19

35.2K 1.9K 47
                                    

Kehidupan yang bebas itu mudah dilakukannya karena dia jarang pulang ke rumah keluarganya. Saat ia harus pulang larut malam dia tinggal di penthouse dekat kantor. Dia hanya perlu mengirimkan pesan pada wanita dan mereka tinggal datang ke tempatnya.

Namun sudah tiga bulan terakhir ia mengekang keinginannya untuk tidur dengan sembarang wanita karena ia harus menjalin hubungan dengan wanita yang dipilihkan ayahnya. Wanita itu anak dari teman kuliah ayahnya di Sydney.

Dan wanita itu punya akses ke penthouse-nya setiap saat. Ikram tidak pernah melarangnya. Toh Shera, nama wanita itu, tidak pernah menyusahkannya. Justru wanita itu melayaninya setiap ia memintanya untuk memuaskannya di ranjangnya. Wanita itu memang pandai melakukannya dengan tubuhnya yang padat di bagian tertentu. Dan kemampuannya untuk membuat Ikram klimaks pun tidak diragukan lagi.

Alasan terbesar kenapa Ikram tidak mau berkomitmen adalah dia tidak mau dikekang. Dan Shera melakukan kesalahan hari ini.

Shera sudah membuatnya terkapar lemas dengan permainannya yang lihai di atas tempat tidur. Biasanya mereka tidur setelah melakukannya. Namun malam ini Shera mulai mencurigainya.

"Aku tidak suka kamu terlalu sibuk bekerja, Ikram. Kenapa sih kamu tidak seperti anak-anak orang kaya lainnya? Yang tinggal menyuruh orang melakukan tugasnya di kantor? Aku ingin sekali ke Bali, liburan denganmu."

"Shera, tenanglah. Aku ini pemimpin, bukan boneka!" jawab Ikram ketus. Dengan keadaan telanjang ia turun dari tempat tidur. Dihampirinya lemari dan dikeluarkannya sebuah kotak perhiasan. Dilemparnya kotak itu ke ranjang. "Terimalah. Itu hadiahku yang terakhir. Kita putus."

"What?!"

"Pergilah dari sini, Shera. Aku tidak membutuhkanmu. Lagipula, bukankah kamu sudah punya pacar selain diriku?" Ikram tahu dengan siapa Shera menghabiskan waktu siangnya, tapi ia tidak pernah menuntut. Dia tidak peduli dengan perempuan itu. "Perhiasan itu lebih mahal daripada mobil Range Rover-mu."

"Brengsek kamu, Ikram! Aku bukan pelacur yang mau saja..."

"Kamu mau aku beritahu orangtuamu tentang hubunganmu dengan pria itu? Pria yang tidak disetujui oleh ayahmu karena dia kere? Konsekuensinya kamu tidak akan dianggap jadi anak lagi. Sebaiknya kamu move on dan lupakan diriku!"

Shera tidak punya suara. Segera dipakainya bajunya. Sebelum meninggalkan tempat Ikram, "Kamu mengatakan itu karena kamu tidak mengerti cinta. Aku mencintai pria itu sampai aku rela dijodohkan denganmu, menyerahkan diriku padamu. Karena aku tidak mau ayahku tahu hubunganku dengannya, dan ayahku tidak akan segan menyakitinya. Dan aku yakin, kamu tidak akan tahu apa artinya cinta!"

"Aku memang tidak perlu tahu artinya cinta," jawab Ikram tenang.

***

Masa Lalu.

Orlando senang sekali memeluknya dari belakang. Saat itu keduanya dari kejauhan melihat Hotel Marina Bay Sands yang menjulang tinggi di hadapan mereka. "Jika aku sudah mampu dengan uangku sendiri, aku ingin kita honeymoon di sana."

Kayla tersenyum. Ia tahu suaminya orang yang ulet dan pandai. Pasti tidak sulit bagi Orlando untuk mendapatkan pekerjaan setelah ia lulus.

"Aku menunggu," kata Kayla. Ia membalikkan tubuhnya dan dikecupnya bibir Orlando dengan hangat. "Aku menunggu sampai kita sama-sama mampu untuk menopang hidup kita. Sampai kita mampu untuk punya anak. Sampai kita bisa membiayai mereka sekolah."

"Kamu tidak perlu khawatir. I'll do anything for you."

EX-HUSBAND (COMPLETED)Where stories live. Discover now