14. Memalukan!

7.4K 914 107
                                    

Ternyata tinggal di rumah Axel itu beneran seburuk yang aku kira. Dilarang ini itu ditambah jantungku yang selalu berdetak kencang karena Axel tak pernah berhenti mengawasiku.

Fyi, aku sudah tidak memanggilnya Mas Misterius lagi karena sejauh yang aku kenal ternyata dia tidak se-misterius yang aku kira.

"Riana!"

Aku langsung tersadar ketika mendengar suara Axel yang memanggilku dengan intonasi tinggi. Ternyata sedari tadi aku melamun di ujung tangga hingga membuat Axel yang menunggu di meja makan merasa sedikit kesal. Alamat bakalan kena semprot!

Dengan menghela napas, aku melangkah malas mendekati Axel dan duduk di kursi yang berada di sampingnya. Aku langsung menahan air liurku agar tidak menetes saat melihat banyak makanan lezat yang tersaji di atas meja. Wah, aku mau nasi liwet, oseng kikil, daging asap, pokoknya semuanya! Wakakaka 😹

"Ngelamunin cowok?" Axel menatapku datar dengan suara dinginnya.

"Enggak. Siapa juga yang ngelamunin cowok!" jawabku sembari melirik roti bakar yang berada di piring milik Axel. Wih, keknya enak tuh!

Axel sepertinya mengerti pandanganku. Ia mengambil roti bakar miliknya lalu kemudian menaruhnya ke piring di depanku. Membuatku langsung salah tingkah saat itu juga.

"Eh, nggak usah. Aku bisa makan yang lain!" Aku menolak walaupun lidahku sangat menantikan makanan lembut itu. Dasar munafik kau Riana!

Axel tampak cuek dengan mengambil roti bakar yang ternyata tersedia banyak di piring lain. Aish, pantesan! Nggak jadi merasa nggak enak aku jadinya!

"Selamat makan!" Ucapku berusaha bersikap manis sebelum menggigit roti bakar yang beroleskan selai nanas.

Why aku bersikap manis?

Alasannya cukup simple. Kata Riska, cowok sedingin apapun akan langsung luluh jika kita bersikap manis. Sebenarnya aku merasa enggan untuk percaya, tapi apa salahnya untuk mencoba?

"Hm."
Deheman singkat dari Axel membalas ucapan dariku. Dia mengunyah rotinya dengan mata yang sama sekali tak melepaskan pandangannya dariku. Waduh, dangerous banget nih buat jantungku!

Aku berusaha mengunyah roti bakarku dengan santai, namun tidak bisa karena tatapan Axel itu menyesatkan. "Kenapa sih kam--"

"Makan!"

Aku langsung menggembungkan pipi ketika Axel memotong perkataanku. Emang ngeselin ini orang! Untungnya ya, Riana itu orangnya sabar terus baik!

Fyi, tadi malam aku tidur di kamar Axel. Kasurnya empuk warbyazah! Aku sampai langsung bisa terlelap hanya dalam waktu kurang dari sepuluh menit. Wangi kamarnya juga sangat menenangkan jiwaku yang sampai sekarang masih sepi. Ahay, jadi curhat!

Berarti Axel tidur sama elo?

Dih, ya enggak dong! Kalau dia berani tidur seranjang sama aku, langsung aku tendang dia punya junior!

Tadi malam Axel tidur di kamar lain, lebih tepatnya di kamar kosong di samping kamar yang aku tiduri. Untuk antisipasi kalau dia bakalan nerobos masuk diam-diam waktu malam, aku memgunci pintunya dari dalam. Tapi anehnya, keesokkan harinya Axel malah membangunkan tidurku. Lah? 😦

"Ngelamun sekali lagi, aku cium!"

Aku langsung mengerjapkan mata beberapa kali saat mendengar ancaman Axel yang terdengar frontal. Ok, Riana fokus! Nggak boleh ngelamun!

"Senengnya kamu, ruginya di aku!" jawabku pelan walaupun sebenarnya pengen ketus. Tapi aku kan harus bersikap manis, jadi harus tahan diri!

"Kenapa rugi?" Axel memakan roti bakarnya yang terakhir lalu menjilat jarinya sensual. So sexy kek cogan barat yang sering aku stalk! 😍

Possessive Boyfriend ✔Where stories live. Discover now