25

23.5K 1.3K 82
                                    

Kayla adalah masa lalunya.

Dan Orlando harus menerima kenyataan itu.

Ia sudah berhasil membawa Kayla ke lobi. Dikiranya ia bisa aja dengan mudah menggendong Kayla ke mobilnya yang diparkir di depan kantor. Tapi Ikram rupanya yang menggunakan lift lain, turun tak lama setelahnya.

Ikram memanggil namanya.

"She's all mine, Orlando," kata Ikram di belakangnya. "Selangkah kamu bawa dia dari tempatmu berdiri, riwayatmu di perusahaan ini berakhir detik ini."

"What?" Orlando membalikkan tubuhnya.

"I'll take care of her." Ikram mendekati Orlando dan menarik tubuh Kayla dengan hati-hati dari gendongan Orlando. "She's my girlfriend."

"That can't be true," desis Orlando tidak percaya. "Kamu punya segalanya tapi kenapa kamu memilih Kayla?"

"Alasannya pasti sama denganmu."

Jantung Orlando berdenyit. Sialan Ikram! Jadi dia sudah tahu bahwa Kayla adalah mantan istrinya. Tidak, Ikram, alasan kita tidak sama, geramnya. Aku memilih Kayla karena aku mencintainya. Dan kamu tidak.

Kamu hanya menekanku agar aku keluar dari perusahaan ini.

Dengan perasaan jengkel Orlando meninggalkan Ikram dan Kayla di sana. Dia tidak percaya akan ada hari di mana calon kakak iparnya mengatakan bahwa dia kekasih mantan istrinya. Ikram benar-benar gila!

Dan jenius.

Ikram tahu apa yang diinginkannya dan dia tahu bagaimana cara meraih keinginannya. Malam itu dia tidak mengantarkan Kayla ke rumah sakit, melainkan ke penthouse-nya. Selama di mobil dia tidak bisa berkonsentrasi menyetir dengan Kayla yang pingsan di sebelahnya. Pikiran kotor menghinggapi kepalanya. Perempuan ini begitu cantik. Wajahnya manis. Walau dibalut jaket Ikram dapat melihat dada perempuan yang ranum. Tubuhnya yang berbentuk biola itu membangunkan gairah Ikram yang sudah tertahan sejak di hari pertama ia melihat perempuan itu.

Kenyataan perempuan itu sedang sakit menurunkan birahi Ikram yang memuncak. Sebelum sampai penthouse diteleponnya dokter pribadinya untuk datang.

Dia memapah Kayla yang masih belum sadar ke penthouse-nya. Begitu sampai sana ditelentangkannya Kayla di tempat tidurnya. Tak lama kemudian terdengar bunyi bel penthouse-nya.

Dokter yang memeriksa Kayla meminta Ikram untuk mengawasi pola makan Kayla dan waktu istirahatnya. Selain itu juga Dokter mengingatkan Ikram untuk memberitahu Kayla untuk menelan obat yang diresepkan dokter. Jika dalam waktu tiga hari ia belum sembuh, maka Ikram harus membawanya ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.

Setelah mengucapkan terima kasih pada dokter, Ikram kembali ke kamarnya. Didengarnya Kayla mengigau kecil. Kicauannya semakin besar dan jelas. Rahang Ikram mengeras ketika didengarnya nama Orlando dari mulut Kayla.

Laki-laki itu bahkan menjual dirinya agar dapat jabatan di perusahaan kekasihnya, pikir Ikram. Apa yang dilihat perempuan ini dari Orlando?

Ikram duduk di tepi tempat tidur, memperhatikan Kayla yang masih tidur. Dirapikanya rambut-rambut halus di dahi perempuan itu dengan telunjuknya. Ketika ia melakukannya, gairah yang sudah sirna itu muncul lagi.

Ya Tuhan. Perempuan ini sangat menggoda. Kecantikannya yang berbeda membuatku ingin mencicipinya. Lagipula, jika kumelewati batas, apakah itu salah? Dia sendiri. Aku sendiri. Tidak ada satu orang pun yang punya hak untuk kecewa.

Perempuan ini juga tidak berdaya. Aku bukan pemerkosa. Ah, memerkosakah namanya jika ia ikut menikmatinya? Ikram menurunkan wajahnya ke wajah Kayla. Dikecupnya bibir perempuan itu dengan hangat.

Matanya terbelalak ketika dirasakannya jari-jari perempuan itu di bagian belakang kepalanya. Kayla sadar? Tidak, Ikram dapat melihat matanya yang masih terpejam. Tapi perempuan jelas tahu bahwa ada orang yang menciumnya.

Bagi Ikram ini adalah sebuah undangan.

Dan dia tidak pernah menyia-nyiakan undangan itu.

Dipagutnya bibir Kayla lebih keras. Tanpa disadarinya kedua tangannya memeluk perempuan itu. Ia memindahkan posisinya agar berada di atas tubuh Kayla tanpa ada keinginan untuk menekan tubuh perempuan itu mengingat bobotnya dua kali lipat lebih berat dari Kayla.

Mulut Ikram turun dari bibirnya ke lehernya. Lama ia berada di sana, menikmati aroma tubuh perempuan itu di sana. Lalu perlahan dilepaskannya jaket yang dipakai Kayla, kemudian dilepaskannya kancing kemeja perempuan itu satu per satu.

Dan Ikram bersumpah, dia tidak akan melupakan pemandangan yang dilihatnya saat ini.

Ikram mencium inci demi inci tubuh perempuan itu. Dia sangat menikmati kebersamaannya dengan Kayla. Sampai ia mendengar perempuan itu mendesah, "Ando, baby, don't stop."

Bisa saja Ikram menghentikan apa yang dilakukannya begitu tahu yang dipikirkan perempuan itu bukan dirinya. Bisa saja Ikram meninggalkan perempuan itu di kamarnya dan melupakan gairah yang meletup-letup di bagian tertentu tubuhnya.

Tapi dia manusia biasa.

Dia punya kebutuhan.

Mereka melakukannya atau tidak, hanya Ikram yang tahu. Karena begitu Kayla sadar keesokan paginya, dia tidak ingat apa yang terjadi.

EX-HUSBAND (COMPLETED)Where stories live. Discover now