07

877 110 3
                                    

Ada yang kangen dua bersaudara ini gak? Ini draft lama karena takutnya udah pada lupa sama Aleena dan Jungkook wkwkwk🤣

Istirahat pertama di bangku sekolah menengah dimulai. Seluruh murid sibuk membuat jalan agar bisa mengantri makanan kantin paling depan. Aku yang semula sibuk membereskan barang-barang lantas menghampiri kakak. Melihat jemari kakak yang tertaut di telapak gadis yang duduk di sebelahnya, aku sedikit naik pitam. Berakhir meraih lengan Kak Aleena yang bebas dan menggeretnya keluar kelas tanpa persetujuan si empunya.

"Jungkook!"

Aku tak peduli. Yang terpenting Kak Aleena hanya makan denganku, tidak dengan temannya atau siapapun itu. Langkahku yang tergesa membuat kami sampai dengan cepat. Aku melepas genggaman itu dan menengok ke belakang. Raut kesakitan tergambar jelas di wajah cantik Kak Aleena. Sedikit banyak membuatku merasa bersalah karena terlalu kasar padanya.

"Apa itu sakit, Kak?" tanyaku takut-takut.

Kak Aleena tak menjawab. Aku paham dia marah. Kalau aku jadi Kakak, aku juga akan marah. Namun, perasaan kesalku tak bisa kutahan sejak dulu. Yang penting sekarang aku harus membujuk Kak Aleena agar berhenti marah.

"Kakak cari tempat saja, ya? Biar Jungkook yang membawakan makanan Kak Aleena," kataku akhirnya.

Kak Aleena pergi tanpa balasan. Dari jemarinya yang melingkar di lengan tangan, aku bisa lihat bekas kemerahan. Aku mencengkeram lengan itu terlalu kuat tadi. Astaga, bodoh sekali!

Saat sedang asyik menunggu giliran, tiba-tiba ada lengan yang melingkari leherku. Untung saja aku tidak mati tercekik. Bisa menangis anak orang yang suka denganku.

"Oi, kenapa kau meninggalkanku sendirian? Katanya akan mentraktirku," ucap bocah yang duduk di sebelahku.

Ah, Taehyung namanya. Aku ingat karena hanya Taehyung bocah kurang ajar yang berani mengusik si tampan Jeon Jungkook.

"Mentraktirmu saja sudah menyusahkan apalagi menyeretmu juga ke sini. Jangan manja!" kataku yang sudah mendapatkan dua nampan berisi makanan.

Kala langkahku beranjak menuju meja kasir untuk membayar, Taehyung ikut menyerobot dan meminta dibayari. Aku tentu tak bisa menyangkal karena sudah berjanji. Rasa kesal menyelimutiku saat Taehyung tetap membuntuti. Aku ingin makan dengan Kak Aleena saja!

"Kenapa mengikutiku terus?"

"Tidak enak makan sendiri," balas Taehyung polos.

Aku mendengus kasar, membalas dengan nada kelewat datar, "Kan, temanmu banyak. Cari bangku lain sana!"

"Kata siapa temanku banyak?! Kalau banyak, sudah habis uang saku mereka karena membayariku terus. Padahal teman itu kan harus saling berbagi, tapi semua temanku meninggalkanku sendiri."

Aku agaknya paham kenapa Taehyung terus mengikutiku. Dia ini lintah darat! Mendekati kalau ada maunya, mengancam biar dapat makanan gratis. Cih. Pantas saja menargetku habis-habisan. Dia tahu rahasia terbesarku dan itu sangat berbahaya.

Daripada memancing perkara lain, aku mengiyakan saja keinginanya untuk makan bersama. Saat aku datang dan memberikan nampan Kak Aleena, gadis itu hanya melirik sebentar. Benar-benar marah ternyata.

"Kak, aku serius minta maaf. Janji tidak akan seenaknya sendiri," ujarku sembari menyodorkan jari kelingking. Kebiasaan kami berdua jika membuat janji.

Kak Aleena mengangguk kecil. Aku hapal semarah apapun Kakak, ia takkan sanggup mendiamiku lama-lama.

"Janji, ya! Awas saja kalau diulangi."

"Tidak, kok. Kan, sudah janji," balasku dengan cengiran lebar.[]

Erroneous. [ Jeon Jungkook ]Where stories live. Discover now