Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
.
.
"Apa maksudmu?"
"Mari bertemu! Dan kita lihat, kau bisa menangkapku atau tidak. Tapi dengan syarat, hanya kau sendiri. Tanpa Golden team."
Taehyung menegakkan tubuhnya sembari melihat ke arah pintu yang tertutup tersebut, "Jangan lakukan!" gumamnya membuat empat orang yang tak mendengar pembicaraan itu mengernyit.
"Baiklah, mari bertemu!"
Balas Jimin membuat Taehyung menutup matanya kasar sembari menghela napas keras, "Laki-laki ini sudah gila."
"Mari bertemu ditempat aku membuangmu dulu, malam ini!"
Panggilan tersebut dimatikan dengan segera Taehyung melepas earphonenya dan berjalan membuka pintu dimana Jimin tengah berdiri masih dengan ponsel Sejeong di tangannya.
"Jangan berani-berani kau pergi sendirian ke sana!" ucapnya penuh penekanan.
Jimin menghela pelan lalu menatap Taehyung, "Aku akan menangkapnya."
"Bukan aku tapi kita. Kita tak tahu siapa lawan kita, satu yang jelas dia adalah psiko yang sudah membunuh banyak orang. Jangan pergi menemuinya sendirian!"
Namun bukannya menjawab Jimin malah berjalan melewati Taehyung.
"Bagaimana, apa detektif Go sudah datang membawa CCTV yang aku minta?"
Namjoon menggeleng pelan, "Apa yang sebenarnya terjadi. Pembunuh itu ingin menemuimu?"
Jimin lagi-lagi tak menjawab dan hanya berjalan menuju meja yang biasa mereka gunakan untuk rapat. Namjoon pun menatap Taehyung meminta penjelasan lalu dibalas anggukan.
"Kalian bisa dengar rekamannya di komputerku!"
__Criminal Hunter__
Taehyung mengelus pelan rambut adiknya yang kini tertidur setelah menangis ketakutan beberapa saat lalu, tak jauh darinya Jungkook berdiri bersandar ikut menatap Sejeong.
"Pasti berat baginya!"
Taehyung mendongak menatap Jungkook.
"Adikmu dan Jimin sunbae. Mendengar suaranya yang memang mengerikan, aku tak tahu bagaimana bisa Jimin sunbae bertahan seperti itu."
