04

966 127 9
                                    

Busan, 2007.

Saat ini, kami sedang merayakan pesta ulang tahun Kak Aleena yang ke-12. Kak Aleena tampak cantik sekali dengan gaun berwarna biru langit dan rambut yang disanggul tinggi layaknya putri cantik di buku dongeng. Aku sampai menganga saat pertama melihatnya.

Kak Aleena jjang!

Pesta kali ini sedikit ramai ketimbang pesta tahun lalu yang hanya dihadiri oleh Ayah, Ibu, dan staff rumah kami. Kak Aleena sudah bisa berbicara dengan orang asing, tak gemetaran, apalagi menangis. Aku bangga sekali. Teman-teman sekolahku yang memang sengaja aku undang pun tampak senang mengobrol dengan Kak Aleena yang cantik.

"Kakakmu cantik sekali, Kook."

"Tentu saja. Kak Aleena itu wanita paling cantik di dunia ini setelah Ibu," ujarku dengan begitu bangga. Teman-teman hanya mengangguk menyetujui, sedangkan Kak Aleena tersenyum padaku lantas mengacak rambutku.

Aku tak marah ketika tatanan rambut yang butuh waktu sejam itu dihancurkan dalam beberapa detik oleh Kak Aleena. Karena, bagaimana pun, melihat senyum Kak Aleena itu prioritas paling utama bagiku.

"Pintar sekali ya merayunya."

"Aku serius, Kak. Benar, kan, teman-teman?"

"Iya, Kak. Kak Aleena cantik pakai banget."

"Kalau aku jadi Jungkook, aku pasti senang bisa memandang wajah cantik Kak Aleena tiap detik."

Aku mendengus tak suka mendengar ucapan teman dekatku, Park Jimin. Dasar kadal darat!

"Hei, Kak Aleena itu milik Jeon Jungkook! Dan kau bukan Kookie, Jim!" teriakku sambil berkacak pinggang dan menatap Jimin galak.

"Kok Kookie malah marah, sih? Kan niatku memuji Kak Aleena."

Jimin cemberut. Tapi, aku masih marah padanya. Seenaknya membayangkan jadi aku. Tidak boleh! Pokoknya, hanya aku yang boleh melihat Kak Aleena tiap detik.

"Sudah, sudah. Teman itu tidak boleh bertengkar. Ayo, baikan."

Kalau Kak Aleena yang menyuruh, aku pasti menurut. Pun dengan setengah enggan, kujulurkan tangan meminta maaf.

"Maaf, Jim. Janji tak marah lagi."

"Permintaan maaf diterima. Jimin juga minta maaf ya, Kookie. Janji tak akan membuat Jungkook marah lagi."

Kami lantas tersenyum lebar setelahnya. Saling menyenggol bahu seperti jagoan di film aksi.

"Nah, kalau begini kan Kak Aleena ikut senang melihatnya."

Kak Aleena tersenyum sambil mencubit pipiku. Ia terlihat lebih gemuk dan menggemaskan ketika tersenyum. Pipinya naik membentuk bakpao kesukaanku.

"Kalian lapar, kan? Pergi cari makan, gih."

Kak Aleena menyuruh teman-temanku makan. Mereka langsung kabur kesana-kemari mencari makanan kesukaan mereka, meninggalkan aku dan Kak Aleena sendiri.

"Kak Aleena..."

"Apa, Kook?"

"Selamat ulang tahun," kataku dengan senyum lebar hingga gigi kelinciku nampak. Kak Aleena tertawa begitu indah. Mataku sampai silau dibuatnya.

"Kau sudah mengatakan itu sebanyak 20 kali hari ini, Kook. Kalau dijumlah dengan yang kemarin, totalnya 47 kali. Tak lelah, huh?"

Aku langsung menggeleng.

"Tidak. Kalau untuk Kak Aleena, Kookie tak pernah lelah," ucapku mantap sambil memandang iris almond itu dalam-dalam.[]

P.s.

Setelah satu part lagi, dimana itu adalah stok draft terakhir, mungkin bakal lama buat update soalnya kacoo mau namatin di draft dlu baru update teratur.

Dan maaf kalo alurnya lambat bgt T.T it will be a very looong story so i hope you can wait jungkook and aleena. Hehe. Love ya!

Erroneous. [ Jeon Jungkook ]Where stories live. Discover now