Jizca

190K 11.8K 888
                                    

Jizca Adaraisa, cewek cantik imut adiknya bang Revan, sang ketua OSIS SMA Gerbang. Masalah pelajaran Jizca pintar, ia selalu mendapat ranking lima besar di sekolahnya, namun untuk masalah mengenal orang lain, ia tidak mahir, saat SMP saja ia harus menanyai nama teman sebangku barunya lebih dari sepuluh kali, ia bahkan tidak bisa mengingat wajah orang jika hanya sekali atau dua kali bertemu.

Jizca keluar pintu UKS dan melihat para siswa baru sedang memungut sampah-sampah kecil yang ada di area sekolah, "hei kamu, ini disuruh apa?" Tanya Jizca pada seorang gadis yang sama memakai pita kuning di kepalanya.

"Ngambil sampah yang berserakan biar bisa pulang," ucap gadis itu,

Jizca menganggukan kepalanya dan melakukan hal yang sama, ia memungut bungkus permen dan sebuah kertas.

Ia berjalan menuju tempat sampah yang cukup jauh dari jaraknya berdiri.

"UDAH SEMUANYA KUMPUL LAGI DI AULA!" teriak seorang senior menggunakan toa.

Jizca melihat semua siswa terburu-buru memasuki aula, dan ia pun ikut ikutan terburu-buru dan memasukan bungkus permen dan kertas tadi kedalam sakunya.

Di dalam aula semua murid diberi pengarahan untuk hari esok, juga diberi tahu mereka menduduki kelas mana,

"Devin Akrasaf Rakasenja 10 IPA 1"

Cowok itu bangkit, semua murid menatapnya berjalan, Ranselnya ia sampirkan pada sebelah bahunya, bajunya ia keluarkan, seorang senior menegurnya pelan untuk memasukan seragam, namun cowok itu mengabaikannya.

Jizca menatap cowok itu, "Devin, Devin, namanya Devin, gue kira namanya Dadang," gumam Jizca pelan pada dirinya,

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya nama Jizca di panggil, "Jizca Adaraisa, 10 IPA 6,"

Jizca berdiri dengan senyum mengembang dibibirnya,

"Kim Nabella julie, 10 IPA 6,"

Gadis yang dipanggil berdiri kemudian berjalan dan berbaris dibelakang Jizca, tubuhnya lebih tinggi kira-kira satu jengkal dari Jizca, tidak ada senyum keramahan di bibir gadis itu, Jizca saja takut melihatnya, kulitnya putih pucat namun bibirnya ranum merah, rambutnya sepunggung dengan model curly, dia itu seperti vampire yang di film-film pikir Jizca.

Mereka berjalan mengitari sekolah, menuju kelas mereka, Jizca menggoyangkan kakinya, ia belum buang air kecil dari pagi, dan sekarang ia tidak kuat menahannya.

"Kak, saya izin ke toilet dulu," ucap Jizca pada kakak pembimbing,

"Oke, mau di tunggu atau nanti nyusul aja?"

"Nanti nyusul aja,"

"Nanti kamu naik tangga itu, terus belok nah kelas kamu yang paling ujung, yang ngehadap lapang, oke?"

Jizca mengangguk dengan cepat, ia langsung berlari menuju toilet yang dekat dari sana, setelah selesai ia merapikan seragamnya, mulailah ia mengikuti instruksi seniornya tadi.

"Naik tangga..." Jizca menaiki setiap anak tangga, "Belok," ia melirik kiri kanannya, "ishh belok kiri apa kanan?" Jizca cap cip cup untuk memilih kiri atau kanan, lantai dua ini berbentuk huruf "U" tiga kelas di sisi kanan dan tiga kelas di sisi kiri dan jika melihat ke bawah, mereka langsung melihat lapangan utama. Gedung kelas 12 berbeda, dipisahkan oleh mushola dan kantin, namun mereka masih sering berbaur.

"Kanan lebih baik! Karena kiri itu buat cebok," ucap Jizca pada dirinya, ia melangkah ke sisi kanan, dan menuju pada kelas yang paling ujung, dan disana terdapat rooftop yang menyenangkan.

Ia mengetuk pintu dan masuk, "kak saya yang tadi ke toilet dulu," ucap Jizca tersenyum, senior yang membimbing kelas ini seorang cowok, ia mengerutkan dahinya, "Namanya siapa dek?" Tanyanya seraya mengambil kertas absen.

If i.. (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now