1

1.7K 183 26
                                    

Seungcheol baru saja menyelesaikan operasi transplantasi jantung sebelum sang pemilik rumah sakit tempat ia bekerja memanggilnya melalui Lee Seokmin yang merupakan salah satu dokter sekaligus teman baik Seungcheol.

Berkali-kali pemuda tampan itu membetulkan posisi duduknya di hadapan Tuan Kris Wu, selaku direktur sekaligus dokter bedah saraf di rumah sakitnya sendiri. Matanya melirik ke segala arah untuk mengatasi kegelisahannya yang kentara. Seungcheol bukan tipe laki-laki pengecut, namun direkturnya ini tidak biasanya menatap Seungcheol dengan tatapan menilai.

"Choi Seungcheol."

Yang dipanggil kembali menatap pria berkepala 5 yang masih terlihat gagah tersebut. "Ya, Dokter Wu?"

Dokter Wu melepaskan tatapan tajamnya pada Seungcheol seraya mengacak surai hitamnya agak kasar. Cukup terlihat frustasi. Ia membuang nafas kasar sebelum kembali bersikap angkuh seperti khas nya. "Kau kenal cucuku?"

Seungcheol memiringkan kepalanya dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "cucu?"

"Joshua Hong. Cucu satu-satunya dari anak asuhku. Dia sering kemari jika aku menyuruhnya berkunjung." Kali ini Seungcheol mangut-mangut.

Sejujurnya, Seungcheol tidak begitu ingat dengan sosok Joshua Hong yang dibicarakan oleh atasannya itu. Sekelebat memang ia tahu ada seorang pemuda berpakaian mahal yang sering keluar masuk ruangan direktur.

"Menikahlah dengannya."


Seungcheol hampir tersedak oleh nafasnya sendiri jika saja ia tidak bisa menahan rasa terkejutnya. Mengapa urusannya sampai ke pernikahan? "Me-menikah?"

Dokter Wu tampaknya bukan pria sabaran. Ia menggeram kesal dan melemparkan sebuah map biru ke arah Seungcheol. "Itu berisi semua data cucuku lengkap dengan foto terbarunya. Dia pemuda yang manis, kau tak akan mampu menolaknya."

Seungcheol mengepalkan tangannya. Tak ada niat sedikitpun yang terbesit untuk membuka map biru itu. Ia cukup kesal dengan tawaran yang terkesan memaksa dari direkturnya. "Maaf sebelumnya, Dok. Hanya saja aku— sebenarnya sudah memiliki kekasih."

Alis Dokter Wu terangkat. Namun kemudian bibirnya mengukir senyuman tipis pada Seungcheol yang enggan bergerak sedikitpun. Membatu. "Siapa dia?"

"Yoon Jeonghan. Dia salah satu dokter bedah toraks di rumah sakit ini." Seungcheol menjawab dengan mantap. Bibirnya melukis senyum tipis dan semburat merah terlihat samar di pipinya.

Hening sejenak sebelum suara batuk kecil yang disengaja Dokter Wu memecahnya. "Choi Seungcheol." Panggilnya yang membuat Seungcheol menarik obsidiannya ke arah direkturnya lagi. Ia terdiam. Menunggu Kris Wu melanjutkan perkataannya.

"Aku mohon."

Seungcheol berjengit. "Menikahlah dengan cucuku. Joshua. Hanya kau yang bisa bersamanya." Lanjut pria paruh baya itu yang memajukan tubuhnya. Memastikan suara lirihnya dapat terdengar jelas oleh Seungcheol.

"Maaf, aku tidak bermaksud kasar. Tapi— kenapa harus aku? Bukankah ada banyak dokter lain yang berbakat dan single yang pasti anda tahu? Aku yakin cucumu adalah orang yang luar biasa, tidak akan pantas jika aku bersanding dengannya." Tanya Seungcheol berhati-hati.

Dokter Wu meneguk salivanya berat, lalu menggeleng kasar. Terlihat jika ia benar-benar putus asa sekarang. "Cucuku mencintaimu, dan hanya kau yang bisa membuatnya kembali percaya diri lagi. Menghilangkan depresi Shua, menggantikan Shua yang secerah matahari seperti dulu." Dokter Wu tampak menggerak-gerakkan matanya gelisah. Seungcheol tidak pernah melihat direkturnya sekhawatir itu.

"Depresi— kenapa?"

Tubuh Dokter Wu menegang. Ini yang ditakutkan pria tua itu. Menerima pertanyaan yang sulit untuk dijawabnya. Takut-takut hasil keputusan Seungcheol pada akhirnya hanya akan menyakiti sang cucu kesayangan.

RECORDS -Cheolsoo-Where stories live. Discover now