Part 13

475 73 1
                                    

"Gibran, sebenarnya ada apa?? kok Al tampak pucat dan langsung pergi gitu ajha??? Tanya Verrel untuk mengurangi rasa penasarannya

"Ini tentang masalah yang menimpa Yuki dan Al, gue minta Al untuk mengkonfirmasi tentang kedekatan mereka, agar Yuki tidak selalu jadi yang disalahkan, padahal selama ini hubungan mereka hanya sekedar sahabat" ujar Gibran

"Wah Mikha ajha tuch yang keterlaluan, yang mengenal Yuki pasti nggak kepikiran gitu, habisnya Yuki emank mudah dekat dengan pemain atau bahkan lawan mainnya, apalagi biasanya dengan mudah melakukan chemistry dengan lawan mainnya" ujar Verrel

"Yeee yang pernah di gosipin dengan Yuki Anggraini Kato" ujar Gibran menggoda Verrel

"Yach nggak gitu juga sich, yang aku herankan sich sikap Al terhadap Yuki, berbeda dengan perlakuannya pada teman teman cewek lainnya,, iya kan Gib???" Tanya Verrel memastikan sikap Al kepada Yuki pada Gibran

Gibran hanya mengangguk, memberikan konfirmasi bahwa sikap Al memang selalu berbeda jika bersama Yuki, perlakuan Al kepada teman teman wanita nya selama ini pasti berbeda, apalagi kalau Verrel tahu perlakuan Al pada Alyssa sangat berbeda. Tapi Gibran hanya menyimpannya, berharap masalah ini cepar selesai tanpa ada yang sakit hati. Walaupun Gibran yakin pasti meninggalkan luka.

Di Kediaman Yuki

"Tok,,,, Tok,,, Tok,,, Tok,,, " Al masih menunggu dengan sabar dan berharap yang membuka adalah Yuki.

Tak berselang 5 menit pintu terbuka dan menampilkan sosk seorang gadis berambut panjang, tersenyum manis menyambutnya.

"Loch kak Al ada apa?? yang tak lain adalah Reina sang adik dari gadis yang ingin di temui olehnya.

"Yuki ada Rein??" Tanya Al tanpa basabasi

"Kak Yuki, tunggu bentar kak Al, masuk dulu" ujar Reina mempersilahkan Al masuk, dengan sungkan Al masuk, dia benar benar canggung, karena dia telah mebuat Yuki marah dan kecewa padanya,. Betulkah Yuki marah?? Kecewa??? setelah mendengar semua isi hati Al tanpa sengaja?? Al tidak mampu menerka jalan pemikiran Yuki, selama ini Al ingin mengetahui bagaimana perasaan Yuki terhadapnya?? Apakah Yuki menyukainya walaupun hanya sedikit saja selama ini?? Ataukah hanya menganggapnya sebagai adik, sama seperti menganggap Verrel. Apakah Yuki masih ingin bertemu dan menyapa Al?? Ataukah Yuki berpaling dan menganggap kedekatan mereka hanya mendongkrak sinetron yang mereka mainkan. Tapi yang terakhir Al sanksi. Yuki bukanlah orang yang akan melakukan apa saja untuk mendongkrak film ataupun sinetron yang akan dimainkannya. Tapi dalam hati Al berharap sedikit saja ada rasa untuknya, walaupun hanya ilusi saja.

Di lain waktu

Setelah Bunda Maia memberitahukan kepada sutradara dan produser tentang hal penting yang akan dilakukan, Sutradara dan Produser sepakat akan syuting adegan selanjutnya sampai Al kembali. Bunda Maia mencoba menguhubungi Yuki.

Tuut Tuut Tuut Tuut

"Assalamu alaikum Yuki" ujar Bunda Maia saat telfon di seberang sana menerima panggilannya

"Waalaikumsalam Bunda, ada apa nich Bunda???"ujar Yuki.

"Gimana ngomongnya yach Yuk,," ujar Bunda Maia canggung, ia tahu Yuki berusaha baik baik saja setelah mendengar semua pembicaraan mereka, atau mungkin sebagian dari pembicaraan mereka.

"Kalau soal pembicaraan Bunda dengan Al dan Gibran, Yuki ngaak apa-apa kok, Bunda, mungkin Yuki saat ini nggak baik-baik saja, Cuma mungkin kembali lagi, Yuki terlalu cuek untuk menerima semua perhatian Al selama ini, sehingga membuat Al sakit hati. Maafin Yuki yach Bunda" ujar Yuki.

Yach Yuki selama ini menganggap perhatian Al sama dengan perhatian Al dengan teman cewek lainnya. Yuki hanya ingin menjaga hatinya agar tidak terlalu berharap selama ini. Namun, Yuki sadar bahkan tidak dapat membohongi perasaannya, bahwa rasa suka pada Al melebihi selama ini yang bibirnya ucapkan. Yuki tahu tidak sehatusnya memiliki perasaan itu, namun bukankah rasa suka berawal dari rasa nyaman???

"Bunda minta maaf yach Yuk,, nggak bisa membujuk Al untuk konfirmasi tentang masalah ini, Bunda benar benar senang dengan sikap Al selama kalian dekat. Al jadi lebih hidup dan berpikiran dewasa, tapi Bunda benar benar nggak nyangka Al akan berpikiran kekanakan kalau setelah ini kamu akan menjauhinya," ujar Bunda Maia, seperti menahan sesak di dadanya.

Bunda Maia terlanjur menyayangi Yuki, walaupun Yuki tidak dapat menjadi menantu nya, Bunda Maia berharap Yuki akan tetap sama seperti ini. Bisa jalan bareng lagi, bisa melihat senyum Yuki, mendengar tawa Yuki seolah olah Yuki tidak memiliki beban hidup yang berat. Bunda Maia tahu Yuki adalah gadis yang tegar dan menyikapi masalah dengan dewasa.

"Sudahlah Bunda, Yuki akan tetap menjadi anak Bunda kan?? terlepas dari masalah ini, aku, Prilly dan Natasha tetap menjadi kesayangan Bunda, kalau masalah aku dan Al, aku akan bicara dengan Al berdua ajha. aku tahu Bunda gimana caranya mengahadapi Al" ujar Yuki menenangkan Bunda Maia.

Yuki tahu pasti Bunda Maia tidak enak padanya, terlebih lagi mengetahui sikap Al yang kekanakan tentang masalah ini. Yuki tidak mau masalah ini berlarut larut. Apalagi baru saja Pacar Al, LAyssa mentag nya dengan pertanyaan yang membuat Yuki jadi serba salah dan tidak tahu harus bagaimana membalas pertanyaan tersebut. Semoga saja Al mau mendengarkan apa pun keinginan Yuki. Kalau Al tidak mau mengkonfirmasi hal ini, Yuki sendiri yang akan bertindak dengan atau pun tanpa bantuan Al.

"Terima kasih yach Nak Yuki, Bunda minta tolong juga Al sepertinya menyusulmu ke rumah, padahal dia sedang ada scene, dan ini bisa menghambat proses syutingnya. jadi Bunda minta tolong membuat Al kembali secepatnya" ujar Bunda Maia khawatir jika Al akan lama, dan Bunda Maia telah berjanji pada Sutradara dan Produser kalau Al akan kembali dengan cepat.

"Iyya Bunda, Yuki janji akan nyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin, dan menyuruh Al kembali sevepatnya" ujar Yuki mengiyakan keinginan Bunda Maia

Selang 1 menit Bunda Maia menelfon Yuki, terdengar bunyi langkah kaki mendekat kea rah kamarnya. Yuki mengira Mama Twina yang datang ke kamarnya namun perkiraanya salah, adalah adiknya yang melongokkan langsung kepalanya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Teteh, ada kak Al di bawah menunggu" ucap Reina yang langsung masuk ke kamarnya dan duduk di kasur. Yuki hanya menganggukkan kepalanya dan beralih menatap Reina yang memicingkan mata ke arahnya.

"Loe kenapa sich?? ngelihat gue kayak ngelakuin kejahatan ma loe???" Tanya Yuki kea rah Reina.

"Yach nggak ada apa-apa sich Teteh, tapi kayaknya kak Al deh yang kenapa-napa" ujar Reina lagi

"Sok tahu loe, emank kam psikolog tahu karakter orang dengan melihat saja" ujar Yuki sambil berjalan kearah ruang tamu.

Saat turun, Yuki langsung menuju ke ruang tamu, Yuki sudah berjanji akan menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Al bisa kembali, walaupun tidak sampai menyelesaikan secara tuntas. Yuki berharap Al mau kembali ke lokasi syuting secepatnya.

"Al, ada apa" Tanya Yuki seakan-akan tidak terjadi atau mendengar apapun. Walaupun dalam hati sedikit tercubit dan ingin egois, tapi untuk saat ini Yuki akan menjadi kakak yang saja terlebih dahulu.

Al langsung memeluk Yuki, dan membenamkan wajahnya ke bahu Yuki. Yang dipeluk hanya mematung, dia tidak menyangka kalau Al akan bertingkah seperti ini.

"MAaf, Maaf, MAaf" ujar Al berulang ulang. Yuki kemudian melepaskan diri pada rengkhan erat Al, kemudian mengacak-acak rambut panjang Al.

"Yach nggak ada yang perlu dimaafin Al, setidaknya loe udah berusaha memperbaiki keadaan kan??" ujar Yuki sanksi, kalau Al ingin memperbaiki keadaan ini.

"Aku,,"ujar Al tidak tahu harus mengatakan dari mana.

"Yach udahlah,, duduk dulu gich,, gue mau ngomong serius ini" ujar Yuki menatap mata Al

"Mau ngomong apa??" Tanya Al mulai gelisah.

Pikiran Al ngelantur, dia berharap Yuki ingin mengakhiri hubungan persahabatan mereka, Yuki tidak ingin melihat dan berteman dengan Al, bahkan Yuki mngkin ingin saat bertemu dengan dirinya tidak mengenal satu sama lain. Dan semua itu merugikan bahakn sangat menyakiti Al. Tapi bagaimanapun saat ini pihak Yuki yang tersakiti.

"Al,," ujar Yuki sambil menatap Al,

Al yang namanya di panggil langsung menatap mata Yuki, mata yang menenangkan nya, mata yang meneduhkankannya, kini mata itu takut ia tatap, namun sekali lagi mata itu menghangatkan hatinya. Setelah mendapatkan perhatian Al, yuki kembali berucap

"Al, aku pengen ketemu Alyssa," ujar Yuki

To Be Continue

CintaWhere stories live. Discover now