👑Mistake👑

133K 9.5K 380
                                    

Terimakasih hujan, telah meredam suara detakan jantung yang kelewat keras ini menjadi sunyi yang tak seorangpun dapat mendengarnya, kecuali aku .

👑

Devin membuka salah satu pintu kamar rumah sakit dan Jizca mengikutinya dari belakang, disana ada Mama Devin sedang duduk dan Natasha yang terbaring, tidak selemah dugaan Jizca, Kakak cantik itu terlihat baik-baik saja, senyum tergambar di bibirnya ketika mereka sampai.

"Natasha kenapa dibawa ke rumah sakit Ma?" Tanya Devin setelah mencium tangan mamanya, diikuti Jizca yang menyusul mencium tangan Mama Devin.

"Kakak kamu ini kena gejala demam berdarah ternyata Vin, mama kaget waktu tau, jadi dokter anjurin buat rawat dua sampai tiga hari," ucap Yulia lembut,

"Ini teman mu?" Yulia menyelidik Jizca dari atas sampai bawah kemudian tersenyum.

"Dia tuh adiknya Revan loh Ma," ucap Natasha kemudian mencoba duduk.

Mama Devin menganggukan kepalanya, "ohalah pantas saja cantik, satu kelas sama Devin?"

"Engga tante, beda." Jizca menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga.

"Ohiya kak, ini ada titipan dari abang," ucap Jizca kemudian membuka tasnya dan memberikan buku bersampul coklat yang langsung diambil Natasha dengan cepat.

"Thanks ya!"

"Kalian sudah makan?" Tanya Mama Devin,

"Belom Ma, kita mau cari makan sekalian," ucap Devin cepat yang langsung dapat respon tatapan dari Jizca.

"Tuh ada tempat makan sebrang rumah sakit ini, tadi Mama makan disana enak-enak masakannya."

"Oke, Nanti Devin balik lagi kesini,"

"Gak usah, kamu langsung pulang aja, di rumah gak ada siapa-siapa,"

"Iya sana pulang aja, nanti disini lo ngericuh lagi," ucap Natasha sewot.

Devin menatap geli kakaknya itu, "siap, yang lama ya disininya, rumah adem tanpa teriakan lo," Devin terkekeh lalu mengisyaratkan Jizca keluar, Jizca menganggukan kepalanya untuk pamit.

"Devinnn! Adek laknat ya lo! Gue kutuk lo jadi kecap baru tau rasa lo!" Teriak Natasha kesal, sementara Devin tidak memperdulikannya sama sekali.

"Kakak lo hebat ya Vin," ucap Jizca setelah keluar ruangan,

Devin menaikan sebelah alisnya, "hebat apanya?"

"Ya hebat, bisa ngutuk lo jadi kecap, kalau Bang Revan sih gak bisa." Jizca tersenyum di akhir kalimatnya.

Ada yang aneh sama otak cewek ini' Batin Devin, ia menggigit bibir bawahnya untuk menutupi senyum yang terukir diwajahnya.

Mereka berjalan menuju tempat makan tersebut karena kafe itu tepat berada di depan rumah sakit, ketika sampai mereka langsung menduduki tempat yang paling dekat dengan pintu keluar.

Devin memesan dua porsi burger, segelas red velvet dan caramel macchiato.

Mereka makan tanpa obrolan, "bukannya lo udah makan di kantin?" Tanya Jizca setelah selesai makan.

"Udah," jawab Devin singkat.

Jizca menganggukan kepalanya pelan, awan terlihat muram, sore ini terasa lebih gelap dari biasanya, benar saja, rintik hujan turun membasahi bumi tak lama kemudian. Sementara Devin dan Jizca terjebak dalam kafe tempat mereka makan.

Jizca menelungkupkan kepalanya di atas meja, ia canggung tidak tahu ingin membahas apa, ditambah jika ia berbicara, ia akan bertemu dengan mata tajam milik Devin.

If i.. (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now