37.Som

104K 7.1K 261
                                    

Natasha Mengotak-atik ponsel barunya yang ia dapatkan dari Devin. Nomor telepon yang sudah sangat ia hapal mengisi kontak pertamanya. Setelah meng- save nomor itu, ia kemudian menghubunginya.

Nada sambung yang berbunyi terasa bosan ditelinga Natasha, pemilik ponsel yang ditujunya tak kunjung menjawab panggilan darinya.

Terpaksa, ia mengirimkan sebuah pesan teks singkat.

18.32
Main yuk?  Udah lama gak main keluar bareng.

***

"Cepet Jey! Dandannya gak usah lama-lama, nanti kayak tante-tante!" protes Revan kemudian melirik arlojinya, menunggu Jizca yang hampir setengah jam berdandan tidak kunjung selesai.

Ponsel dicelana yang dipakainya kini berbunyi, menampilkan sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal, ia baru sadar ternyata profil panggilannya ia silent. Di layarnya tertera nomor yang mengiriminya pesan beberapa kali missed call.

Revan menghubungi balik nomor yang sedaritadi mengusik ponselnya, menempelkan benda tipis berwarna hitam itu ke telinganya.

"Gak bisa, udah ada janji," ucap Revan ketika sambungan itu terhubung, ia langsung memutus sambungan dan mematikan ponselnya. Sebenarnya ia sedikit penasaran, siapa orang yang mengiriminya pesan dengan nomor tidak dikenal itu, namun masa bodo, mungkin hanya orang iseng, pikirnya.

Jizca keluar dengan parfum yang ia semprotkan berlebihan. Dress coklat membalut tubuhnya, juga heels yang Devin berikan kini menjadi kebanggaannya, juga favoritnya.

Pukul 19.00, Jizca sampai disebuah cafe yang sudah di booking untuk acara ulang tahun sahabatnya itu.

"Abang pulang aja, nanti Jey diantar Devin pulang," ucap Jizca dengan mata yang berbinar.

"Oke! Oh iya, kalau ketemu Natasha, tolong bilangin cek personal chat dari Abang!"

"Ayay captain!" Jizca hormat kemudian turun dari mobil, memasuki kafe yang sudah didekor sedemikian rupa. Ketika membuka pintu, seorang pelayan memberinya mahkota. Jizca tersenyum dan memakainya. Kini, ia memakai mahkota yang sama dengan tamu undangan lainnya.

Mata Jizca menatap Bella yang kini sedang tersenyum sumringah, ia berlari kecil untuk memberikan kado yang sudah ia bungkus berwarna pink soft dengan pita berwarna putih diatasnya.

Bella melambaikan tangan pada Jizca ketika gadis itu mendekat, "happy birthday my ugly monkey!!" Jizca menyalami Bella yang kini memakai dress putih dengan mahkota yang lebih besar dari tamu lainnya.

"Thankyou my beast!!" ucapnya membuat Jizca mengerucutkan bibirnya.

Matanya menangkap Devin yang kini bergabung bersama teman-teman satu kelasnya, ia memakai kemeja putih dengan setelan jeans, jasnya sengaja ia tenteng. Kancing atas kemeja itu ia biarkan terbuka begitu saja, membuat Jizca sedikit gugup. Gugup?

Devin sadar bahwa Jizca kini menghampirinya, gadis itu terlihat sangat sangat cantik.

"Hai!" sapa Jizca membuat semua perhatian teman Devin teralih padanya, namun orang yang dituju justru hanya menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Halo cantik," ucap Dito, teman Devin yang kini terlihat sedikit rapi, dibanding ketika ia memakai seragam.

Devin tersenyum miring mendengar celotehan teman-temannya yang seperti menggoda Jizca, namun gadis yang digoda hanya memutar bola matanya dan memberikan tatapan tajam pada Devin.

Cowok itu bangkit dari duduknya kemudian mengajak Jizca pergi dari situ, sebelum siulan-siulan itu semakin menjadi.

"Udah ketemu Bella?" tanya Jizca membuka percakapan.

If i.. (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now