6

58.4K 3.2K 35
                                    

Saat itu posisi Kayla berada di sebelah pria itu. Pria itu sepertinya punya posisi yang penting dalam perusahaan melihat sikap perempuan yang di dalam lift begitu menghormatinya. Dia juga memanggil perempuan itu dengan sebutan nama saja, tidak diawali dengan 'Bu'.

Kesalahan Kayla saat itu adalah ia menghela napas. Cukup panjang.

"Anda baru bertemu siapa?" tanya pria itu padanya.

Untuk pertama kalinya Kayla benar-benar melihat wajah pria itu. Ia harus mengangkat kepalanya karena pria itu jauh lebih tinggi darinya. Kalau dilihat dari wajahnya, usianya jauh lebih tua dari Kayla. Mungkin, enam sampai tujuh tahun lebih tua. Wajah pria itu mengingatkan Kayla pada aktor Jared Leto. Alisnya tebal, tatapan matanya begitu tajam, dan parasnya sungguh rupawan.

"Bapak Orlando, Pak," jawab Kayla sopan.

"Untuk?"

Kayla tidak tahu harus menjawab apa. Apakah orang ini punya wewenang untuk tahu?

"Ya, saya tahu kamu siapa. Saya yang minta Orlando untuk menghubungimu. Kamu diminta untuk melukis, kan?"

Kayla mengangguk.

"Kamu tolak?"

Sekali lagi Kayla mengangguk.

"Good. Adik saya adalah art lover, dia bisa mencari lukisan sampai ke ujung dunia. Dan jika ia kalah dalam lelang di luar negeri, dia akan minta pelukis tanah air untuk melukis sama persis seperti yang diinginkannya. Kenapa kamu tolak? Apakah Orlando tidak menawarkan cukup banyak uang?"

Jadi, Orlando hendak memintaku melukis untuk kekasihnya? Ya Tuhan! Apakah aku harus kembali merasakan patah hati lagi setelah enam tahun aku tidak bertemu dengannya?

"Uang yang banyak tapi bisa membuat hidup saya di penjara, buat apa?" sahut Kayla berusaha tenang.

Pria itu tersenyum padanya. Benar-benar tersenyum. Dan entah mengapa, hati Kayla berdesir melihat senyuman pria itu. "Saya tidak suka memberi harapan pada orang, apalagi jika sudah menyangkut rejeki. Saya punya pekerjaan untukmu. Kalau Anda ada waktu, temui saya di kafe lantai dasar kantor ini pada jam makan siang. Anda bisa?"

Sebentar lagi pemilik kontrakan akan datang menagih. Minggu depan pun harus membayar SPP sekolah Bella. Isi kulkas pun kian sedikit. Kayla tidak punya pilihan selain mengangguk. "Saya akan datang pada jam makan siang. Terima kasih, Pak..."

"Ikram."

"Saya Kayla, Pak. Terima kasih atas kesempatannya untuk bekerja pada Bapak."

EX-HUSBAND (COMPLETED)Where stories live. Discover now