#18. Black Stallion

21.2K 1.8K 1.3K
                                    

🌸 KookV 🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan hasil dari imajinasi fangirl dg bumbu unsur dramatis di sana sini.

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Taehyung dulunya ceria. Sampai sekarang pun mestinya dia masih suka tertawa. Akan tetapi, kini sudah jarang sekali anak itu tertawa dengan penuh binar-binar di matanya. Hyungsik yang sejak dulu mengamati. Dia memperhatikan sejak anak laki-laki itu menjadi bagian dari Sun House di umur tiga tahun. Taehyung yang dulunya lugu dan pemalu, Taehyung yang periang, yang penyendiri, pembangkang, hingga menjadi berandalan seperti sekarang.

Hyungsik menyaksikan semuanya, maka dia pula yang mengetahui alasan dari setiap perubahan itu.

Pada dasarnya Taehyung adalah anak yang lugu. Semasa kecil dia pemalu, dan untungnya suasana panti asuhan membuatnya lambat-laun menunjukkan sifat cerianya. Namun ejekan dari teman-temannya di taman kanak-kanak, karena dirinya adalah satu-satunya yang tak memiliki orang tua, membuatnya jadi sering menyendiri. Sedangkan tatapan iba dari orang-orang serta rasa iri saat melihat satu-satu anak-anak panti diadopsi, membuatnya jadi kerap mencari gara-gara.

Hyungsik tahu, Taehyung hanya mencari-cari perhatian. Taehyung ingin keberadaannya dilihat. Beberapa pengurus panti kadang tidak bisa membagi rata perhatian. Saat Taehyung kecil membuat masalah, seluruh perhatian para pengurus otomatis terpusat padanya. Meskipun dirinya bukan diperhatikan secara halus, tapi hanya pada saat itulah Taehyung bisa menumpahkan isi hatinya. Hanya saat itu keluh kesahnya di dengar.

Taehyung begitu sulit ditelisik, tapi Hyungsik paham alasan dari semua tindakan Taehyung.

Saat di kelas satu, Taehyung pergi ke sebuah peternakan untuk karya wisata di sekolahnya. Dia sangat antusias saat meninggalkan panti di pagi hari, tapi begitu pulang dia menghambur pada Hyungsik dan menangis sesenggukan. Semua berpikiran bahwa Taehyung diganggu teman-temannya lagi hari itu, ternyata tidak. Anak itu mengadu kepada Hyungsik kalau dirinya bertemu anak sapi yang sangat imut di peternakan, tapi saat akan pulang gurunya memberitahu bahwa anak sapi tersebut nantinya akan dibawa ke penjagalan ketika sudah besar dan berakhir di meja makan menjadi daging steak yang lezat.

Taehyung menangis karena menurutnya dia sudah menjalin pertemanan dengan anak sapi tersebut.

“Mereka jahat, Hyung. Kalau begini aku tidak suka makan daging lagi.”

Tentu saja itu bukan sebuah sumpah. Taehyung tetap menyukai daging hingga dirinya dewasa.

Namun bagi Hyungsik, seberapa jauh pun Taehyung berubah, selama dia masih melihat keluguan anak itu—seperti saat menangisi seekor anak sapi—dia tahu Kim Taehyung tidak pernah betul-betul berubah. Kadang anak itu hanya terlalu polos sehingga tidak sadar bagaimana orang dewasa menilai dirinya. Orang-orang menghakimi tanpa tahu apa-apa, sedangkan Taehyung lebih tidak paham lagi bagaimana dunia luar dan cara berpikir orang dewasa. Memangnya apa salahnya tidak tahu? Kenapa ketidaktahuan menjadi seperti menjadi sebuah kejahatan di mata mereka? Lagi pula, memang tidak pernah ada yang memberikan pengertian kepada si polos Taehyung.

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]Where stories live. Discover now