22. Nocuous

4.6K 939 181
                                    


Moral bukanlah doktrin bagaimana kita membuat diri kita bahagia

Tapi bagaimana kita membuat diri kita untuk layak akan kebahagiaan.

-Immanuel Kant-

-Immanuel Kant-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

Hela napas berat terdengar, Yoongi bahkan berulang kali mengacak rambutnya frustasi saat kejelasan keberadaan kakaknya tak kunjung menemukan titik temu. Darah yang ditemukan di gedung kontruksi benar milik kakaknya, terlebih tanda pengenal laki-laki itu memang ada di sana.

"Jejak kaki, sidik jari bahkan rekaman CCTV tak bisa ditemukan. Bagaimana bisa pelaku melakukan semuanya dengan sangat bersih?" Hoseok berdecak pelan, ia lalu menoleh menatap Yoongi menepuk bahu lelaki itu.

"Aku harus menemukan kakakku secepatnya, tapi tak ada petunjuk sama sekali."

Hoseok berdesis pelan, "Tapi ini sangat aneh. Bagaimana bisa timjang-nim tiba-tiba diserang?"

"Dia berkaitan dengan angka 666. Sekarang bukan hanya Jimin yang menjadi target, tapi kita semua."

"Kita semua? Tapi, saat aku membaca seluruh daftar itu... tak ada namaku di sana, ataupun orang yang ku kenal," ujar Hoseok sembari mengernyitkan dahinya.

"Mungkin kau punya kasus yang sama dengan timjang-nim, namanya juga tak berada dalam daftar tapi setelah didapatkan, ada yang terlewatkan dari hasil pencarian Taehyung."

"Bagaimana dengan Jungkook dan Seokjin hyung?"

"Kakak ipar Jungkook menjadi target dan untuk Seokjin sunbae... kami belum mendapatkannya, sama sepertimu."

Hoseok kemudian menghela napas pelan, "Tak berada dalam daftar? Jika hal-hal yang didapatkan dari catatan warga negara dan instansi bukan 100% menjadi patokan dan ada hal lain yang diketahui pelaku, itu berarti...," Hoseok menolehkan kepalanya menatap Yoongi, "Orang itu mengetahui kita dengan jelas."

"Eoh... dan pertanyaannya, siapa dia?"

__Criminal Hunter__

"Besok pasien sudah bisa keluar, tak ada hal yang mengkhawatirkan. Semuanya baik-baik saja!" ujar dokter tersebut pada Jimin dan juga ayahnya. Ia pun membungkuk hormat dan segera pergi dari sana.

Ayah lelaki itu kemudian menatap Jimin lamat, "Apa yang kau sukai dengan pekerjaanmu itu?"

Jimin yang mendapat pertanyaan seperti itu kini mendongak menatap ayahnya, "Kenapa tiba-tiba menanyakan hal itu?"

Tuan Park menghela berat, "Bahkan saat kau di rumah sakit, kau masih saja bekerja. Jadi kenapa kau sangat menyukai pekerjaan itu?"

"Hanya saja... aku ingin."

Criminal Hunter ✅Where stories live. Discover now