👑👑

114K 8.1K 373
                                    

"Jatuh cinta punya caranya masing-masing. Lo gak usah maksain cara yang gue pengen, lakuin apa yang lo pengen, buat gue jatuh cinta dengan cara lo sendiri!"

-Devin Akrasaf Rakasenja-

👑

Setelah bel pulang berbunyi, Devin langsung menuju kelas 10 IPA 2. Ia menunggu Jizca keluar, cukup lama karena guru yang kini mengajar di kelas itu terbilang molor waktu.

Jizca membereskan peralatan belajarnya setelah Bu Berta keluar kelas. Ponselnya bergetar dan menunjukan panggilan masuk.

"Bell Devin nelpon gue!" ucap Jizca sedikit panik.

"Ya angkat lah," Bella menyampirkan ranselnya ke bahu dan menuju pintu keluar. "Gue duluan!" ucap Bella di ambang pintu. Jizca merespon dengan anggukan pelan.

"Hallo?" ucap Jizca berucap hati-hati.

Devin tidak menjawabnya,  ia justru berjalan ke depan pintu.

"Cepet," ucap Devin kemudian mengakhiri telponnya.

Jizca dengan langkah yang cepat menghampiri Devin yang tengah menunggunya.

"Ada apa?" tanya Jizca setelah mereka dekat.

"Maunya ada apa?"

"Ehh... Kok?" Jizca mengikuti langkah Devin yang mulai menyusuri koridor.

"Devin..?" panggil Jizca pelan. Devin hanya berdehem menanggapinya.

"Kenapasih? Kenapa akhir-akhir ini beda?" tanya Jizca penasaran.

"Sambil makan mau? nanti gue jelasin."

Jizca menganggukan kepalanya,  mereka menuju kantin sekolah. Suasananya masih cukup ramai dan kali ini mereka tidak ada jadwal ekstrakulikuler,  hanya saja kakak mereka ada rapat pengurus OSIS yang menyebabkan mereka harus menunggu.

Jizca hanya memesan jus melon,  begitupun Devin,  ia hanya memesan mokacino dingin.

"Jadi gimana?" ucap Jizca memulai,

"Inget waktu gue minta bantuan lo?"

"Ya gue inget, tapi sampe sekarang gue gak ngerti lo minta tolong apa," jelas Jizca.

Devin menjauhkan gelas mokacinonya beberapa senti dari hadapannya. Tangannya ia satukan untuk menopang dagu.

"Gue minta tolong biar deket sama lo," ucap Devin kemudian menatap manik mata gadis itu dalam.

"Tapi kenapa?" Jizca mengerutkan keningnya mencoba mencerna kata yang baru saja dilontarkan cowok di depannya.

"Lo inget Nadaa? "

"Nada?  Siapa?"

"Mantan gue waktu guyur lo di kafe."

Jizca menaikan penglihatannya mencoba mengingat, "ah iya gue inget!" Jizca menjentikan jarinya.

"Dia minta putus gara-gara ada yang neror dia, pake surat dan menurut gue itu memperlihatkan aib seseorang. So,  gue mau tau siapa orang yang selama ini neror hubungan gue, gue gak ngerti apa maksud dia kaya gitu," jelas Devin.

Baru kali ini Jizca mendengar Devin berbicara banyak tentang hal pribadinya, "terus hubungannya sama gue apa?" Jizca belum bisa menyimpulkan benang merah yang menjadi permasalahannya.

"Gue minta tolong biar deket sama lo,  biar orang itu ngirim surat lagi, biar gue tau siapa pelakunya," Devin menurunkan tangannya lalu punggungnya ia sandarkan pada kursi.

If i.. (Sudah Terbit)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora