x

1.8K 401 34
                                    

Markas Anonymous, Seoul.

"Dunia memberikanmu pilihan. Membunuh atau dibunuh. Berjuang atau menyerah. Mencintai atau dicintai. Menerima atau memberi. Itulah beberapa pilihan yang harus kita pilih salah satunya," Yoona bermonolog disamping Soojung yang berbaring dan menerjapkan matanya karena mengantuk. Ia tidak pernah bisa memejamkan matanya selama kakaknya berada di Jepang. Ia terus memikirkan keselamatan kakaknya.

"Apa maksudmu, eonnie?" tanya Soojung.

Yoona menutup bukunya. Ia berdiri dari sofa singlenya yang nyaman. Ia melihat pemandangan di luar jendela yang tentunya sia-sia karena hari mulai gelap, "Soojung. Berjanjilah padaku,"

Soojung mengubah posisinya yang berbaring menjadi duduk dan menyandarkan tubuhnya pada penyandar ranjangnya, "Eonnie. Jangan membuatku takut,"

Yoona tersenyum menatap Soojung, "Kau takut?"

Soojung mengangguk.

Yoona menghampiri Soojung dan duduk tepat dipinggir ranjang. Ia membelai rambut panjang kecokelatan milik adiknya, "Kau adalah adik kebanggaanku. Kau adalah satu-satunya alasan aku bertahan hidup," Yoona meraih tangan Soojung, "Berjanjilah padaku. Jika suatu saat terjadi hal yang tidak diinginkan, dan aku gugur dalam peperangan, kau harus menjadi kuat, Soojung. Tinggalkan dunia seperti ini. Hiduplah layaknya manusia normal. Memiliki teman, bermain, berkencan dan-"

Soojung menarik tangannya. Ia memandang kakaknya dengan tatapan tajam, "Aku membenci ketika kau mengatakan hal-hal yang ambigu, eonnie. Aku hidup untuk melindungimu. Jika kau tidak ada, maka aku akan kehilangan arah tujuanku. Aku hidup karena aku memilikimu. Kita saling melengkapi. Jika kau tidak ada, maka aku tidak ada," raut wajah mengantuk Soojung berubah menjadi raut wajah yang keras. Ia marah pada kakaknya. Bagaimana bisa kakaknya menyampaikan sesuatu seolah-olah kakaknya akan pergi jauh darinya untuk selamanya. Soojung tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada kakaknya. Soojung tidak akan membiarkan kakaknya meninggalkannya.

Soojung beranjak dari ranjang dan meninggalkan kakaknya. Untuk pertama kalinya kedua saudara itu memilih untuk berpisah kamar saat berada dibangunan satu atap. Sebelum Soojung meninggalkan Yoona, ia mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Ia membiarkan jarinya menari di layar ponselnya.

'Temui aku besok !'

Pesan itu ditujukan untuk Sehun. Setidaknya, Soojung ingin menjadikan Sehun sebagai kaki tangannya. Menjadi bayangannya yang sewaktu-waktu bisa melindungi Yoona.

*

Mango Six Coffee & Dessert, Seoul.

Sehun datang lebih dahulu dari Soojung. Ia dibuat kebingungan oleh pesan singkat dari Soojung. Ia bahkan menghubungi Soojung hanya untuk sekedar bertanya 'ada apa?', namun naas, Soojung tidak menjawab panggilannya.

Sehun melihat Soojung dari balik jendela. Ia berjalan dengan wajah terangkat menampilkan kesan angkuh dan dingin. Bahkan Sehun terus memperhatikan Soojung hingga melewati pintu dan duduk berhadapan dengannya.

"Aku tidak ingin berbasa-basi. Aku akan menyampaikan langsung pada intinya,"

Sehun mengangguk paham.

"Aku ingin kau menjadi kaki tanganku,"

Sehun membulatkan matanya, "Apa?!" Tidak ada tanggapan apapun dari Soojung. Sehun mengalihkan pandangan dari Soojung karena wanita itu tidak menanggapi apapun dan Sehun beralih memperhatikan coffee yang baru ia minum sedikit, "Apa ada alasan tertentu hingga kau memintaku untuk menjadi kaki tanganmu?"

"Kau belum mendengar penjelasanku, dan kau lebih dulu terkejut dengan permintaanku,"

"Baiklah. Mari kita dengan alasan terbaik yang akan dikeluarkan oleh nona Lim," kata Sehun dengan sedikit nada ejekan didalamnya. Jika saja Sehun bukan seorang penyabar, ia akan meledakkan isi kepala wanita itu. Ia memberikan jeda dari keterkejutannya, dan Soojung tidak menjelaskan apapun. Ia memilih diam hingga Sehun menanyakan alasannya.

cyber crime ✔Where stories live. Discover now