Devin

229K 13.4K 615
                                    

Devin Akrasaf Rakasenja, cowok bertubuh tegap dengan rahang tegas menjadi ciri khasnya, tatapannya tajam, senyumnya limited edition, pencinta game dan club malam, anggota geng motor yang cukup rusuh. Satu kelemahannya, yaitu; perempuan.

Devin masuk SMA Gerbang (Singkatan dari Generasi Bangsa) bukan tanpa alasan, ia masuk karena ada sesuatu yang janggal di hidupnya, dan ketika ia mencari penyebab sesuatu yang janggal itu, jawabannya tertuju pada SMA ini, yang tak lain adalah SMA yang dimasuki kakaknya sendiri.

Natasha, kakak Devin merupakan senior tingkat akhir di sekolah ini, kakaknya cantik tentu saja, rambutnya tergerai panjang, kulitnya putih, dan tubuhnya ideal, namun ada hal yang tidak ia suka dari kakaknya ini, yaitu terlalu cerewet, mengkekang, dan possessive.

Hari ini adalah hari yang menyebalkan menurutnya, ini hari pertama ospek dan ia mendapat kesialan bertubi-tubi, apalagi kakaknya selalu menatap Devin dengan tatapan menyelidik, seperti sekarang, Devin sedang dikantin makan siang saat istirahat, bersama beberapa teman barunya, namun kini kakaknya yaitu Natasha duduk di depannya, melihat dirinya yang tidak suka diperhatikan.

"Devin!" Ucap Natasha untuk kesekian kalinya, namun cowok itu masih cuek tak bergeming.

"Devin gue aduin lo ke mama ya!" Nada Natasha cukup tinggi, kini membuat Devin menoleh.

"Apa?" Akhirnya Devin berucap,

"Bensin mobil yang gue bawa abis," ucap Natasha memulai,

"Terus?" Devin menaikkan sebelah alisnya,

"Gue pulang bareng lo yaaa? Adek gue yang paliiiing ganteng!" Natasha mencoba membujuk adiknya itu.

"Gak!"

"Ihhh iya!"

"Lo kan kumpul sama OSIS lo itu! Lama, gue sibuk!" Ucap Devin menolak,

"Lo sibuk apaan sih njir! Adek macam apa sih lo? Lo emang mau gue pulang sore terus jalan kaki dulu buat beli bensin terus balik lagi kesekolah cuman buat ngisi bensin gitu? Kalo cantik kakak lo ini luntur gimana?" Natasha berucap panjang lebar.

"Gue yang beliin bensinnya!" Ucap Devin, mungkin itu lebih baik daripada harus menunggu kakaknya yang sangat lama.

"Tetep aja gak mau!" Balas Natasha.

"Lo kenapa sih Sha? Mau pamer punya adek ganteng kaya gue? Gak usah! Nanti satu sekolah ini juga bakal tau!" Devin mulai kesal pada kakaknya.

"Ish itu mulut ya! kalo di sekolah lo panggil gue 'kakak' kak Natasha, mau di embel-embelin cantik juga gakpapa, 'Kak Natasha cantik'" Natasha sungguh kelebihan percaya diri.

"Nat, lima menit lagi siap-siap! Lo yang ambil alih ya, gue nungguin adek gue di UKS, dia kecapean," ucap Revan yang kini duduk di sebelah Natasha,

"Oke boss!" Ucap Natasha mengacungkan jempolnya.

"Heh Devin! Lo kenalan gih sama adenya Revan, cantik, yang tadi gue marahin di aula itu loh," Natasha berbisik menggodanya,

"Kak Natasha yang cantik, mending lo pergi sekarang deh!" ucap Devin tanpa minat,

"Adek pinter!" Natasha bangkit dari duduknya, disusul Revan dari belakang,

Tak lama Natasha berbalik menatap Devin, "lo juga masuk! Mau gue marahin?" Teriak Natasha cukup keras,

"Gak! Gue mau tidur di UKS!" Balas Devin.

"Halahh lo modus deketin adeknya Revan ya?" Kali ini Revan juga menoleh ke arah Devin,

"Gak akan gue kotori kok!" Devin tersenyum miring, sementara Revan menaikkan sebelah alisnya,

"Tenang aja, dia gak akan macem-macem," ucap Natasha pada Revan, mereka berbalik, tidak membalas ucapan Devin, dan Devin, ia menyusuri koridor, berkeliling sekolah, hingga sampai di UKS.

Pintu putih dengan tanda tambah merah di depannya tidak ia buka, ia justru duduk di bangku dekat sana, tatapannya lurus kedepan, beberapa senior yang melewatinya tersenyum dan sesekali berbisik, bahkan beberapa dari mereka sengaja bolak balik tidak jelas.

"Gue tau pelakunya ada disini," gumam Devin pelan pada dirinya sendiri.

Ia mengeluarkan sebuah kertas dari sakunya dan membaca tulisan itu baik-baik, kemudian ia membuka ponselnya, memotret kertas itu dan membuangnya.

"Well, sampai kapan pun gue bakal cari lo sampe dapet!" Ucapnya pelan masih menatap layar ponselnya.

Devin bangkit dan membuka pintu UKS, di sebuah kasur putih sudut ruangan, seorang gadis terbaring, namun tidak tertidur.

"Ahhh! Sial! Kalah aja terus!" Ucap gadis itu terlihat kesal pada ponselnya, sepertinya ia tidak menyadari kehadiran Devin, dan Devin bersyukur atas itu.

"Halooo.. Itu siapa yang duduk di sofa?" Tanya Jizca sedikit keras, nadanya imut.

Devin tidak menjawabnya, ia membuka halaman buku yang ia ambil dari meja di depannya, tidak menarik, ia hanya melihat gambar-gambarnya.

Jizca turun dari kasur dan menghampiri sofa yang membelakanginya, ia mengelilingi sofa dan melihat ke arah Devin,

"Haloo.. Nama lo siapa?" Tanya Jizca dihadapan Devin, Devin menatapnya, mulai tidak mengerti dengan jalan pikiran cewek ini, ini kali kedua dia menanyai namanya.

"Devin Akrasaf R," gumam Jizca melihat nametag Devin dengan matanya yang disipitkan,

"Hmm, kayaknya gue pernah denger tuh Nama, tapi dimana ya, gue lupa! Bodo ah gak penting!" Jizca mengedikkan bahunya lalu kembali ke atas kasur, dan kembali bermain game di ponselnya.

Devin menggelengkan kepalanya pelan, cewek itu antara bodoh dan bego beda tipis, masa dia lupa Devin? Orang yang dari awal dihukum bersamanya. Ia pura-pura lupa atau memang benar lupa?

"Ahhh!" Jizca memekik cukup keras, membuat Devin menoleh ke arahnya.

"Heh lo Devin yang itu kan?! Jizca melirik Devin yang masih cuek,

"Lo gak tau malu banget!  Bikin gue malu ketauan boongan pingsan!" Ucap Jizca merengek,

"Lo harus minta maaf ke gue, gue merasa di lecehkan!" Jizca merengek lagi,

Manja. Itu kata pertama yang terlintas di benak Devin,

Devin masih mengabaikannya, cewek itu cantik, imut, kelewat imut.

"Minta maaf cepet!" Jizca kembali berucap,

"Gue gak akan minta maaf kecuali salah," ucap Devin santai lalu menutup buku yang ia pegang.

"Kalau gitu, gak usah kenal sama gue, jangan pernah kenal sama gue," ucap Jizca kesal,

"Gue gak peduli, karena gue yakin, lo yang bakal mohon-mohon buat kenal sama gue nanti!" Devin bangkit dari duduknya dan menatap tepat pada mata gadis itu, "Jizca Adaraisa!" Ia pergi meninggalkan ruangan UKS.

Jizca masih mematung di tempatnya, tatapan Devin tadi membuatnya tidak bisa berucap, Jizca heran pada dirinya, ada yang salah dengan tatapan Devin, terlebih jika dipadu padankan dengan wajahnya yang tampan dan rahangnya yang tegas, itu tatapan yang bisa membuat siapapun meleleh,

Tuhan kok dia ganteng? Gak boleh Jizca, abang lo lebih ganteng, dan inget, si Denis itu udah bikin lo malu dan dia seenaknya. 'Batin Jizca.

Jizca terdiam,

"Namanya siapa sih? Denis? Benerkan Denis?" Gumam Jizca pada dirinya sendiri, ia menepuk jidatnya,

"Ayolah tak, lo gak boleh jadi bego terus," Jizca mengoceh pada otaknya, sementara Devin hampir terkekeh mendengar gumaman Jizca, ia masih di depan pintu UKS yang terbuka.

👑
TBC..

AYO MOVE ON DULU DARI RAFA SAMA NAYA NYA...

KITA MAIN SAMA DEVIN DAN JIZCA.

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT GAISS:) QUEEN LOVE KALIANN


BellaAnjni

Bandung, 08 maret 2018

If i.. (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang