👑heart attack👑

117K 8.2K 1K
                                    

Devin mematikan mesin motornya ketika sampai di kediaman Jizca. Suasana rumah itu terlihat sepi, mungkin Revan belum pulang dari sekolah, pikir Devin.

"Masuk dulu Vin?" Tanya Jizca setelah turun dari motor besar yang sebelumnya ia naiki.

"Gak usah, gue cabut ya?"

"Oke! Thanks ya udah jajanin gue," ucap Jizca mengangkat satu jempolnya.

"Thanks juga udah mau bantuin gue!" Devin kemudian menyalakan mesin motornya lagi, lalu melaju dengan cepat.

"Sama-sama!" Jizca melambaikan tangannya. Ia tersenyum kemudian membuka gerbang rumahnya.

Makasih buat apa? Makan eskrim punya dia kali ya?

Jizca mengedikkan bahu tidak peduli, ia menghempaskan diri di kasur empuk miliknya. Pikirannya masih melayang bersama Devin, Devin yang begitu menyenangkan hari ini, tidak seperti biasanya.

***

"JIZCA ADARAISA! GUE SUKA SAMA LO!"

Ucapan itu terdengar sangat keras, hampir terdengar ke seluruh penjuru sekolah, bahkan sampai gedung kelas 12 pun masih bisa mendengarnya. Sontak murid-murid yang penasaran langsung keluar kelas, mencari dan melihat apa yang terjadi.

Devin mengambil toa yang kini berada di temannya lagi, "JIZCA ADARAISA, 10 IPA 6! GUE DEVIN RAKASENJA SUKA SAMA LO!"

Murid-murid semakin berteriak heboh, mereka mencari-cari yang namanya Jizca Adaraisa bahkan beberapa dari mereka masuk ke kelas 10 IPA 6.

Bella melipat tangan dibawah dadanya kemudian melihat ke lapang utama, "nekat!" Gumam Bella pelan.

Teman Devin yang membawa bunga serta coklat, juga spanduk yang di bentangkan mulai merasa pegal, gadis yang di tuju tidak nampak batang hidungnya sedikitpun.

"JIZCANYA ADA DI UKS!" teriak salah satu siswa, ia sepertinya teman sekelas Devin.

Devin melirik ke sumber suara, "UKS?" ucapnya sedikit bingung, perasaan tadi pagi ia sudah memastikan Jizca baik-baik saja.

Devin melangkahkan kakinya menuju UKS, banyak siswa-siswi yang mengikutinya dari belakang maupun samping, banyak juga yang merekam kejadiannya.

Ia berhenti di depan pintu putih UKS, membukanya pelan tanpa mengetuk, kemudian masuk. Murid-murid itu mengintip dari luar dan jendela UKS, berbisik-bisik dan bertanya mana cewek 'beruntung' yang sama sekali tidak beruntung itu.

"Jey?" Ucap Devin pelan,

"Pergi jauh-jauh!" Ucap Jizca yang sedang duduk di sofa UKS dengan selimut di tangannya.

Devin mengerutkan dahinya,

"Gue bilang pergi! Gue gak suka lo!" Ucap Jizca lebih keras dari sebelumnya.

Tangan Devin mendingin, apa Jizca tau maksud di balik mendekati dan menembaknya adalah untuk menangkap seorang yang telah mengganggu hidupnya? Apa Jizca tau jika ia digunakan untuk memancing orang tersebut?

"Jey, maafin gue, gue gak maksud--"

"Lo bermaksud!" Sela Jizca tidak bergeming dari posisinya.

"Lo bermaksud kan bikin gue jantungan?" Lanjut Jizca,

Devin mengerutkan keningnya, mencoba mencari jawaban dari ucapan Jizca.

"Lo bikin gue deg-degan tiap deket lo! Lo jahat Vin! Makin sini gue deg-degan, apalagi pas lo teriak di lapang! Gue takut jadi jantungan makannya gue pergi ke UKS! jauh-jauh lo dari gue!"

If i.. (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now