7

1K 141 54
                                    

Di republish karena banyak yg gabisa baca haha maafkan wattpad 🙆😂

Selamat membacaaaa

••••••••••

Es serut bukan lah minuman yang enak di musim gugur. Dinginnya udara bercampur dingin dari gumpalan-gumpalan es yang memasuki kerongkongan hanya akan membuat otakmu membeku. Semua orang berpikir seperti itu, tapi tidak dengan Jeonghan. Dokter cantik dengan segala pesonanya.

Di antara semua pilihan makanan berkuah yang disebutkan Seungcheol, Jeonghan malah request di luar list. Beruntung pemuda Choi itu benar-benar sudah kaya raya, maka tak segan ia membelikan apapun yang Jeonghan mau.

Omong-omong, Seungcheol baru saja pergi ke atm untuk mengambil sedikit uang untuk mentraktir Jeonghan, karena biasanya mereka hanya bayar masing-masing. Tapi jumlah nol yang terpampang di layar atm Seungcheol membuatnya sempat mondar-mandir di depan mesin atm itu. Berpikir apakah ada yang salah transfer padanya? Apakah ini sejenis penipuan? Apakah ia salah memakai atm Jisoo? Atau bahkan mungkin mesin atm nya sedang tidak akurat? Kalau Jisoo sih, dia tidak heran.

Seungcheol punya 3 kartu debit. Satu untuk penerimaan gaji, satu untuk kebutuhan sehari-hari, dan satu lagi untuk menabung. Tadi dia menggunakan kartu debit tabungan, dan ia mencoba mengecek kartu debit lainnya yang ternyata memiliki nominal yang hampir sama.

Total semua saldonya, mungkin mampu membuat Seungcheol membuka rental mobil dengan 5 armada.

"Ada yang salah?" Jeonghan menepuk pelan bahu Seungcheol. Ia telah menunggu hampir 30 menit di bangku trotoar hingga Seungcheol yang terlihat gusar mulai mengganggunya.

"Gila."

"Wae?"

Seungcheol menoleh dramatis ke arah Jeonghan yang masih menyendokkan sesendok es serut ke dalam mulut lebarnya.

"Aku- menang lotre."

.

"Kau gila?" Pekik Jihoon tertahan, sebelum akhirnya mendengus dengan dahinya yang mengkerut tak suka. "Kenapa malah memberi mereka kesempatan bersama jika kau malah menjadi penguntit?"

Kata penguntit memang sangat tepat untuk Jisoo. Ia memulai skenarionya baik sekali, dengan berpura-pura hendak bertemu klien bersama Mingyu tadi pagi. Sengaja berangkat di jam yang sama dengan jadwal praktek Seungcheol agar suaminya itu melihatnya pergi meninggalkan pekarangan rumah.

Tidak tahu saja mereka, jika istri sah pemuda Choi itu sekarang justru berada tak lebih dari 100 m dari tempat mereka berdiri di depan mesin atm. Duduk manis di dalam mobil dengan Jihoon yang menjadi supir sambil memakan 2 box ayam pedas. Tadi dia sempat menunggu bersama Jihoon di dalam kedai milik Yoongi, memantau rumah sakit megah dimana kedua orang yang hendak mereka untit tengah bekerja. Mingyu sudah kembali ke rumah lebih dulu, omong-omong.

Hingga matahari tepat di atas kepala mereka, Seungcheol dan Jeonghan berjalan bersama keluar dari rumah sakit. Masih dengan jas dokter dan wajah lelah, mereka langsung menaiki mobil baru Seungcheol yang diberikan Jisoo, dan pergi menuju salah satu Amusement Park di pinggiran Seoul. Amusement Park kecil yang jarang pengunjung namun tetap menarik untuk diminati.

Sedangkan Jisoo dan Jihoon hanya perlu diam di dalam mobil, karena Amusement Park yang kecil mampu memampukan keduanya menyapukan seluruh pandangan dengan leluasa hanya dengan sedikit titik buta.

"Seharusnya tadi aku setuju saja ketika Yoongi meminta ku membantunya di kedai." Keluh Jihoon pada dirinya sendiri. Ia lebih memilih berdiam diri di kasir dari pada harus mengikuti 2 orang aneh yang sekarang malah melompat-lompat di depan mesin atm. Persis seperti simpanse-simpanse di kebun binatang yang dikunjunginya saat kecil.

RECORDS -Cheolsoo-Where stories live. Discover now