lo nggak berhak ngatur hidup gue kayak gitu!" Akhirnya aku keluarkan semua uneg-unegku selama ini.

Possessive Boyfriend ✔Where stories live. Discover now