7

54.6K 3K 50
                                    

Flashback.

Orlando memeluknya dari belakang, menciumi lehernya dengan mesra. Kayla yang sedang mengirisi bawang berusaha menjauhinya, namun Orlando malah mengeratkan pelukannya dan tidak mau melepaskannya.

"Stop it aku tidak bisa berkonsentrasi, Ando," kata Kayla, tersenyum. Dia tidak pernah benar-benar mau menolak keintiman yang ditawarkan suaminya. "Lekaslah mandi. Kelasmu kan akan mulai satu jam lagi."

"Anything can wait, Baby," desah Orlando. Kemudian ciumannya berhenti. "Aku malas sekali hari ini. Ingin sekali rasanya bersamamu seharian. Kulihat, kamu mulai bosan hidup di sini. Betul begitu?"

Kayla menaruh pisau di meja dan membalikkan tubuhnya. Dikecupnya bibir Orlando sangat lama. "Aku sama sekali tidak bosan di sini. Sebaliknya, aku malah senang bisa berkenalan dengan tetangga-tetangga kita yang ramah."

"Liar! Tetangga kita kan sudah tua-tua, mana asyik dijadikan teman," jawab Orlando, terkekeh. "Aku berharap dapat email dari kampus yang menyatakan kelas dibatalkan. Dan kita bisa bermesraan seharian."

"Kalau kelas dibatalkan, kapan kuliahmu akan selesai? Kita tidak bisa menggunakan kondom terus, Ando. Aku ingin punya anak."

"Sabarlah, Kayla, jangan tuntut aku dulu," kata suaminya minta pengertian. "Perjalanan kita masih panjang. Kalau sudah lulus dan dapat kerja, barulah kita melakukannya tanpa pengaman. Karena aku yakin, pada saat kita berada di fase itu, kita sudah sama-sama siap untuk menjadi orangtua." Lalu dengan waktunya yang terbatas, Orlando menggendong istrinya dan membawanya ke tempat tidur.

***

Masa kini.

Lalu mengapa aku ditakdirkan untuk bertemu denganmu, renung Kayla sambil menunggu Pak Ikram di kedai. Diseruputinya hot cappucino itu dengan pelan. Tidak ada malam yang kulalui tanpa memikirkan dirimu, mencemaskan studimu, bertanya-tanya apakah masa depanmu sematang seperti yang kamu impikan. Sekarang aku tahu, hidupmu enak. Kamu seorang direktur muda. Dan berdasarkan asumsiku sementara, kamu mendapatkan jabatan itu dari seorang perempuan bernama Davina.

Sambil menunggu Kayla browsing dengan laptop-nya. Kegiatannya tidak jauh-jauh dari mengirim CV nya ke perusahaan-perusahaan melalui situs lowongan kerja. Sudah sebulan lebih dia tidak mendapat tawaran untuk mengikuti tes dan interview. Tapi ia tidak boleh menyerah. Kesempatannya untuk bekerja di tempat yang baik itu pasti ada.

Dia sadar ia tidak bisa menggantungkan hidupnya sebagai pelukis. Pendapatannya dari sana tidak tetap, dan dia sudah bertekad untuk membiayai sekolah Bella sampai anaknya setidak-tidaknya sarjana. Dia tidak bisa mengharapkan Orlando untuk membantunya. Pria itu bahkan tidak pernah menggubris telepon dan email-nya pada masa-masa sulitnya.

Ya, Kayla menghubunginya.

Pada saat ia membutuhkan pria itu untuk mendampinginya ke dokter kandungan. Pada saat tubuhnya bengkak dan tidak bisa bergerak pada masa kehamilan. Pada saat dia akan melahirkan. Pada saat setelah ia melahirkan. Dan setelah Bella berusia dua tahun, ia benar-benar insyaf, Orlando tidak akan datang padanya! Pria itu sudah betul-betul mengenyahkannya dari hidup pria itu.

EX-HUSBAND (COMPLETED)Where stories live. Discover now