9. Mall

12.9K 1.3K 97
                                    

Kata orang, punya pacar ganteng itu enak. Kita bisa pamerin ke orang-orang dan bisa jadi ngehits dalam waktu sekejap.

Kata orang, punya pacar tajir itu enak. Kita sering dibeliin barang-barang yang kita mau tanpa harus meminta terlebih dahulu.

Kata orang, punya pacar jenius itu enak. Kita bisa minta tolong kerjain PR atau tugas-tugas yang rumit seperti matematika dan kimia.

Tapi.......

Kata Riana, punya pacar ganteng itu nggak enak. Kita sering mendapat tatapan mencemooh dan nyinyiran super dari para fans ceweknya.

Kata Riana, punya pacar tajir itu nggak enak. Kita bisa sering mendengar orang-orang mengatai kita cewek matre tanpa mengetahui hal yang sebenarnya.

Kata Riana, punya pacar jenius itu nggak enak. Kita pasti akan sering dikerubutin temen buat mencontek tugas atau PR yang kita buat. Dan juga pasti tidak akan ada yang percaya jika kita bikin PR itu sendiri, mereka berpikir kalau tugas kita dikerjain oleh si pacar.

"Jadi ini pacarmu, dek?"

Aku hanya mengangguk malas untuk menjawab pertanyaan bang Rion. Setelah kejadian Mas Misterius menonjok pipi bang Rion hingga lebam, akhirnya aku langsung membawa mereka ke ruang tamu. Tentunya aku sudah menjelaskan kalau bang Rion hanya bercanda, dia adalah kakak semata wayangku. Awalnya sih Mas Misterius nggak percaya, tapi setelah aku kasih foto keluarga dan STNK yang sama sekali nggak penting, akhirnya dia pun percaya.

"Kelas berapa? Sejak kapan lo jadian sama adik absurd gue?" tanya bang Rion sok judes. Ya elah bang, kagak pantes lo ngomong kayak gitu! Mana matanya sok mengintimidasi lagi. Kagak mempan sama Mas Misterius bang!

Mas Misterius sempat menaikkan salah satu alisnya sebelum menjawab singkat."Empat hari."

Bang Rion manggut-manggut dengan ekspresi sok paham."Berarti baru sebiji mentimun." gumamnya dengan tatapan menilai ke arah Mas Misterius.

Sedangkan Mas Misterius, dia hanya diam dengan duduk tenang di single sofa. Matanya juga tengah menatap bang Rion dengan tajam dan penuh selidik.

Jadi kedua orang ini sama-sama saling bertatapan. Dan aku takut kalau mereka bakal saling jatuh cinta cause cinta itu berawal dari mata.

Oh, ya! Aku lupa, sebagai tuan rumah yang baik jika ada tamu kita harus menjamu mereka dengan minuman dan juga makanan ringan. Tapi aku bukan tuan rumah yang baik sekarang, karena aku tidak menyuguhkan minuman dan makanan 😒 yang di pinta Mas Misterius tadi.

"Jadi nama lo siapa? Kelas berapa? Kenapa mau sama adik absurd gue?" tanya bang Rion beruntun kayak sedang menginterogasi tahanan.

Dan aku bisa lihat rasa tidak nyaman mulai menyerang Mas Misterius.

"Axel, 12, nggak tahu."

Irit banget ngomongnya bang? Perasaan sekali ngomong itu nggak harus bayar gocap deh 😌

Tapi sebentar, Mas Misterius bilang dia nggak tahu kenapa mau sama aku?
Lha 😦 terus kenapa maksa bener aku jadi pacarnya? Sedeng ni orang!

"Gini ya Axel, yang gantengnya setingkat dibawah gue,"

Aku spontan memutar bola mata saat mendengar ucapan bang Rion yang narsisnya kumat. Ya elah bang, diliat dari sudut manapun juga lebih ganteng Mas Misterius kemana-mana daripada lo kali. Ibarat berlian sama besi karatan 😏

"Kenapa lo jadian sama adik gue kalo lo-nya aja nggak tahu kenapa bisa mau sama dia?" tutur bang Rion sembari menunjuk wajahku yang tepat banget ke mata. Dan segera aku tepis telunjuknya sebelum mengenai indera penglihatanku ini. Bisa berabe kalo kena nanti!

Possessive Boyfriend ✔Where stories live. Discover now