#30.b. Fragments (pt.2)

16.1K 1.8K 618
                                    

🌸 KookV 🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan imajinasi fangirl yg dibumbui unsur dramatis di sana sini.

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek-efek baper (?). Gejala seperti naiknya tekanan darah,euforia, cengengesan, mual-mual dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Kejadiannya saat Jungkook mengambil tas Taehyung yang tertinggal di tempat Hyungsik. Pada waktu itu dia tidak bermaksud untuk tinggal berlama-lama, yang dipikirkannya hanya mengambil apa yang perlu dan segera kembali ke tempat Taehyung. Namun saat memasuki tempat Hyungsik, laki-laki itu rupanya juga telah menyadari bahwa tas Taehyung tertinggal. Mereka berpapasan di tangga, mungkin Hyungsik berniat mengantarkan sendiri barang Taehyung.

Sontak Jungkook menatap tas Taehyung, lalu tanpa bersopan santun mengatakan, “Aku datang untuk itu.”

Hyungsik mengulurkannya tanpa ragu, dan saat Jungkook menerima benda tersebut, terucaplah kata-kata yang sejak lama ditahan-tahan oleh Hyungsik. “Dengan perilaku seperti ini, bagaimana bisa kau berpikir Taehyung akan bertahan denganmu?”

Jungkook mengernyit dan berucap, “Apa urusanmu?”

“Aku tidak ada urusan denganmu,” Hyungsik membalas. “Urusanku ada karena Kim Taehyung.”

“Jangan ikut campur masalah kami. Kau pikir siapa dirimu?” Jungkook menatap Hyungsik tanpa sungkan, sorot matanya bengis penuh kesombongan.

Akan tetapi Hyungsik sama sekali tak terpengaruh. Raut wajahnya tetap tenang tanpa gentar, dan itu pula yang membuat Jungkook kesal. “Aku mengenalnya bertahun-tahun lebih lama darimu, tapi siapa kau?” Hyungsik membalik pertanyaan Jungkook. “Karena kau memacari Taehyung, kau pikir kau bisa semena-mena terhadapnya?”

Jungkook semakin meradang dan mulai kehilangan kontrol. Dia menarik senyum miring dan berkata, “Apa pun yang kulakukan padanya, itu hakku.”

“Dia adikku,” Hyungsik menegaskan. “Dan aku sebagai kakaknya meminta dengan baik—jangan main-main dengannya. Putuskan Kim Taehyung.”

Pada detik itu Jungkook tahu bahwa kata-kata yang diucapkan Hyungsik memang tak salah. Dirinya sadar, jika ini pertempuran, pria itu jelas memiliki persenjataan lebih lengkap darinya. Dia pun tahu betul betapa Taehyung amat menghormati tiap ucapan laki-laki ini, yang itu artinya jika mau, Hyungsik bisa menjauhkan Taehyung darinya dengan mudah. Alangkah mengesalkannya itu.

Namun meski demikian, egoisme Jungkook tak pernah bisa disurutkan.

Karena Jungkook juga melihat fakta yang satu ini. “Kau,” katanya, “punya perasaan khusus kepada Taehyung, kan?”

Hyungsik tak menjawab pertanyaan lancang Jungkook. Emosinya masih tertata dengan begitu rapi, dan dia semata-mata melipat tangan di dada sambil berusaha untuk menyimak Jungkook.

Unlimited | BTS KookV [COMPLETE]Where stories live. Discover now