Part 12

445 69 0
                                    

Dan tanpa mereka bertiga sadari orang menguping pembicaraan mereka, ya Yuki menutup mulut nya dan matanya terlihat memerah menahan tangis, Yuki mendengar semuanya, Yuki langsung beranjak dari depan pintu ruangan itu...

Yuki yang semula ingin berpamitan kepada Bunda Maia dan Al, karena hari ini merupakan hari terakhir dia untuk syuting, sedankan Bunda Maia Al masih memiliki seminggu untuk menyelesaikan syutingnya, niat awal ingin berpamitan Yuki langsung pulang,,

"Loch kak Yuki, kenapa??" Tanya Prilly yang saat ini baru tiba di lokasi syuting.

"Nggak papa kok Prill, lagi mellow ajha gue ini, berpisah dari loe,, kangen ma kebawelan loe" ujar Yuki ceria seperti tidak terjadi apa-apa.

"Kak Yuki sudah pamit sama Bunda Maia dan Al?? Tanya Prilly,

Karena dia tahu hari ini syuting Yuki berakhir, dan baru saja Yuki berpamitan pada semua kru, staff, dan beberapa pemain yang masih memiliki beberapa scene akhir mereka, tapi Bunda Maia dan Al tidak menampakkan batang hidungnya, keluar ruangan pun enggan karena memang Bunda Maia telah menyelesaikan syuting nya kemarin, namun Al masih memiliki beberapa scene puncak dan akhir dari sinetron ini.

Yuki hanya menggeleng dan tersenyum memaksakan, hati Yuki sakit mendengar alas an Al, walaupun ada sebagian hatinya menginginkan keposesifan dan kepemilikina Al terhadap dirinya, namun rasa kecewa, rasa bersalah, dan rasa haru menjadi satu dan itu membuat Yuki menginginkan sendiri, terlalu banyak masalah yang menimpa dirinya setelah pernyataan Mikha. Saat ini pun hubungan nya denga Mikha merenggang. Dan Yuki tidak menyukai hal tersebut. Selama karirnya Yuki tidak suka gossip dan membuat skandal dirinya untuk mendingkrak popularitas namanya, dia ingin berkarya, di terima dengan positif atau negative pasti selalu ada dalam dunia keartisan, namun membuat skandal tidak ada dalam kamusnya. Yuki hanya menghela nafas panjang, menenangkan perasaannya yang tak kunjung membaik. Prilly yang melihatnya hanya mengernyitkan keningnya, tidak ingin mempertanyakan hal apa yang terjadi pada Yuki, tidak biasanya senior nya dalam dunia entertaint itu menghela nafas panjang. Apalagi akhir akhir ini yang menimpa Yuki, gadis asal Malang tersebut berusaha tersenyum dan menganggap masalah tersebut angin lalu.

Tapi saat ini, yang Prilly lihat sebaliknya, seolah ada beban yang tak sanggup Yuki pikul sendiri.

"Kak Yuki beneran nggak apa-apa??? Apa perlu nich gue suruh Ali antar kak Yuki?? habis kayaknya kak Yuki sakit deh," ujar Prilly.

"Nggak usah Prilly, gue nggak apa-apa kok, gue naik taksi ajha, lagian setelah ini, loe dan Ali ka nada scene, gue nggak mau yach syuting loe batal, apalagi nggak mau gue di kira jadi orang ketiga lagi hubungan loe sama Ali. Cukup deh gue dikira orang ketiga sama hubungan Al dan Mikha juga hubungan Al dan kekasihnya" ujar Yuki bercanda, namun, dalam hati menangis dan meringis sendir bahwa masalah ini belum kelar kelar,

"iiihhh kak Yuki, gue kan khawatir sam a loe, masa ngomong asal kayak gitu,, muka kak Yuki itu pucat loch,, iya kan Wil?? Tanya Prilly pada Natasha yang saat itu berjalan memasuki ruangan..

Natasha yang di sapa dan di Tanya melihat kea rah Yuki dan mengangguk, kemudian tersenyum ramah. Kebiasaannya yang memang di ketahui oleh pemain lain, Natasha orang yang kalem dan ramah.

"Iyya kak Yuki sedikit pucat, di antar sama siapa?? mau diantar Verrel ajha kak?? Tanya Natasha.

"Aduh,, kalian berdua mainmembuat runyam deh,, kalau nyuruh dua kunyuk itu ngantar gue,, mending gue naik taksi ajha,,"ujar Yuki berlalu,, dia makin pusing menghadapi kedua yuniornya itu. Yuki tahu keduanya hanya khawatir keadaanyanya. Namun saat ini Yuki ingin sendiri, juga tidak inginmmeanbah masalah lagi dengan gossip akan menjadi orang ketiga dengan kedua pasanga remaja yang saat ini makin digandrungi oleh masyarakat Indonesia.

"Tappi kak" ujar Prilly terpotong saat tangan Yuki terangkat, yang artinya Yuki tidak menerima alasan, tanpa berbalik lagi.

Verrel dan Ali yang ingin menyapa Yuki tidak jadi, karena Yuki terlihat sekali menghindar dan terburu-buru pergi. Keduanya lalu melihar kearah Prilly dan Natsha yang hanya mengangkat bahu tanda bahwa mereka juga tidak mengetahui apa-apa.

Sejam Kemudian

Gibran, Bunda Maia, dan Al yang berdiskusi bagaimana jalan keluar terbaik tanpa merugikan yang lainnya, apalagi merugikan Yuki membuat keputusan akan mengkonfirmasi gossip-gosip yang menyebabkan masalah pada Yuki seorang. Apalagi Alyssa membuat masalah menjadi runyam dengan mentag akun Instagram Yuki, membuat dara kelahiran Malang_Jepang tersebut semakin banyak memiliki haters dan netizen semakin menyalahkannya sebagai Pelakor.

Tak berapa lama seseorang memngetuk pintu. Dan muncullah kepala Verrel menengok masuk ke dalam ruangan mereka.

"Hay Gib, tumben loe datang ke lokasi syuting Al, biasanya kan loe hanya akan jadi buntut Al jika nge-DJ ajha" ujar Verrel masuk ke dalam ruangan sambil bersalaman dan memeluk Gibran.

"Lagi ada sedikit urusan Rel sama Bunda dan Al" ujar Gibran tanpa mau memberitahu masalah yang sebenarnya.

"Kenapa Rel, Al di panggil lanjut syuting yach??" Tanya Bunda Maia, karena biasanya memang beberapa pemain akan memanggil Al atau Bunda Maia akan jadwal syuting jika mereka berdua sedang istirahat, dan tugas itu biasanya Yuki yang melakukannya. Bunda Maia hanya mengernyitkan alisnya saat dirinya tiba-tiba teringat sosok gadis manis itu.

"Iyya Bunda, lima menit lagi Al mulai syuting" jawab Verrel mengangguk dan juga disertai senyum manisnya.

"Loch mana Yuki??? Biasanya dia yang memberitahukan ke Bunda atau Al, ???" Tanya Bunda Maia untuk mengurangi rasa penasarannya.

"Nggak tahu Bunda, Yuki tadi ngobrol ngobrol sama Prilly, setahu Prilly Yuki tadi ke sini untuk pamit, sebab syutingnya dia kan udah kelas hari ini" ujar Verrel memberitahukan sesuatu yang mampu membuat ketiga orang yang berada di ruangan itu kaget.

Gibran dan Bunda Maia saling melirik kemudian melihat kearah Al yang langsung diam. Raut wajah Bunda Maia dan Gibran terlihat cemas, terlebih dengan Al, yang raut mukanya terlihat pias, Al langsung menyambar kunci mobil yang berada di depannya dan berlari keluar ruangan. Verrel yang terlihat santai heran dengan perubahan atmosfir dalam ruangan itu.

"Ada apa Bunda?? Verrel melakukan kesalahan yach? Tanya Verrel pada Bunda Maia, kemudian melirik Gibran mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Gibran hanya menggeleng lemah, sedangkan Bunda Maia hanya tersenyum dan menggeleng lemah menjawab pertanyaan Verrel.

"Lalu Bunda,,, Bagaimana dengan syuting Al kalau dia langsung pergi begitu ajha, padahal sebentar lagi giliran dia" ujar Verrel lagi mengingatkan.

Bunda Maia hanya menggeleng lemah, dia tahu perasaan anak sulungnya itu, Bunda Maia berharap semoga mood Al kembali baik setelah ini. Dia tahu kalau sedikit banyaknnya Yuki mendengar obrolan mereka bertiga, dan berharap Yuki bijak dalam mengambil tindakan terhadap Al, karena perubahan emosi Al masih sangat labil di usia nya yang beranjak dewasa. Semoga masalah Yuki dan Al bisa cepat selesai. Bunda Maia sangat kecewa terhadap tingkah Mikha yang langsung saja ceplos mengenai hubungan Al dan Yuki, tapi Mikha juga tidak dapat disalahkan sepenuhnya, Karena memang perhatian Al ke Yuki melebihi intensitas perhatian seorang aik kelas pada kakak kelasnya, atau perhatian seorang sahabat terhadap sahabat wanitanya.

"Bunda akan bicara pada pruduser dan sutradara untuk memberikan waktu untuk Al menyelesaikan masalahnya, Bunda berharap mereka mau menerima, dan melanjutkan syuting dengan scene lainnya terlebih dahulu sampai Al kembali, ujar Bunda Maia berlalu menepuk kedua sahabat karib anaknya tersebut.

Gibran dan Verrel mengangnguk dan melihat punggung Bunda Maia yang berlalu ke luar ruangan.

Di Waktu yang Bersamaan

Mobil Al melaju kencang menuju pemukiman yang tak jauh dari tempat lokasi syuting yang selama ini Dia kunjungi. Tak berselang 5 menit Dia tiba di kediaman seseorang. yach, Al datang ke kediaman Yuki. Al berharap Yuki mau mendengarkan penjelasannya dan berharap pula Yuki tidak menjauhinya. Al menggeleng kuat sambil menuju ke pintu rumah Yuki.

Tok,,,, Tok,,, Tok,,, Tok,,, 

CintaWhere stories live. Discover now