11

40.6K 1.6K 93
                                    

Semuanya bermula saat Davina mengenalkan kekasihnya pada keluarganya dua tahun yang lalu. Selama ini Ikram tidak pernah peduli dengan siapa adiknya berkencan mengingat adiknya tidak pernah serius menjalin hubungan. Tapi hari itu, Davina memaksa kakaknya untuk segera pulang ke Jakarta. Davina ingin sekali Kakek-Nenek dan orangtua serta abangnya mengenal Orlando.

Saat itu Ikram sedang menjabat sebagai general manager di hotel milik keluarga Karjadi di Sentosa Island. Hidupnya hanya untuk karir saja, tidak terpikir olehnya ia akan pulang ke Jakarta hanya untuk bertemu kekasih adiknya.

Selama ini pria yang disukai Davina tidak jauh-jauh dari kata playboy dan materialistis. Namun berbeda saat Ikram bertemu Orlando. Pemuda itu terlihat ambisius walaupun senyumnya bagaikan iblis. Tentu Ikram bisa menilainya karena dia juga pria. Dan dia tahu Orlando punya maksud tidak baik terhadap adiknya.

Pemuda itu pintar. IPK-nya dari Nanyang Business School lebih dari tiga koma delapan. Dia juga punya pengalaman kerja di perusahaan semen keluarganya. Bukan perusahaan kecil, sebaliknya perusahaan milik orangtua Orlando sangatlah besar. Paling besar sejagad raya. Gerak-geriknya pun menarik dengan wajah yang rupawan dan gayanya yang easy going.

Lalu kenapa lelaki yang punya daya tarik sedemikian rupa, naksir pada adiknya? Bukan Davina tidak kalah menarik. Banyak teman Ikram yang minta dikenalkan pada Davina yang cantik. Tapi Davina bukanlah jenis perempuan yang disukai lelaki seperti Orlando. Davina tidak suka berpikir. Dia tidak pernah tahu susahnya bekerja. Hidupnya hanya uang, uang, dan uang. Uang dari orangtua mereka.

Selain itu tidak ada cinta dalam hidupnya. Ikram sangat mengenal adiknya yang tidak pernah suka berkomitmen dengan lelaki mana pun.

Sampai Orlando masuk ke dalam hidupnya.

Kecurigaan Ikram terjawab ketika ia mendengar ayahnya memberikan kursi direktur kepada Orlando.

Why?

W-H-Y. Why?

Keluarga Orlando punya banyak perusahaan tapi kenapa Orlando mau bekerja di perusahaan lain? Ikram tidak bisa diam saja. Sejak muda ia sudah didikte untuk meneruskan usaha keluarga, bukanlah orang lain yang melakukannya. Ia menyelidiki apa yang terjadi. Dan selidik demi selidik, ayah Orlando lebih memercayai orang lain untuk memimpin semua perusahaan mereka daripada Orlando.

Dan ayah Ikram justru memilih orang seperti itu untuk menjadi direktur di perusahaan properti mereka?

"Sudahlah, Ikram, Davina sendiri yang memintanya," kata ayah Ikram dengan nada menenangkan. "Kamu kan tahu Davina jarang sekali jatuh cinta, dan baru kali ini dia mau berkomitmen. Papa tidak mau anak Papa jadi perawan tua, Ikram! Lagipula Orlando anaknya ulet, kok. Hasil kerjanya bagus sekali padahal baru beberapa bulan bekerja."

Ya tentu saja hasil kerjanya bagus, gerutu Ikram sinis. Kursi direktur yang diberikan untuknya adalah hadiah. Dan dia adalah boneka. Pemuda itu bisa menyuruh siapa saja untuk melakukan tugasnya. Selama dia menjadi kekasih Davina, dia tidak perlu repot khawatir akan ditendang dari perusahaan. Ikram tahu bagaimana orangtua mereka sangat memanjakan Davina. Tidak, dia sama sekali tidak pernah keberatan mengenai itu karena orangtua mereka bersikap adil pada mereka berdua. Ikram tidak pernah merasa kekurangan suatu apa. Tapi dia tidak menerima jika ayahnya merekrut orang sebagai direktur dengan alasan yang tidak menunjukkan keprofesionalan ayahnya.

Ikram memutuskan untuk pulang ke Jakarta.

Dihadapinya ayahnya.

"Jika laki-laki itu bisa menjadi direktur, saya minta Papa sebagai komisaris untuk mengangkat saya sebagai direktur utama," katanya dengan api di matanya. "Ini adalah perusahaan Karjadi. Saya tidak mau orang lain yang menguasainya."

Awalnya Ikram mengira ayahnya akan kaget, namun lambat-laun ayahnya tersenyum. "Good. That's my son."

***

Satu hari sebelum Kayla datang ke kantornya.

Ikram yakin laki-laki bernama Orlando itu punya rahasia di balik sikapnya yang santai namun ambisius itu. Ya, harus Ikram akui, kinerja Orlando di perusahaan sangat baik. Dia juga tidak manja seperti yang ia bayangkan. Kendati demikian intuisi Ikram mengatakan, laki-laki ini tidak sebaik yang terlihat di luar.

Pertemuan Ikram dengan salah satu sahabatnya dari Harvard terjadi tidak sengaja di sebuah lapangan golf. Ketika itu Ikram baru saja menyelesaikan permainannya di lapangan dengan para direksi perusahaan kecuali Orlando. Walau Orlando sudah bekerja sangat baik, Ikram belum bisa mengajak kekasih adiknya itu untuk masuk ke dalam kegiatan di luar kantor.

Ikram bertegur sapa dengan temannya itu. Ketika Davina meneleponnya via Whatsapp, temannya melihat profil picture Davina yang bersama Orlando. Setelah Ikram selesai menelepon, temannya memberitahu, "I know that guy. Ando Hadijaya. He's my cousin."

"Your cousin?" tanya Ikram.

"Ya. Aku bukan Hadijaya, tentu saja, ibukulah yang Hadijaya. Dia anak dari kakak ibuku. Kudengar dia bekerja di salah satu perusahaanmu," sahut Marlo.

"Ya, itu benar. Dia juga kekasih adikku."

"Time flew really fast. Masih kuingat saat kuhadiri pernikahannya dulu. Untunglah dia sudah bisa moved on dan membuka hatinya untuk adikmu."

"What? He's been married?" belalak Ikram.

EX-HUSBAND (COMPLETED)Where stories live. Discover now